HomeGaya hidupPerawatan PriaKelainan yang Dapat Terjadi pada Testis
Perawatan Pria

Kelainan yang Dapat Terjadi pada Testis

Endah Murniaseh, 17 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Terdapat beberapa kelainan atau penyakit testis yang akan berpengaruh pada fungsinya dalam sistem reproduksi pria. Ketahui selengkapnya di sini.

Kelainan yang Dapat Terjadi pada Testis

Testis merupakan sistem reproduksi pria yang berfungsi untuk menghasilkan hormon testosteron dan membuat sperma. 

Saat testis mengalami kelainan atau terkena penyakit testis, maka akan memicu permasalahan, seperti ketidakseimbangan hormon, disfungsi ereksi, maupun infertilitas.

Ketahui beberapa kelainan pada testis, seperti yang dilansir dari Cleveland Clinic dan WebMD, lewat ulasan berikut ini.

Daftar Kelainan Testis

Kelainan testis yang ringan mungkin tidak akan berpengaruh besar pada kesuburan Anda ketika sudah melalui proses perawatan. 

Namun, ketika sudah parah, sulit memiliki keturunan bisa menjadi permasalahan yang selanjutnya harus Anda hadapi.  

Berikut adalah daftar kelainan atau penyakit testis yang perlu Anda ketahui:

1. Cedera Testis

Testis umumnya mengalami cedera saat seseorang sedang berolahraga. Terutama dalam olahraga kontak atau olahraga yang membuat Anda bersentuhan dengan objek atau orang lain, contohnya sepak bola. 

Saat testis cedera, Anda dapat merasakan gejala seperti nyeri hebat di skrotum (kulit menggantung di bawah penis), memar dan bengkak di skrotum, rasa sakit dan tidak nyaman di perut bagian bawah, serta muntah dan mual.

Pada kasus cedera ringan, testis dapat sembuh secara alami tanpa adanya efek berkepanjangan. 

Kompres dingin area yang cedera untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindari bengkak. 

Jika perlu, Anda bisa mengkonsumsi obat yang disarankan dokter atau apoteker untuk meredakan nyeri. Kurangi aktivitas agar cedera bisa segera sembuh.

Sementara untuk kasus cedera parah, testis bisa saja pecah dan menyebabkan perdarahan. Kondisi ini mengharuskan operasi untuk memperbaiki dan menyelamatkan testis.

Artikel Lainnya: Polyorchidism, Kondisi Pria Punya Lebih dari Dua Testis

2. Torsio Testis

Melansir Urology Health, torsio testis merupakan kondisi saat jaringan di luar testis tidak melekat dengan baik.

Kondisi tersebut kemudian akan menyebabkan testis berputar di sekitar spermatic cord. Spermatic cord merupakan struktur yang berfungsi untuk mengaitkan testis ke tubuh. 

Dalam spermatic cord terdapat pembuluh darah yang akan mensuplai darah ke testis. Saat terpelintir, suplai darah ke testis akan terhambat hingga terhenti, serta menimbulkan gejala:

  • Nyeri parah yang muncul tiba-tiba.
  • Pembesaran testis.
  • Mual dan muntah.

Torsio testis bisa terjadi pada semua pria. Namun, kondisi ini lebih sering dialami saat remaja hingga pertengahan 20 tahun. Menurut dr. Devia Irine Putri, kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor.

“Bisa terjadi ketika ada riwayat cedera pada area kelamin, faktor keturunan, dan pernah mengalami torsio testis sebelumnya,” kata dr. Devia.

Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi darurat. Namun, idealnya operasi dilakukan dalam empat jam setelah gejala awal dirasakan. 

Jika operasi tidak segera dilakukan, akan mengurangi kemungkinan testis bisa diselamatkan. 

Artikel Lainnya: Timbul Jerawat Pada Testis, Normal atau Tidak?

3. Kanker Testis

Gejala yang umum dirasakan saat mengalami kanker testis adalah nyeri testis dan sensasi tumpul pada skrotum.

Sementara itu, gejala yang jarang terjadi, meliputi nyeri tumpul di perut bagian bawah, sakit punggung, pembengkakan kaki bagian bawah, sakit tulang, batuk, dan pembengkakan payudara.

Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko terkena kanker testis, yaitu usia, ras, dan riwayat keluarga.

Kanker testis dapat diatasi dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Semakin cepat deteksi dan pengobatan kanker testis, akan meningkatkan keberhasilan pengobatan.

4. Epididimitis

Epididimitis merupakan peradangan atau infeksi yang terjadi pada epididimis atau organ yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengangkut sperma di testis.

Kondisi ini terjadi karena infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual. Epididimitis akan memicu gejala nyeri skrotum, pembengkakan skrotum, demam, dan bernanah.

Kondisi ini paling umum diatasi dengan antibiotik. Sementara itu, untuk membantu mengatasinya, bisa dengan mengompres untuk mengurangi pembengkakan, penggunaan pelindung skrotum, dan penggunaan obat antiinflamasi.

Epididimitis harus segera diobati. Hal ini karena epididimitis dapat memicu tumbuhnya jaringan parut yang akan menghalangi sperma keluar dari testis. Akibatnya, akan menimbulkan masalah kesuburan, terutama jika epididimitis menyerang kedua testis. 

Untuk mengurangi risiko terkena epididimitis, Anda dapat menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

Artikel Lainnya: Kanker Testis Rentan Ganggu Kesehatan Mental Pasien

5. Hypogonadism

Hypogonadism merupakan kondisi saat testis tidak cukup memproduksi testosteron. Terdapat dua jenis hypogonadism, yaitu primary hypogonadism dan secondary hypogonadism.

Penyebab primary hypogonadism, antara lain cedera testis, efek pengobatan kanker, dan penyakit hati atau ginjal yang kronis. Sementara Secondary hypogonadism bisa disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, inflammatory diseases, meningitis, dan obesitas.

Hypogonadism yang terjadi saat pubertas bisa ditandai dengan rambut pada janggut dan kemaluan yang tidak tumbuh, serta testis dan penis tidak bertambah besar.

Jika hypogonadism terjadi pada orang dewasa, gejalanya berupa berkurangnya gairah seksual, energi yang menurun, masalah ereksi, sulit memiliki anak, dan lainnya.

Beberapa terapi penggantian testosteron dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Biasanya dokter akan mendiskusikannya jenis perawatan yang diberikan karena terapi ini akan memberikan efek samping.

6. Varikokel

Varikokel terjadi saat terjadi pelebaran pembuluh darah vena di atas testis. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. 

Namun, tetap dapat mengganggu kesuburan dan menyebabkan nyeri yang ringan hingga sedang.

7. Hydrocele

Hydrocele adalah kondisi ketika banyak cairan di sekitar testis. Kondisi ini umumnya jinak, namun jika ukurannya besar akan menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan tekanan. 

Penyebab dari hydrocele belum diketahui. Namun, cedera pada kelamin dapat memicu kondisi ini.

8. Orkitis

Orkitis merupakan peradangan yang terjadi pada satu ataupun dua testis karena infeksi maupun gondok. 

Selain itu, kondisi ini dapat terjadi karena penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia.

Itulah tadi daftar kelainan yang dapat terjadi pada testis. Pastikan Anda melakukan pengobatan dini ketika dirasa memiliki masalah pada testis. Tujuannya agar fungsi testis dalam sistem reproduksi tetap baik. 

Jika memiliki pertanyaan dengan kesehatan reproduksi, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(PUT/AYU)

Kesehatan PriaReproduksi pria

Konsultasi Dokter Terkait