HomeIbu Dan anakKehamilanTahap Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 36 Minggu
Kehamilan

Tahap Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 36 Minggu

Dimas Laksono, 25 Agu 2022

Ditinjau Oleh dr. Johannes Hartono, Sp.OG

Icon ShareBagikan
Icon Like

Pada kehamilan 36 minggu alias 9 bulan, bayi mulai membuat mekonium alias feses pertamanya. Sementara, bumil jadi lebih sering pipis. Ketahui perkembangan lengkap janin 36 minggu di sini.

Tahap Perkembangan Janin di Usia Kehamilan 36 Minggu

Selamat! Mama sudah berada di usia kehamilan 36 minggu alias 9 bulan. Meski di minggu-minggu akhir trimester ketiga Mama bisa melahirkan kapan saja, diperlukan beberapa pekan lagi untuk bisa mencapai waktu melahirkan yang ideal.

Di bulan terakhir trimester ketiga ini, bayi mulai mengeluarkan mekonium alias feses pertamanya. Sementara, Mama jadi lebih sering buang air kecil.

Agar lebih paham, simak perkembangan janin 36 minggu di sini, ya Mama!

Bagaimana Perkembangan Janin pada Usia 36 Minggu?

Berat normal janin usia 36 minggu sekitar 2,7 kilogram (kg). Sementara panjangnya sekitar 46-48 sentimeter (cm) atau seukuran satu ikat kangkung.

Pada bulan terakhir kehamilan ini, janin 36 minggu sudah siap lahir kapan saja. Namun, akan lebih baik jika bayi dilahirkan pada usia persalinan normal antara pekan 38-40.

Ketika dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), posisi kepala bayi biasanya berada di bagian rahim bawah alias dekat dengan jalan lahir. Apabila posisi bayi masih sungsang atau kepalanya di atas, jangan khawatir, karena si kecil masih berpeluang mengubah posisi tubuhnya secara alami menjelang masa persalinan. Lalu, apa saja perkembangan yang dialami si kecil pada minggu ke-36? 

1. Paru-Paru dan Sistem Pencernaan Terbentuk Sempurna

Seluruh bagian paru-paru dan sistem pencernaan bayi sudah terbentuk dengan sempurna. Artinya, janin 36 minggu sudah siap lahir karena bisa bernapas dan mencerna ASI.

Hanya dalam waktu satu minggu, bayi dianggap sudah cukup bulan untuk dilahirkan.

2. Membuat Mekonium

Selama akhir trimester ketiga, sebagian besar rambut halus (lanugo) dan zat lilin (vernix caseosa) yang melindungi kulit bayi di dalam ketuban rontok. Lanugo dan zat lilin yang rontok di dalam cairan ketuban kemudian ditelan bayi.

Lalu, si kecil mengeluarkannya menjadi kotoran berwarna hijau gelap yang disebut sebagai mekonium. Ini akan menjadi kotoran pertama bayi ketika dilahirkan ke dunia. Beberapa bayi juga bisa mengeluarkan mekonium selagi masih berada dalam kandungan.

3. Sistem Kekebalan Tubuh Bayi Berfungsi

Perkembangan janin 36 minggu ditandai dengan mulai berkembangnya sistem kekebalan tubuh (imun) si kecil. Nantinya, imun akan melindungi bayi dari ancaman infeksi di luar kandungan.

Menurut National Health Service, sistem kekebalan bayi bisa meningkat saat si kecil diberikan air susu ibu (ASI). Pada gilirannya, manfaat ASI untuk bayi bisa membantu melawan infeksi. 

4. Tulang Tengkorak yang Belum Menyatu

Saat hamil 36 minggu, tulang tengkorak bayi belum menyatu sehingga tekstur kepalanya masih terasa lunak. Kondisi ini justru memudahkan bayi keluar dari perut ibu saat persalinan.

Selain tengkorak, sebagian besar tulang dan tulang rawan bayi juga masih lunak. Namun, jangan khawatir karena beberapa tahun usai si kecil lahir, semua tulang bayi perlahan mengeras.

Apa yang Dirasakan Ibu Saat Hamil 36 Minggu?

Seiring perkembangan bayi selama minggu ke-36 kehamilan, terdapat beberapa perubahan tubuh yang dialami Mama, di antaranya:

1. Bertambahnya Berat Badan

Selama kehamilan 36 minggu hingga beberapa pekan ke depan, ukuran perut ibu hamil tidak banyak mengalami perubahan. 

Meski begitu, berat badan Mama bisa bertambah sekitar 11,3 hingga 15,8 kilogram. Hal ini dikarenakan ukuran tubuh bayi dalam kandungan semakin panjang dan bobotnya kian berat.

Namun, Mama sebaiknya tetap menjaga berat badan ideal saat hamil, ya. Agar kandungan Mama sehat hingga persalinan nanti.

2. Kian Sering Buang Air Kecil

Posisi kepala janin 36 minggu yang berada di rahim bagian bawah membuat perut bumil terlihat menurun. Ibu hamil bisa merasakan tekanan di perut bagian bawah atau leher rahim.

Tekanan tersebut menyebabkan bumil sering buang air kecil. Karena sering bolak-balik ke kamar mandi untuk BAK, umumnya ibu hamil rentan mengalami infeksi saluran kemih (ISK).

Jika Mama mengalami sakit saat buang air kecil hingga anyang-anyangan, segera periksakan diri ke dokter, ya. Pasalnya, ISK berbahaya bagi ibu hamil jika tidak cepat ditangani.

