Obat Demam

Obat Analgesik-Antipiretik (Obat Demam)

apt. Yulia Hakimatun Adilah, S.Farm, 03 Des 2022

Ditinjau Oleh apt. Annas Reza, S.Farm

Obat analgesik-antipiretik adalah kelompok obat yang digunakan meredakan nyeri dan meredakan demam. Bagaimana aturan pakainya?

Obat Analgesik-Antipiretik (Obat Demam)

Pengertian

Obat analgesik-antipiretik adalah kelompok obat yang digunakan meredakan nyeri dan meredakan demam.

Obat tersebut digunakan untuk meredakan berbagai nyeri, seperti sakit kepala, nyeri haid, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain, cedera, sekaligus demam.

Obat Analgesik-Antipiretik terbagi atas tiga golongan, seperti paracetamol, salisilat, dan antiinflamasi non-steroidal (AINS).

Obat analgesik-antipiretik ada yang termasuk golongan obat bebas, obat bebas terbatas, serta obat keras.

Golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dapat diperoleh tanpa resep dokter, sedangkan obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

Jenis dan Merek Dagang

Di bawah ini adalah jenis-jenis dan contoh obat antipiretik-analgesik.

1. Paracetamol 

Paracetamol adalah analgesik-antipiretik yang termasuk dalam golongan obat bebas sehingga dapat dijual bebas atau dapat diberikan tanpa resep dokter.

Terkecuali, paracetamol sediaan suppositoria dan infus tergolong obat keras sehingga hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

Merek dagang:  PamolSanmolFasidol, Panadol, Biogesic, Farmadol, Sumagesic, Tamoliv, Tempra, Paramol, Naprex

Bentuk sediaan: tablet, kaplet, drop, sirup, suppositoria, infus

Bolehkah Parasetamol untuk Ibu Hamil dan Menyusui?  

Paracetamol termasuk dalam Kategori B sehingga relatif aman digunakan untuk ibu hamil.

Sementara itu, paracetamol dapat terserap ke ASI, tetapi masih relatif aman digunakan oleh ibu menyusui.

Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum ibu menyusui mengonsumsi obat ini.

2. Acetylsalicylic acid   

Acetylsalicylic acid atau dikenal dengan nama aspirin adalah obat untuk mengatasi nyeri serta demam karena berbagai hal.

Selain itu, acetylsalicylic acid juga kerap dimanfaatkan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah sehingga bisa menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.

Merek dagang: Aspilet, Aspirin, Miniaspi, Ascardia, Thrombo Aspilets

Bentuk sediaan: tablet

Acetylsalicylic acid bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?  

Acetylsalicylic acid termasuk dalam kategori C pada kehamilan trimester 1-2. Acetylsalicylic acid tidak disarankan dikonsumsi ibu hamil.

Akan tetapi, obat dapat diberikan dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Untuk kehamilan trimester 3, penggunaan obat acetylsalicylic acid tidak disarankan karena termasuk dalam kategori D.

Kandungan acetylsalicylic acid terbukti berisiko berbahaya pada kehamilan dan janin. Obat hanya dipakai pada kondisi darurat, ketika tidak ada obat lain yang lebih aman bagi ibu hamil.

Penggunaan obat pada ibu hamil harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Sementara itu, acetylsalicylic acid dapat terserap ke ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

Penggunaannya pada ibu menyusui harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Artikel Lainnya: Anak Demam, Haruskah Diberi Obat Penurun Panas?

3. Obat Golongan AINS  

AINS atau anti-inflamasi non-steroidal adalah obat yang bekerja sebagai antiinflamasi, analgesik dan juga antipiretik.

  • Ibuprofen

Ibuprofen adalah analgesik-antipiretik yang termasuk dalam golongan obat bebas terbatas. Obat dapat dijual bebas atau dapat diberikan tanpa resep dokter.

Namun, ibuprofen sediaan tablet 400 mg, suppositoria, dan injeksi termasuk golongan obat keras sehingga obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

Merek dagang: Bufect,

Ibuprofen termasuk dalam Kategori C (kehamilan trimester 1-2). Ibuprofen tidak disarankan dikonsumsi ibu hamil, tetapi dapat diberikan dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Namun, untuk kehamilan trimester 3 penggunaan obat ini tidak disarankan, karena termasuk dalam kategori D.

Kandungan obat diketahui berisiko pada janin. Namun, obat masih bisa digunakan pada situasi darurat atau tidak ada obat lain dengan indikasi sama yang lebih aman.

Ibuprofen diketahui dapat terserap ke ASI namun relatif aman digunakan untuk ibu menyusui.

Konsultasikan terlebih dahulu sebelum ibu hamil dan menyusui mengonsumsi obat ini.

  • Asam Mefenamat

Asam Mefenamat adalah obat yang bekerja mengatasi nyeri ringan hingga sedang, misalnya sakit gigi, sakit kepala, nyeri haid, termasuk nyeri akibat trauma.

