Pengertian
Proxium adalah sediaan obat dalam bentuk cairan injeksi yang diproduksi oleh Promedrahardjo Farmasi Industri. Proxium digunakan untuk mengobati pasien dengan gangguan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan esofagitis atau simptom refluks yang berat dan pasien tukak lambung (ulkus peptik) yang diakibatkan konsumsi obat anti inflamasi non steroid. Proxium mengandung zat aktif Esomeprazole yang dapat menekan sekresi asam lambung, sehingga dapat menurunkan produksi asam lambung.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antasid, Obat Antirefluks dan Antiulserasi
- Kandungan: Esomeprazole 40 mg
- Bentuk: Serbuk Injeksi
- Satuan Penjualan: Vial
- Kemasan: Box, 1 Vial @ 40 mg
- Farmasi: Promedrahadjo Farmasi Industri
- Harga: Rp80.000 - Rp 115.000/ Box
Kegunaan
Proxium digunakan untuk menurunkan kadar asam lambung pada pasien dengan gangguan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dengan esofagitis atau simptom refluks yang berat dan pasien tukak lambung (Ulkus peptik) yang diakibatkan konsumsi OAINS.
Dosis & Cara Penggunaan
Proxium merupakan golongan obat keras, sehingga penggunaanya harus sesuai dengan resep dokter.
- Ulserasi (tukak) yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid
- Dewasa: dosis 20 mg diberikan sekali sehari melalui injeksi intravena lambat selama minimal 3 menit atau infus selama 10-30 menit. Beralih ke terapi oral sesegera mungkin.
- Tukak lambung dan duodenum
- Dewasa: Mencegah perdarahan ulang setelah endoskopi terapeutik: 80 mg melalui infus selama 30 menit, dapat dilanjutkan dengan infus terus menerus 8 mg/jam selama 72 jam, kemudian dapat beralih ke terapi oral yang diberikan sebagai 40 mg sekali sehari selama 4 minggu.
- Penyakit refluks gastroesofagus
- Dewasa: Esofagitis refluks erosif: dosis 40 mg sekali sehari.
- Pengobatan gejala GERD: dosis 20 mg sekali sehari. Dosis diberikan melalui injeksi lambat selama minimal 3 menit atau infus selama 10-30 menit. Beralih ke terapi oral sesegera mungkin.
- Anak usia 1-11 tahun: dosis 10 mg sekali sehari.
- Anak usia 12-18 tahun: dosis 20 mg sekali sehari. Beralih ke terapi oral sesegera mungkin.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
- Kelainan sistem hematologi dan kelenjar getah bening
- Gangguan sistem kekebalan
- Gangguan metabolisme dan nutrisi
- Gangguan jiwa
- Gangguan sistem saraf pusat
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pernapasan
- Obstruksi hati dan empedu
- Gangguan kulit dan jaringan subkutan
- Gangguan muskuloskeletal
- Obstruksi ginjal dan saluran kemih
- Gangguan reproduksi dan payudara
Overdosis
Penggunaan Esomeprazole dalam dosis berlebih dapat menimbulkan gejala:
- Kebingungan
- Sakit kepala
- Kantuk
- Takikardia (detak jantung di atas normal)
- Mual
- Diaforesis
- Mulut kering dan gejala gastrointestinal lainnya
Kontraindikasi
Hindari penggunaan bersama dengan rilpivirine, atazanavir, dan nelfinavir.
Interaksi Obat
Dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut:
- Ketokonazol
- Itrakonazol
- Atazanavir
- Ritonavir
- Diazepam
- Citalopram
- Imipramine
- Clomipramine
- Fenitoin
- Warfarin
- Derivat coumarin
- Amoksisilin
- Kuinidin
Kategori Kehamilan
FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Proxium dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Perhatian Menyusui
Esomeprazole mungkin terserap kedalam ASI; tidak ada data klinis tentang efek esomeprazole pada bayi yang disusui atau pada produksi ASI. Manfaat perkembangan dan kesehatan menyusui harus dipertimbangkan bersama dengan kebutuhan klinis ibu untuk terapi dan potensi efek samping pada bayi yang disusui dari pengobatan atau dari kondisi ibu yang mendasarinya.