Kehamilan

Kehamilan Trimester 3

Siti Nurmayani Putri, 25 Agt 2022

Ditinjau Oleh dr. Kartika Indah Adhita Wilda Cory, Sp.OG

Ketika memasuki trimester ketiga kehamilan, ibu bisa mengalami sejumlah gejala, seperti munculnya kolostrum dan nyeri selangkangan. Ketahui perubahan tubuh, perkembangan janin, hingga tipsnya disini.

Kehamilan Trimester 3

Trimester ketiga adalah fase terakhir kehamilan. Fase ini bermula pada minggu ke-28 hingga ibu melahirkan, yaitu sekitar minggu ke-40 alias bulan ke-9 kehamilan.

Total, hamil trimester 3 ada berapa minggu? Trimester ketiga berlangsung sekitar 13 minggu alias tiga bulan.

Saat memasuki trimester ketiga kehamilan, artinya dibutuhkan tiga bulan lagi untuk ibu menyambut kelahiran si kecil. Perubahan fisik dan mental masih dialami ibu ketika hamil 7, 8, dan 9 bulan. Hal ini tidak lepas dari perkembangan bayi selama hamil tua.

Di bawah ini penjelasan lengkap seputar perubahan tubuh, perkembangan janin, hingga tips menjaga kehamilan trimester 3 yang perlu Mama tahu.

Apa yang Terjadi pada Ibu?

Setelah melewati trimester pertama dan trimester kedua, ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh ibu.

Namun, tidak berhenti sampai situ, di bulan-bulan terakhir kehamilan, ada sejumlah keluhan ibu hamil trimester 3 dan cara mengatasinya yang bisa diterapkan, berikut penjelasannya: 

1. Sakit Kepala

Kurang tidur, stres, kepanasan, aroma tidak sedap, dan beberapa faktor lain dapat memicu sakit kepala pada ibu hamil trimester 3. Sakit kepala yang muncul juga bisa berupa migrain.

Untuk mengatasinya, sebaiknya ibu hamil mengatur pola makan, rutin minum air putih dan berolahraga, serta tidur yang cukup. 

2. Insomnia

Susah tidur saat hamil trimester 3 merupakan kondisi yang umum terjadi. Diperkirakan, insomnia saat hamil trimester 3 dialami sekitar 75 persen wanita.

Insomnia terjadi karena ibu hamil kerap mengalami keram, nyeri, maupun sering buang air kecil. Meski bukan kondisi yang berbahaya, segera konsultasikan dengan dokter agar Mama bisa mengatasi gangguan tidur selama hamil.

3. Bercak Darah

Perdarahan ringan menjelang akhir kehamilan bisa jadi tanda bahwa Mama siap untuk melahirkan. Meski begitu, bercak darah terkadang bisa pula menjadi tanda bahaya kehamilan trimester 3, seperti plasenta previa (plasenta melekat di bagian bawah rahim dan menutupi leher rahim), solusio plasenta (plasenta terpisah dari dinding rahim), atau persalinan prematur.

Apabila bercak darah muncul di trimester ketiga, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendeteksi adanya masalah pada kehamilan.

4. Kontraksi Braxton-Hicks

Sejak trimester kedua, ibu hamil bisa merasakan kontraksi ringan yang sering kali diduga sebagai tanda mau melahirkan. Namun, kontraksi otot yang menyebabkan perut kencang saat hamil trimester 3 ini terjadi secara tidak teratur. Kondisi ini dinamakan kontraksi palsu alias Braxton-Hicks.

Biasanya, perut keram saat hamil trimester 3 muncul pada sore atau malam hari, setelah beraktivitas fisik atau sehabis berhubungan seks. 

Meski normal terjadi, segera hubungi dokter ketika kontraksi palsu terjadi secara teratur disertai sesak napas dan wajah memerah, ya!

5. Sesak Napas

Rahim yang semakin membesar dapat berkembang hingga ke bawah tulang rusuk. Hal ini menyebabkan paru-paru tertekan dan membuat ibu hamil sulit bernapas.