Merek dagang: Mefinal, Opistan, Ponstan, Mefinter, Lapistan, Topgesic, Fargetix, Pondex

Bentuk sediaan: tablet, kaplet, sirup

Asam Mefenamat bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Asam Mefenamat termasuk dalam Kategori C untuk kehamilan trimester 1-2. Obat ini tidak disarankan untuk ibu hamil, tetapi dapat diberikan dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Akan tetapi, pada kehamilan trimester 3, penggunaan obat asam mefenamat tidak disarankan untuk bumil karena termasuk dalam kategori D.

Terdapat bukti positif kalau kandungan obat berbahaya bagi janin. Penggunaan asam mefenamat pada ibu hamil harus melalui konsultasi dokter.

Adapun, penggunaan asam Mefenamat pada ibu menyusui harus dikonsultasikan kepada dokter. Pasalnya, obat dapat terserap ke ASI.

  • Ketoprofen

Ketoprofen adalah obat antipiretik-analgesik yang digunakan untuk mengatasi nyeri akibat berbagai kondisi, termasuk nyeri haid, nyeri sendi, dan juga cedera.

Obat ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.

Merek dagang: Kaltrofen, Retrofen, Pronalges, Profenid, Lantiflam

Bentuk sediaan: tablet, kapsul, sirup, suppositoria, gel, injeksi

Ketoprofen bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Ketoprofen termasuk dalam kategori C pada kehamilan trimester 1-2. Obat ini tidak disarankan dikonsumsi ibu hamil, tapi dapat diberikan dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Sementara itu, untuk kehamilan trimester 3, penggunaan obat Ketoprofen pada bumil tidak disarankan, karena termasuk dalam kategori D.

Ketoprofen dapat terserap ke ASI dan bisa berisiko buruk bagi janin. Penggunaan obat pada ibu hamil harus melalui konsultasi dokter.

Di sisi lain, obat ketoprofen dapat terserap ke ASI sehingga biasanya tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

Beritahukan dokter dahulu sebelum ibu menyusui akan mengonsumsi obat ini.

  • Naproxen

Naproxen adalah obat yang digunakan untuk meredakan demam, nyeri, bengkak, serta kemerahan akibat peradangan.

Misalnya, pada kondisi nyeri menstruasi, asam uratrheumatoid arthritis, dan osteoarthritis.

Senyawa di dalam obat bekerja menghambat produksi prostaglandin, zat alami yang dihasilkan tubuh saat terjadi cedera atau luka.

Dengan dihambatnya produksi prostaglandin, keluhan nyeri, bengkak, dan peradangan bisa mereda.

Merek dagangXenifarAlif

Bentuk sediaan: tablet

Naproxen bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Naproxen termasuk dalam kategori C untuk kehamilan trimester 1-2. Artinya, berdasarkan penelitian pada hewan, obat berisiko pada kehamilan, meski studi pada manusia belum pernah dilakukan.

Obat dapat digunakan ibu hamil dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Namun, pada kehamilan trimester 3, penggunaan Naproxen tidak disarankan karena termasuk dalam kategori D.

Yakni, terdapat bukti positif obat berisiko bagi janin. Obat hanya dapat digunakan pada situasi darurat dan mengancam jiwa.

Naproxen dapat terserap ke ASI, sehingga biasanya tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

Obat hanya dapat diberikan kepada busui dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya.

Artikel lainnya: Bahan-Bahan Herbal untuk Mengatasi Demam Anak

  • Diklofenak

Diklofenak adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang sering digunakan untuk meredakan gejala rheumatoid arthritis, osteoarthritisserta ankylosing spondylitis.

Selain itu, kandungan obat juga sering digunakan untuk meredakan nyeri akibat haid dan pasca-operasi.

Merek dagang: Cataflam, Kamaflam, Laflanac, Flamar, Voltaren, Voltadex, Deflamat, Fenaren, Renadinac, Flamar Eye Drop, Cendo Noncort

Bentuk sediaan: tablet, kapsul, injeksi, gel, suppositoria, tetes mata

Diklofenak bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Pada kehamilan trimester 1-2, obat diklofenak digolongkan ke dalam kategori C. Artinya, obat dapat berisiko menyebabkan gangguan pada kehamilan.

Penggunaan obat di kategori C hanya dianjurkan jika manfaat yang diperoleh ibu maupun janin lebih besar daripada risiko yang mungkin timbul.

Sementara itu, pada kehamilan trimester 3, penggunaan diklofenak tidak disarankan karena masuk dalam kategori D. Artinya, obat terbukti berisiko pada janin; dan hanya digunakan dalam situasi darurat.

Adapun, obat diklofenak biasanya tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Penggunaan pada busui akan dipertimbangkan dokter menurut risiko dan manfaatnya.