Artikel Lainnya: Ibu Hamil Trimester Akhir Sering Diare, Normalkah?

3. Nafsu Makan Berkurang

Ukuran janin di dalam rahim yang semakin besar bisa menekan saluran pencernaan. Akibatnya, ibu hamil kini bisa jadi lebih sulit mengonsumsi makanan dalam porsi normal.

Karenanya, coba makan dengan porsi kecil, tapi lebih sering. Selain memastikan bayi mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang, hal ini bisa mencegah naiknya asam lambung selama kehamilan trimester akhir.

4. Lebih Mudah Bernapas

Karena posisi kepala bayi sudah berada di bagian bawah rahim, sesak napas yang dialami bumil selama trimester pertama, kedua, maupun awal trimester ketiga jadi semakin berkurang.

Soalnya, tekanan pada diafragma dan paru juga berkurang. Alhasil, Mama jadi lebih mudah bernapas.

5. Nyeri Panggul

Posisi kepala bayi yang berada di bagian bawah rahim bisa menekan panggul. Hal ini dapat menimbulkan nyeri panggul. Akibatnya, bumil trimester 3 bisa mengalami kesulitan berjalan.

Tak perlu khawatir, ada beberapa cara untuk meredakan rasa nyeri panggul saat hamil tua. Mama bisa melakukan latihan panggul, mandi air hangat, hingga memberikan kompres hangat atau memijat lembut bagian panggul yang sakit.

Artikel Lainnya: 9 Keluhan Ibu Hamil Trimester 3 dan Cara Mengatasinya

6. Merasakan Pergerakan Janin

Janin 36 minggu tetap aktif bergerak meski ukuran rahim ibu semakin menyempit akibat pertumbuhan badan bayi.  

Karena ruang rahim terlalu sempit, si kecil kini mungkin jarang menendang. Bayi kini jadi lebih sering menggeliat.

7. Perubahan Keputihan

Saat kehamilan 36 minggu, keputihan bisa meningkat karena tubuh bumil melakukan persiapan untuk melahirkan. Meski begitu, tetap perhatikan warna dan tekstur cairan keputihan, ya!

Karena bukan tidak mungkin cairan yang keluar adalah ketuban. Apabila keputihan bercampur darah ini bisa jadi tanda kelahiran prematur. Segera hubungi dokter untuk mendeteksi apakah gejala tersebut merupakan tanda persalinan yang sudah sangat dekat.

Artikel Lainnya: Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin

Tips Menjaga Kehamilan 36 Minggu

Apa yang Dirasakan Ibu Saat Hamil 36 Minggu?

Sekitar 4 minggu lagi bumil bisa bertemu dengan buah hati yang lucu dan menggemaskan! Karenanya, penting mengetahui cara menjaga kehamilan 36 minggu agar kondisi ibu dan bayi dalam kandungan tetap prima hingga hari persalinan tiba.

Berikut sejumlah tips menjaga kehamilan 9 bulan yang bisa Mama terapkan.

1. Perhatikan Perubahan Gerakan

Jangan khawatir bila gerakan bayi berubah dari menendang jadi senang menggeliat. Ini merupakan kondisi normal akibat minimnya ruang yang tersisa di dalam rahim.

Meski begitu, Mama harus terus memperhatikan gerakan si kecil. Jika gerakan janin kian intens disertai perubahan pola gerakan yang tidak biasa, segera hubungi dokter untuk mendeteksi hal tersebut.

2. Konsumsi Lebih Banyak Vitamin B6

Vitamin B6, termasuk vitamin B kompleks yang berperan mendukung perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Vitamin ini juga bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh si kecil.

Pada kehamilan usia 9 bulan, bumil sebaiknya memperbanyak konsumsi asupan vitamin B6. Terdapat sumber makanan dengan kandungan vitamin B6 yang bisa dikonsumsi, seperti pisang, alpukat, gandum, beras merah, oatmeal, bayam, semangka, hingga daging.

3. Lakukan Pemeriksaan Streptokokus Grup B

Selama minggu ke-36 atau 37 kehamilan, dokter mungkin menyarankan agar Mama melakukan pemeriksaan streptokokus grup B (SGB). 

Tes ini untuk mendeteksi keberadaan bakteri streptokokus grup B (SGB) yang biasa menjangkiti vagina. 

Bakteri SGB umumnya tidak berbahaya bagi orang dewasa. Namun, jika bumil mengidap infeksi streptokokus grup B ketika bayi lahir, ada kemungkinan bayi bisa tertular dan mengalami infeksi parah.

Infeksi bakteri SGB bisa menyebabkan cacat intelektual, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, hingga kematian bayi.

Apabila Mama terinfeksi bakteri SGB, dokter mungkin akan memberikan antibiotik selama persalinan sehingga meminimalkan risiko penularan pada anak.

Meski bayi bisa lahir kapan saja pada usia kehamilan 9 bulan, tetapi idealnya diperlukan beberapa minggu lagi agar bayi tidak lahir prematur. Untuk mencegah kelahiran prematur, #JagaSehatmu selama mengandung janin usia 36 minggu, ya!

Tips menjaga kesehatan kandungan di trimester akhir kehamilan juga bisa Mama tanyakan langsung lewat fitur konsultasi dokter kandungan di KlikDokter. Mama juga bisa mengikuti informasi lengkap seputar perkembangan janin dengan mengunduh aplikasi KlikDokter

Baca juga perkembangan janin di usia kehamilan 37 minggu, semakin dekat dengan persalinan!

(ADT/JKT)

kandunganKehamilanPerkembangan Janin

Konsultasi Dokter Terkait