Saat kesulitan bernapas, kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Hal ini bisa menjadi penyebab pusing pada ibu hamil trimester 3. 

Untuk mengatasi sesak napas, bumil bisa latihan pernapasan. Apabila sesak napas masih terjadi disertai dengan batuk, mengi, atau jantung berdebar saat hamil trimester 3, segera konsultasikan dengan dokter, ya!

6. ASI Mulai Keluar dan Rembes

Di akhir kehamilan trimester 3, payudara bumil bisa tumbuh hingga 0,9 kilogram (kg). Untuk mengurangi sakit punggung akibat membesarnya payudara, bumil perlu menggunakan bra yang nyaman.

Selain payudara membesar, puting payudara bumil juga mengeluarkan ASI yang berwarna cairan kuning. Kelak, cairan yang disebut kolostrum ini berperan sebagai asupan makanan bayi selama beberapa hari pertama setelah dilahirkan. 

7. Keputihan

Ibu hamil bisa mengalami keputihan berlebih saat hamil trimester 3. Mendekati tanggal persalinan, cairan keputihan bisa terlihat lebih kental, bening, serta mengandung sedikit darah.

Penyebab keputihan saat hamil bisa beragam. Namun, keputihan di trimester tiga ini bisa menjadi tanda bahwa serviks (leher rahim) bumil mulai melebar dan siap untuk melahirkan. Meskipun keputihan adalah kondisi yang umum terjadi selama kehamilan, tetapi keputihan disertai gatal pada ibu hamil trimester 3, berbau, dan berubah warna bisa menjadi tanda keputihan abnormal.

Keputihan yang terjadi mendadak dan sangat banyak juga bisa jadi pertanda pecahnya ketuban ibu hamil. Diperkirakan, sekitar 8 persen ibu hamil mengalami ketuban pecah sebelum kontraksi (kondisi rahim mengencang dan mengeras) dimulai. Segera hubungi dokter apabila bumil mengalami kondisi ini, ya!

Artikel Lainnya: Ibu Hamil Keputihan, Apakah Berbahaya bagi Janin?

8. Kelelahan

Apabila di trimester kedua ibu hamil memiliki energi yang banyak, bumil akan kekurangan banyak tenaga selama trimester ketiga kehamilan. 

Penyebabnya karena bumil sering kelelahan akibat rahim yang semakin membesar, sering buang air kecil, dan mengalami kecemasan sebagai calon orangtua. Hal ini bisa membuat ibu hamil merasa lemas saat hamil trimester 3.

Sebaiknya, saat lemas, bumil mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan energi tubuh. Bila merasa lelah dan ngantuk saat hamil trimester 3, cobalah tidur siang atau duduk relaks selama beberapa menit.

9. Naiknya Asam Lambung

Cairan asam lambung bisa naik akibat kadar hormon progesteron meningkat selama kehamilan. Hormon progesteron bisa melemaskan sejumlah otot pencernaan. 

Salah satu otot yang terdampak adalah katup sfingter atau cincin otot yang berperan menahan naiknya cairan asam lambung. Ketika asam lambung naik, ibu hamil bisa merasakan nyeri ulu hati saat hamil trimester 3 serta sensasi rasa terbakar di dada.

Otot yang bertugas memindahkan makanan yang dicerna melalui usus juga melemah. Hal ini memicu diare pada ibu hamil trimester 3.

Untuk mengatasi refluks (naiknya) asam lambung, cobalah makan dalam porsi kecil, tetapi sering, serta minum air putih yang cukup. Hindari makanan pedas ataupun berminyak, seperti gorengan. Jangan juga makan buah yang asam, seperti jeruk.

Artikel Lainnya: Bolehkah Mengonsumsi Obat Mag Saat Hamil?

10. Nyeri Selangkangan

Jelang persalinan, hormon relaksin yang diproduksi selama kehamilan menyebabkan sendi yang terletak di antara tulang pubis kiri dan kanan terpisah. Akibatnya, bumil mengalami nyeri selangkangan dan perut bawah sakit saat hamil trimester 3. Meski terasa menyakitkan, hal ini tidaklah berbahaya. 