  • Meloxicam

Meloxicam adalah salah satu obat yang golongan AINS. bermanfaat sebagai antinyeri dan antiradang, kandungan obat kerap digunakan untuk beberapa kondisi, seperti rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, dan juvenile idiopathic arthritis.

Tergolong obat keras, Meloxicam digunakan harus sesuai dengan resep dokter.

Merek dagang: Meloxin, Ostelox, Movi-Cox, Atrilox, Movix, Flamoxi, Relox, Arimed, Mexpharm, Melocid, Flasicox, Artocox, Cameloc, Melogra

Bentuk sediaan: tablet

Meloxicam bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat Meloxicam masuk dalam kategori C pada kehamilan trimester 1-2. Artinya, studi pada hewan menunjukkan obat berisiko pada kehamilan, tetapi studi pada manusia belum dilakukan.

Akan tetapi, pada kehamilan trimester 3, penggunaan obat Meloxicam tidak disarankan, karena berisiko bahaya bagi janin (kategori D).

Sementara itu, karena dapat terserap ke dalam ASI, biasanya Meloxicam tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Konsultasikan dahulu kepada dokter saat busui ingin mengonsumsi Meloxicam.

  • Piroxicam

Piroxicam adalah obat antiinflamasi yang bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin, yakni hormon pemicu peradangan saat terjadi cedera.

Dengan dihambatnya prostaglandin, nyeri dan bengkak pun dapat mereda.

Merek dagang: Pirofel, Faxiden, Novaxicam, Maxicam, Scandene, Benoxicam, Omeretik, Denicam, Triadene

Bentuk sediaan: tablet, kapsul, gel

Piroxicam bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Piroxicam termasuk dalam kategori C pada kehamilan trimester 1-2. Penelitian pada hewan menunjukkan obat berisiko pada kehamilan, meski studi pada manusia belum dilakukan.

Pada kehamilan trimester 3, penggunaan obat Piroxicam tidak disarankan karena termasuk dalam kategori D. Yang artinya, obat berisiko bagi janin.

Sementara itu, Piroxicam dapat terserap ke ASI dan biasanya tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

Penggunaan obat pada ibu menyusui sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter.

  • Ketorolac

Ketorolac adalah obat yang sering digunakan pada kondisi nyeri sedang hingga berat, termasuk untuk mengatasi nyeri pasca-operasi.

Merek dagang: Toramine, Ketosic, Remopain, Torasic, Dolac, Etofion, Latorec, Trolac, Lantipain, Xevolac

Bentuk sediaan: tablet dan suntik

Ketorolac bolehkah untuk ibu hamil dan menyusui?

Untuk kehamilan trimester 1-2, obat Ketorolac termasuk dalam Kategori C. Artinya, penelitian pada hewan menunjukkan obat berisiko pada janin, meski pengujian pada manusia belum dilakukan.

Obat dapat diresepkan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya pada kehamilan.

Sementara itu, obat Ketorolac dapat terserap ke ASI sehingga tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. Obat dapat diberikan dalam pengawasan dokter dengan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. 

Artikel Lainnya: Lakukan Ini Saat Diberi Obat Pereda Nyeri oleh Dokter

Efek Samping

Efek samping obat analgesik-antipiretik dapat berbeda-beda, tergantung respons pasien. Berikut efek samping umum dari penggunaan obat analgesik-antipiretik:

  • Rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual,muntah, diare, dan tukak lambung
  • Hipersensitivitas termasuk ruam kulit, angioedema (pembengkakan pada kulit), dan bronkospasme (penyempitan saluran napas)
  • Sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran
  • Fotosensitivitas
  • Hematuria
  • Gangguan fungsi hati
  • Retensi cairan
  • Peningkatan tekanan darah
  • Kelainan darah (Trombositopenia, Leukopenia, Neutropenia)

Peringatan dan Perhatian

Sebelum menggunakan obat analgesik-antipiretik, kamu harus memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan menggunakan obat ini bila kamu alergi terhadap golongan obat ini
  • Beritahu dokter jika kamu memiliki riwayat tukak lambung, baru saja menjalani operasi, gangguan ginjal, asma, gangguan hati, hipertensi , gangguan jantung, diabetes melitus, dan hiperlipidemia
  • Beritahu dokter jika kamu sedang hamil, menyusui, atau menjalankan program kehamilan
  • Beritahu dokter atau apoteker jika kamu sedang mengkonsumsi obat lain, suplemen, atau produk herbal
  • Konsultasikan pada dokter sebelum memberikan analgesik-antipiretik pada anak-anak dan lansia
  • Segera temui dokter jika mengalami alergi, overdosis, atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi obat

Manfaatkan layanan Tanya Dokter apabila kamu ingin berkonsultasi lebih lanjut seputar kesehatan. Jangan tunggu sakit memberat. #JagaSehatmu setiap hari.

[HNS/NM]

Konsultasi Dokter Terkait