Obat Antinyeri

Aspirin

Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm, 31 Jan 2022

Ditinjau Oleh apt. Evita Fitriani., S. Farm

Meski bisa dibeli bebas untuk mengobati nyeri, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Aspirin. Begini penjelasannya.

Aspirin

Aspirin

Golongan:

Obat bebas

Kategori Obat:

Analgesik, Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (OAINS)

Dikonsumsi oleh:

Dewasa dan Anak

Bentuk obat:

Tablet

Aspirin untuk ibu hamil dan menyusui:

Aspirin sebaiknya tidak digunakan pada wanita hamil.

Peringatan Menyusui: Aspirin dapat masuk ke dalam ASI.

Pengertian

Aspirin yang biasa dikenal dengan asetosal atau asam asetilsalisilat adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan-sedang, seperti sakit kepala dan sakit gigi.

Obat ini bertindak sebagai analgesik (pereda nyeri), anti-inflamasi, dan antipiretik (penurun demam).

Meskipun dapat dibeli dengan bebas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsinya.

Apa saja? Simak penjelasan selengkapnya di sini.

Keterangan

  • Golongan: Obat bebas
  • Kelas Terapi: Analgesik; obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS)
  • Kandungan: Acetylsalicylic acid 500 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Boks, 12 strip @10 tablet
  • Farmasi: Bayer Indonesia
  • Harga: Rp5.600 - Rp12.000/strip

Artikel Lainnya: Ragam Buah Penurun Demam yang Bisa Jadi Pilihan

Kegunaan

Obat Aspirin digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti:

  • sakit kepala
  • sakit gigi
  • menurunkan demam

Dosis dan Aturan Pakai

Tujuan: Nyeri Ringan sampai Sedang

Bentuk: tablet

  • Dewasa: 1-2 tablet bila perlu, 3 kali sehari.
  • Anak usia 12 tahun ke atas: 1 tablet bila perlu, 3 kali sehari.

Cara Menggunakan

Ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan, atau sesuai dengan anjuran dokter. Jangan melebihi dosis yang sudah dianjurkan.

Konsumsi Aspirin tablet setelah makan. Telan utuh dengan segelas air putih.

Penggunaan obat ini pada anak sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Pasalnya, obat bebas tersebut dapat menyebabkan sindrom Reye (lemak menumpuk di otak, hati, dan organ lain) pada anak dan remaja.

Utamanya, jika mereka sedang terinfeksi virus, seperti cacar air atau flu.

Berhenti minum aspirin dan hubungi dokter jika:

  • demam berlangsung lebih dari 3 hari
  • rasa sakit yang dirasakan berlangsung lebih dari 10 hari
  • bagian tubuh yang sakit menjadi merah atau bengkak

Artikel Lainnya: Muncul Ruam saat Demam? Waspada Sindrom Sweet!

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu ruangan (di bawah 25 derajat Celsius). Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Selalu perhatikan tanggal kadaluarsa obat yang tertera pada kemasan.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama mengonsumsi Aspirin adalah:

  • gangguan pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, dan sakit perut
  • reaksi hipersensitivitas
  • sakit kepala
  • telinga berdenging
  • ruam

Jika Anda mengalami efek samping yang menetap atau bertambah parah, segera konsultasikan dengan dokter.

Overdosis

Penggunaan acetylsalicylic acid yang melebihi dosis dapat menimbulkan gejala:

  • muntah
  • tinnitus
  • vertigo
  • peningkatan laju pernapasan
  • hiperventilasi
  • gangguan asam basa
  • hematemesis
  • hipoglikemia, hipokalemia
  • trombositopenia
  • peningkatan INR/PTR
  • edema paru
  • efek susunan saraf pusat (misalnya kebingungan, disorientasi, koma, kejang)

Oleh karena itu, selalu perhatikan dosis yang sudah dianjurkan.

Jika terjadi overdosis, segera bawa ke fasilitas medis terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Artikel Lainnya: Mengapa Sakit Kepala Saat Menunduk?

Kontraindikasi

Jangan gunakan obat Aspirin pada kondisi berikut:

  • hipersensitif terhadap aspirin atau OAINS lain
  • ulkus peptikum
  • penyakit hemoragik
  • gangguan koagulasi (seperti hemofilia, trombositopenia)
  • asam urat
  • gangguan hati dan ginjal berat
  • anak-anak kurang dari 16 tahun dan pulih dari infeksi virus
  • kehamilan (dosis di atas 100 mg setiap hari selama trimester ketiga) dan menyusui

Aspirin tidak boleh digunakan bersama dengan obat antiinflamasi non-steroid lainnya dan metotreksat.

Interaksi Obat

Jangan minum Aspirin jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan ini:

  • obat lain untuk nyeri dan peradangan, misalnya indometasin, piroksikam
  • metotreksat (obat yang digunakan untuk mengobati gangguan kekebalan)

Beritahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut:

  • obat pengencer darah lain, misalnya warfarin, clopidogrel, heparin
  • obat-obatan untuk gangguan mood, seperti venlafaxine, sertraline, paroxetine
  • obat-obatan untuk epilepsi, misalnya fenitoin, natrium valproate
  • obat untuk asam urat, contohnya probenesid, sulfinpyrazone
  • obat untuk muntah, misalnya metoklopramid
  • obat-obatan yang digunakan dalam transplantasi organ atau gangguan kekebalan lainnya, misalnya siklosporin

Obat ini tidak boleh diminum dengan antasida karena dapat mengurangi efektivitas Aspirin.

Jika Anda harus minum antasida, berikan jeda setidaknya 2 jam setelah Anda minum Aspirin.

Artikel Lainnya: Jangan Sepelekan Sakit Kepala Bagian Belakang, Kenali Penyebabnya!

Peringatan dan Perhatian

Beritahukan dokter mengenai kondisi dan riwayat kesehatan Anda. Terlebih Anda mengalami:

  • kondisi-kondisi yang tercantum pada kontraindikasi
  • asma atau bentuk alergi lain
  • penyakit ginjal sedang
  • penyakit hati sedang
  • tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • defisiensi G6PD (kelainan darah bawaan yang mempengaruhi sel darah merah)
  • dehidrasi
  • jumlah sel darah merah rendah
  • masalah perut seperti gangguan pencernaan
  • perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan
  • hamil atau menyusui

Jika akan menjalani operasi, termasuk operasi kecil dan perawatan gigi, beritahu dokter bahwa Anda sedang minum Aspirin tablet.

Sebaiknya tidak melakukan aktivitas yang berisiko jatuh atau cedera, seperti olahraga yang memerlukan kontak fisik.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami memar yang tidak biasa (memar besar atau beberapa memar) atau pendarahan yang membutuhkan waktu lama untuk berhenti.

Kategori Kehamilan

Kategori kehamilan untuk penggunaan Aspirin belum ditetapkan secara resmi oleh FDA.

Namun, Aspirin dianggap masuk dalam kategori kehamilan D jika dosis penuh diminum pada saat kehamilan trimester ketiga.

Artikel Lainnya: Marah-Marah Bisa Bikin Sakit Kepala, Ini Fakta Medisnya

Peringatan Kehamilan

Aspirin sebaiknya tidak digunakan pada kehamilan trimester 1 dan 2, kecuali Anda sudah berkonsultasi dengan dokter.

Pada trimester 3, Aspirin dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayi sebelum atau pada saat melahirkan.

Peringatan Menyusui

Aspirin dapat masuk ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis

Konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan dokter. Manfaatkan layanan LiveChat 24 Jam dari KlikDokter.

(HNS/AYU)