Namun, jika nyeri selangkangan disertai kontraksi secara terus-menerus, nyeri punggung bawah, mual di trimester 3, dan keputihan bercampur darah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, ya!

11. Sakit Punggung dan Pinggang

Hormon kehamilan dapat mengendurkan jaringan ikat yang menahan tulang, terutama daerah panggul. Meregangnya ligamen juga menyebabkan sakit pinggang saat hamil trimester 3 dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada area panggul.

Ketika duduk, pilihlah kursi dengan penyangga punggung yang baik. Usahakan pula posisi tidur ibu hamil trimester 3 dalam keadaan miring dengan bantal terselip di antara kedua kaki.

Kenakan sepatu bertumit rendah agar merasa nyaman ketika berjalan. Jika sakit punggung terasa sangat menyiksa, segera hubungi dokter, ya!

Artikel Lainnya: Mengatasi Nyeri Punggung Bawah Saat Hamil Besar

12. Kesemutan

Tingginya hormon relaksin selama kehamilan bisa menjadi penyebab kesemutan pada ibu hamil trimester 3.

Hormon ini dapat menyebabkan ligamen meregang dan mengubah postur tubuh ibu hamil. Akibatnya, bumil bisa mengalami kesemutan di kaki, paha, punggung, hingga bokong.

Jika ibu hamil mengalami mati rasa dan kesemutan, pijat area tersebut secara lembut, lakukan peregangan, dan gunakan bantal khusus ibu hamil ketika tidur.

Perkembangan Janin dan Cara Menjaga Janin

Memasuki kehamilan trimester 3, panjang bayi bisa mencapai sekitar 48,26 - 53,34 sentimeter (cm). Penambahan berat badan janin trimester 3 juga terjadi. Si kecil bisa memiliki bobot sekitar 2,7 - 4,1 kg.

Di bawah ini perkembangan janin trimester 3 setiap bulannya:

1. Perkembangan Janin pada Bulan Ketujuh

Pada bulan ke-7 dan 8 kehamilan, tulang rawan bayi akan berubah menjadi tulang keras. Sementara, tulang bagian atas tengkorak bayi lebih lunak untuk memudahkan proses persalinan.

Mama perlu memenuhi asupan kalsium dalam tubuh dengan mengonsumsi makanan tinggi kalsium yang dapat mendukung perkembangan tulang si kecil.

Gerakan janin trimester 3 juga kian aktif pada bulan ke-7. Si kecil jadi lebih sering berguling dan meregangkan badannya sehingga perut bumil terasa kencang.

Bayi lebih sering bergerak karena adanya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh ibu.

2. Perkembangan Janin pada Bulan Kedelapan

Pada kehamilan di minggu ke-32 alias bulan kedelapan, kulit bayi yang sebelumnya transparan akan menjadi lebih buram karena terisi oleh lemak. Otak bayi juga tumbuh lebih cepat sehingga si kecil kini bisa berkedip, mengatur suhu tubuh, bahkan bermimpi.

Selain itu, paru-paru bayi juga semakin matang di usia kehamilan minggu ke-31. Namun, organ pernapasan ini belum menghasilkan surfaktan, yaitu zat yang membantu bayi bernapas ketika mereka lahir.

3. Perkembangan Janin pada Bulan Kesembilan

Pada kehamilan minggu ke-36 alias bulan ke-9, kepala bayi mulai bergerak ke area panggul. Biasanya, posisi menghadap ke bawah ini menetap selama dua minggu terakhir kehamilan sekaligus menjadi tanda bayi siap dilahirkan. 

Menurut Pregnancy Birth & Baby, sekitar 1 dari 25 bayi berada dalam posisi sungsang, yaitu kepala tidak berada di posisi bagian bawah rahim yang dekat dengan jalan lahir.

