Obat Gangguan Saraf

Atarax

apt. Annas Reza, S.Farm, 30 Agt 2023

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Atarax adalah obat untuk mengatasi gangguan panik dan kecemasan berlebihan. Apakah atarax mengandung alprazolam dan termasuk narkoba? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Atarax

Atarax

Golongan

Obat keras

Kategori obat

Obat Kesehatan Mental

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk obat

Tablet Salut Selaput

Atarax untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori D

Ada bukti positif bahwa obat ini berisiko terhadap janin manusia. Namun, pada beberapa kasus, penggunaan obat memiliki manfaat lebih besar ketimbang potensi risikonya.

Peringatan Menyusui

Atarax dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter jika akan menggunakan obat ini saat menyusui.

Pengertian Atarax

Atarax merupakan obat golongan psikotropika yang diproduksi oleh PT Mersifarma yang mengandung alprazolam. Alprazolam digunakan untuk mengatasi kegelisahan berlebihan akibat depresi, gangguan kecemasan, atau gangguan panik.

Di samping itu, Atarax juga diresepkan sebagai pengobatan agoraphobia. Agoraphobia merupakan ketakutan yang ekstrem atau berlebihan terhadap ruang ramai atau tempat umum tertutup.

Cara kerja Atarax yang mengandung alprazolam adalah meningkatkan efek asam gamma-aminobutyric (GABA) di otak. GABA merupakan neurotransmitter (zat kimia yang digunakan sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain) yang menghambat aktivitas di otak.

Penggunaan Atarax harus di bawah pengawasan dokter dan pembeliannya wajib menggunakan resep dokter.

Artikel Lainnya: Pernah Alami Anxiety Dreams? Ini Penyebabnya yang Perlu Dihindari

Keterangan

Atarax Tablet

  • Golongan : Obat keras
  • Kelas Terapi : Obat Kesehatan Mental
  • Kandungan : Alprazolam 0.5 mg, Alprazolam 1 mg
  • Kemasan : Box, 10 Strip @10 Tablet salut selaput
  • Farmasi : PT Mersifarma.
  • Harga Atarax Tablet : Atarax 0.5 mg: Rp. 73.125/strip, Atarax 1 mg: Rp. 112.500/strip

Kegunaan Atarax

Atarax digunakan untuk mengurangi mengobati gangguan kesehatan mental, seperti 

  • Gangguan kecemasan
  • Kecemasan terkait depresi
  • Gangguan panik
  • Agorafobia.

Dosis dan Aturan Pakai Atarax

Atarax termasuk dalam golongan obat keras. Oleh karena itu, penggunaan obat ini harus sesuai anjuran dan resep dokter.

Tujuan: Gangguan kecemasan sedang atau berat dan kecemasan terkait depresi

Bentuk: tablet

  • Dewasa: Diberikan dosis 0.25-0.5 mg 3 kali sehari, dosis ditingkatkan tiap 3-4 hari hingga mencapai dosis 3-4 mg perhari dalam dosis terbagi, tergantung kondisi pasien. Pengobatan tidak boleh lebih dari 12 minggu.
  • Lansia: Diberikan dosis 0.25 mg 2-3 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan dalam dosis terbagi, jika diperlukan, tergantung kondisi pasien.

Tujuan: Gangguan panik atau tanpa agoraphobia

Bentuk: tablet

  • Dewasa: Dosis awal diminum 0.5-1 mg sebelum tidur malam atau 0.5 mg 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 1 mg perhari selama 3-4 hari. Dosis maksimal 10 mg per hari.
  • Lansia: Dosis awal 0,25 mg 2-3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan jika diperlukan, berdasarkan kondisi dan respons tubuh pasien.

Cara Menggunakan Atarax

  • Ikuti anjuran atau petunjuk dokter saat kamu akan mengonsumsi Atarax.
  • Disarankan untuk mengonsumsi obat di waktu yang sama. Apabila kamu lupa meminum obat, segera minum jika jeda dengan waktu minum selanjutnya masih lama. Akan tetapi, jika jeda dengan waktu minum berikutnya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan.
  • Atarax dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Jangan membelah, menghancurkan, atau mengunyah Atarax, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya overdosis.
  • Penggunaan obat yang salah dan berlebihan dapat menyebabkan kecanduan dan overdosis obat.
  • Jangan menghentikan pengobatan secara tiba-tiba. Konsultasikan pada dokter mengenai efektivitas obat, dokter mungkin akan melakukan penurunan dosis secara bertahap.
  • Konsultasikan pada dokter jika keadaan kamu tidak membaik setelah mengonsumsi Atarax. Mungkin dokter bisa memberikan terapi lain yang sesuai dengan kebutuhanmu.

Cara Penyimpanan

  • Simpan di tempat kering dengan suhu sekitar 20 - 25° Celcius.
  • Jauhkan dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.