Di minggu 36, lemak terus mengisi tubuh bayi. Hal ini terjadi ketika bayi mulai melepaskan vernix (zat lilin yang melindungi kulit si kecil dari cairan ketuban) dan lanugo (rambut halus yang lembut). Kini, kulit bayi tidak lagi transparan.

Artikel Lainnya: Persiapan Persalinan Prematur yang Mesti Diketahui Ibu Baru

Pemeriksaan Trimester 3

Pemeriksaan Trimester 3

Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester ketiga. Di bawah ini sederet pemeriksaan kehamilan trimester 3 yang bisa Mama lakukan:

1. Tes Darah dan Urine

Pada trimester ketiga kehamilan, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan darah dan urine. Tujuan pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil trimester 3 untuk mendeteksi adanya infeksi, preeklampsia, anemia, atau komplikasi lain yang sering dialami jelang minggu terakhir kehamilan.

2. Pemeriksaan Panggul

Pada beberapa minggu terakhir kehamilan, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat apakah serviks (leher rahim) sudah siap untuk melahirkan. Biasanya, kondisi leher rahim yang siap melahirkan jadi melunak, menipis, dan cenderung terbuka.

Perubahan ini dapat terjadi secara perlahan atau cepat selama berminggu-minggu, berhari-hari, atau berjam-jam sebelum persalinan.

Tidak jarang, pembukaan serviks baru dimulai beberapa minggu sebelum persalinan. Kemudian, leher rahim berhenti membesar. Proses ini sering terjadi secara tidak terduga.

3. Skrining Streptokokus Grup B

Pada usia kehamilan minggu ke-35 hingga 37, ibu hamil bisa melakukan skrining streptokokus grup B untuk mendeteksi adanya bakteri streptokokus grup B.

Bakteri streptokokus grup B adalah penyebab utama infeksi yang bisa mengancam jiwa bayi baru lahir. Infeksi bakteri ini juga bisa menyebabkan cacat intelektual, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran.

Jika hasil skrining streptokokus grup B positif, nantinya bumil akan diberikan antibiotik untuk dikonsumsi selama persalinan. Hal ini bertujuan untuk melindungi bayi agar tidak terinfeksi bakteri saat lahir.

Artikel Lainnya: Cek Darah saat Hamil, Perlu atau Tidak?

4. Pemantauan Detak Jantung Janin

Pemantauan detak jantung janin elektronik bisa dilakukan selama kehamilan hingga persalinan. Detak jantung janin dapat menunjukkan apakah janin akan baik-baik saja atau berada dalam masalah. 

Biasanya tes ini dilakukan setelah minggu ke-20 kehamilan.

5. Tes Stres Kontraksi dan Non-Stres 

Ibu yang memiliki kehamilan berisiko tinggi perlu melakukan non-stress test (NST) setiap minggunya. Contoh kehamilan berisiko tinggi yang perlu tes non-stres, yaitu mengandung lebih dari satu janin atau menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. 

Tes non-stres dilakukan dengan mengikatkan monitor di perut bumil. Monitor akan mengukur detak jantung saat janin bergerak.

Ibu dengan kehamilan berisiko tinggi juga bisa melakukan tes stres kontraksi. Pada tes stres kontraksi, detak jantung bayi diukur sebagai respon terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi puting.

Dokter melakukan tes stres kontraksi untuk memprediksi kemampuan bayi menghadapi stres selama persalinan.

6. USG

Pada trimester 3, ibu hamil juga perlu melakukan tes ultrasonografi (USG). Biasanya, tes USG dilakukan 1-2 kali. Jika memiliki anak kembar, biasanya tes USG akan dilakukan lebih sering untuk memeriksa posisi dan pertumbuhan bayi.

Umumnya, pemeriksaan USG dilakukan pada usia kehamilan 30, 34, 36, dan 38 minggu. Apabila bayi belum lahir, pemeriksaan kehamilan juga bisa dilakukan pada usia 40, 41, dan 42 minggu.

Jika diperlukan, dokter akan menggabungkan tes non-stres dengan USG untuk memeriksa pernapasan, gerakan janin, tonus otot, serta cairan ketuban.

Terdapat beberapa hal yang perlu ditanyakan saat USG trimester 3, di antaranya jumlah janin, ukuran dan berat janin, gerakan janin, denyut jantung, kondisi organ, hingga jumlah cairan ketuban yang dapat memengaruhi kondisi kehamilan dan proses persalinan.

Nah, hasil USG bisa diperoleh pada hari pemeriksaan. Untuk memahami cara membaca hasil USG trimester 3, Mama perlu mengenali istilah medis berikut:

  • Biparietal Diameter (BPD) digunakan untuk menentukan ukuran diameter antara dua sisi kepala bayi
  • Femur Length (FL) menentukan ukuran tulang bayi
  • Head Circumference (HC) menentukan ukuran lingkar kepala bayi
  • Gestational Age (GA) untuk mengetahui perkiraan usia kehamilan berdasarkan ukuran tungkai lengan dan kaki janin, diameter kepala, maupun perkembangan organ si kecil
  • Gestational Sac (GS) untuk mengetahui ukuran rongga ketuban dengan mengukur rata-rata diameter kantung kehamilan
  • Abdominal Circumference (AC) untuk mengetahui ukuran lingkar perut janin
  • Estimated Due Date (EDD) mengetahui perkiraan tanggal kelahiran bayi berdasarkan tanggal haid

Artikel Lainnya: Waspadai Bahaya Ibu Hamil yang Kurang Gizi

Pola Makan Trimester 3

Penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil trimester 3. Hal ini guna menjaga kesehatan bumil dan kandungan di bulan-bulan terakhir kehamilan. 

Terdapat sejumlah vitamin dan nutrisi untuk ibu hamil trimester 3 yang wajib dikonsumsi, seperti asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, asam lemak omega-3, vitamin B, dan vitamin C. Deretan vitamin dan nutrisi tersebut bisa diperoleh dari suplemen maupun sejumlah makanan. 

Nah, makanan yang dikonsumsi ibu hamil trimester 3 harus dimasak hingga matang, ya!

Ibu hamil juga memerlukan asupan protein, zat besi, dan kalsium, salah satunya dengan mengonsumsi telur rebus. Manfaat telur rebus untuk ibu hamil trimester 3, yaitu bisa mendukung perkembangan bayi.

Bumil juga bisa mengonsumsi buah. Contoh buah yang bagus untuk ibu hamil trimester 3, antara lain jeruk, mangga, pir, alpukat, jambu biji, pisang, hingga srikaya.

Konsumsi susu hamil untuk trimester 3 juga penting! Jangan sampai bayi kekurangan nutrisi sehingga perkembangannya menjadi terganggu.

Selain itu, terdapat beberapa pantangan ibu hamil trimester 3 yang harus dihindari. Salah satunya adalah tidak mengonsumsi makanan mentah karena mengandung bakteri yang berbahaya bagi perkembangan janin.

Bagaimana dengan mi instan? Bolehkah makan mie instan saat hamil trimester 3? 

Sebaiknya, bumil menghindari konsumsi mi instan. Soalnya, mi instan mengandung bahan pengawet dan MSG yang tinggi. Jika dikonsumsi terlalu banyak, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan otak dan saraf si kecil. Akibatnya, anak bisa berkembang menjadi hiperaktif.

Artikel Lainnya: Sejumlah Buah-buahan yang Dilarang untuk Ibu Hamil

Tips Menjaga Kehamilan Trimester 3

Kelahiran si kecil hanya tinggal beberapa bulan lagi. Karenanya, bumil perlu menjaga diri dan kandungan dengan melakukan sejumlah aktivitas di trimester 3 kehamilan, di antaranya:

1. Olahraga Ibu Hamil Trimester 3

Selama trimester terakhir, ibu hamil perlu menjaga kesehatan dengan berolahraga. Olahraga untuk ibu hamil trimester 3 yang bisa dilakukan, seperti yoga dan pilates. 