Artikel Lainnya: 8 Tips Menghilangkan Rasa Gelisah dan Cemas Berlebihan

Efek Samping Atarax

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Atarax, di antaranya:

  • Penglihatan kabur.
  • Sakit kepala.
  • Mengantuk.
  • Pusing.
  • Ataksia (pudarnya kemampuan koordinasi atas gerakan otot).
  • Amnesia (kondisi terganggunya daya ingat).
  • Kebingungan dan halusinasi.
  • Tremor (getaran atau menggigil yang terjadi secara tidak sadar).
  • Hipotensi (tekanan darah rendah).
  • Gangguan saluran cerna (termasuk mual, muntah, diare maupun sembelit).
  • Ruam kulit.
  • Perubahan libido.
  • Diskrasia darah (gangguan sel plasma darah).
  • Insomnia (kesulitan untuk tidur).

Overdosis

Penggunaan Atarax dengan dosis berlebihan dapat memperburuk efek samping. Berikut tanda dan gejala overdosis Atarax:

  • Tremor.
  • Kebingungan.
  • Koordinasi yang buruk.
  • Bicara cadel.
  • Takikardia (detak jantung cepat)
  • Keringat dingin atau sampai tidak sadarkan diri.

Pada kasus yang parah, overdosis Atarax dapat mengakibatkan halusinasi, kejang, sulit napas, nyeri dada, hingga koma.

Jika overdosis segera hubungi bantuan tim medis darurat ke nomor 112/119 atau segeralah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.

Kontraindikasi

Hindari penggunaan Atarax pada pasien dengan kondisi berikut:

  • Hindari penggunaan Atarax pada pasien dengan gangguan hati berat.
  • Insufisiensi pernapasan berat (paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik).
  • Penggunaan bersamaan dengan ketoconazole dan itraconazole.

Interaksi Atarax dengan Obat Lainnya

Informasikan dokter mengenai semua obat-obat yang sedang kamu konsumsi. Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Atarax dapat menurunkan efektifitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:

  • Meningkatkan risiko efek samping jika diberikan bersamaan dengan fluvoxamine, cimetidine, fluoxetine, pil KB, diltiazem, antibiotik golongan makrolid.
  • Meningkatkan efek samping berat jika diberikan bersamaan dengan obat golongan azole seperti ketoconazole.
  • Meningkatkan risiko gangguan pernafasan berat, jika diberikan bersamaan dengan obat golongan opioid seperti tramadol.
  • Menurunkan efektivitas alprazolam jika diberikan dengan phenytoin atau carbamazepine.

Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Atarax. Maka diingatkan untuk memberi tahu dokter semua obat baik obat kimiawi, herbal atau vitamin yang sedang atau akan kamu konsumsi.

Tidak semua obat berinteraksi dengan Atarax, namun terapi tetap disesuaikan tergantung kondisi kamu.

Peringatan dan Perhatian

  • Informasikan pada dokter mengenai riwayat alergi yang kamu miliki. Atarax tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini atau obat golongan benzodiazepine lain, seperti lorazepam atau diazepam.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Atarax, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Beri tahu dokter jika kamu pernah atau sedang menderita glaukoma, myasthenia gravis, gagal hati, gagal ginjal, atau sleep apnea. Atarax tidak boleh diberikan kepada pasien dengan kondisi tersebut.
  • Jangan berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Atarax, karena obat ini bisa menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Konsultasikan pada dokter mengenai penggunaan Atarax jika kamu pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, atau gangguan mental, seperti depresi atau pikiran untuk bunuh diri.
  • Informasikan pada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau ingin merencanakan kehamilan. Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menjalani pengobatan dengan Atarax.
  • Beri tahu dokter jika kamu sedang atau pernah menderita kejang, atau gangguan pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Informasikan ke dokter jika kamu sedang menggunakan Atarax sebelum menjalani operasi atau prosedur medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika kamu sedang menggunakan obat golongan opioid, obat antijamur, ritonavir, atau suplemen herbal St. John's wort. Beri tahu juga mengenai obat atau suplemen lain untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Segera kunjungi dokter jika kamu mengalami reaksi alergi obat, seperti overdosis, kecanduan, atau efek samping serius setelah menggunakan Atarax.

Artikel Lainnya: Penyebab Gangguan Kecemasan Sering Muncul di Malam Hari

Kategori kehamilan

Kategori D

Ada bukti positif yang menimbulkan risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko.

Misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius ketika obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Peringatan Kehamilan

Boleh digunakan jika obat memiliki manfaat lebih besar daripada potensi risikonya.

Peringatan Menyusui

Atarax dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat.

Penyakit Terkait

Alternatif Obat Sejenis Atarax

Segera atasi gangguan kecemasan yang dialami dengan penanganan yang tepat. Yuk #JagaSehatmu secara fisik maupun mental dengan download aplikasi KlikDokter! Rasakan kemudahan konsultasi kesehatan mental kamu 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

(APR)