Keduanya bermanfaat memperkuat panggul, meningkatkan kualitas tidur, dan meredakan cemas. Yoga dan pilates juga bisa mengurangi sakit punggung, sakit kepala, sesak napas, dan mual selama kehamilan.

Senam hamil trimester 3 seperti latihan kegel juga dapat membantu melatih otot panggul bawah dan membantu meminimalkan risiko buang air kecil setelah melahirkan.

2. Jangan Berbaring Telentang

Ibu hamil trimester 3 perlu menghindari posisi tidur telentang. Sebab, rahim berisi bayi dapat menekan vena yang mengangkut nutrisi dan oksigen untuk janin. 

Posisi tidur ibu hamil trimester 3 yang disarankan adalah berbaring ke kiri. Tidur miring ke kiri meningkatkan aliran darah ke rahim dan membantu mengalirkan nutrisi dan oksigen ke janin.

Sebaliknya, bumil tidak disarankan tidur miring ke kanan. Menurut Sleep Foundation, tidur miring ke kanan selama trimester ketiga dapat meningkatkan tekanan pada organ hati akibat bobot rahim yang kian membesar.

Artikel Lainnya: 6 Manfaat Sehat dari Olahraga saat Hamil

3. Mengatasi Stres pada Trimester 3

Stres saat hamil trimester 3 adalah kondisi yang umum terjadi. Terlebih, emosi ibu hamil trimester 3 cenderung tidak stabil menjelang persalinan.

Stres yang berlangsung setiap hari tidak boleh dianggap sepele. Soalnya, stres justru bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Untuk itu, kurangi stres dengan menjalani rutinitas baru. Luangkan pula waktu untuk beristirahat. Ibu hamil juga bisa meditasi sembari latihan pernapasan dan memikirkan hal yang positif.

4. Berhubungan Seks di Trimester 3

Manfaat berhubungan seks saat hamil trimester 3 mungkin bisa mengurangi rasa cemas jelang persalinan. Dengan catatan, ibu hamil tidak dalam kondisi kehamilan berisiko tinggi ataupun mengalami komplikasi kehamilan lainnya.

Seks saat hamil trimester terakhir sebaiknya dilakukan atas izin dokter kandungan. Terlebih, pada bulan-bulan terakhir kehamilan, bumil cenderung mengalami kelelahan akibat perut yang kian membesar dan perkembangan bayi yang semakin pesat. 

5. Pantangan Ibu Hamil Trimester 3

Jika tanggal persalinan sudah dekat, bepergian jauh dari rumah menjadi pantangan ibu hamil trimester 3. Untungnya, beberapa moda transportasi seperti pesawat sudah melarang ibu hamil 36 minggu untuk melakukan penerbangan.

Selain itu, usahakan untuk menghindari makanan mentah, seperti daging merah, daging unggas, ikan, serta buah dan sayur yang tidak dicuci bersih. Tujuannya untuk menghindari gangguan kehamilan dan terhambatnya tumbuh kembang bayi akibat bakteri yang mengkontaminasi makanan tersebut.

Artikel Lainnya: Kiat Mudah agar Janin Tetap Sehat

Pada trimester akhir kehamilan, Mama hanya perlu menghitung bulan untuk bisa bertemu dengan si buah hati. Untuk itu, #JagaSehatmu dengan menerapkan tips di atas serta menghindari pantangan selama hamil trimester 3.

Hal ini agar bayi bisa tumbuh dan kembang dengan baik, memperlancar proses persalinan dan mencegah komplikasi kehamilan.

Apabila Mama memiliki pertanyaan seputar kehamilan bulan ke-7, 8, dan 9, konsultasikan dengan dokter kandungan di KlikDokter.

Mama juga bisa menggunakan kalender kehamilan untuk mengetahui perkembangan bayi dan perubahan tubuh selama trimester akhir. Download aplikasi Klikdokter untuk mengetahui informasi lengkap seputar kehamilan!

(ADT/JKT)

KehamilanTrimester 3

Konsultasi Dokter Terkait