HomeInfo SehatReproduksiKalbe dan BKKBN Bekerja Sama Gelar Program Baru Atasi Stunting
Reproduksi

Kalbe dan BKKBN Bekerja Sama Gelar Program Baru Atasi Stunting

Ayu Maharani, 23 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Bersama Kalbe Nutritionals dan Medika Komunika Teknologi, BKKBN melanjutkan program pemerintah untuk cegah stunting. Yuk, cari tahu di sini.

Kalbe dan BKKBN Bekerja Sama Gelar Program Baru Atasi Stunting

Stunting menjadi faktor penting yang memengaruhi pembentukan sumber daya manusia. Jika perkembangan tubuh anak terhambat akibat kekurangan nutrisi sejak kecil, maka pupus harapan bagi Indonesia untuk memiliki SDM berkualitas.

Agar hal itu tak sampai terjadi, dibutuhkan upaya pencegahan stunting yang lebih memadai. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerja sama dengan Kalbe Nutritionals dan Medika Komunika Teknologi menjalankan program pemerintah untuk mencegah stunting yaitu 1.000 Mitra untuk 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).

Tentang Program 1.000 Mitra untuk 1.000 HPK

Program 1.000 Mitra untuk 1.000 HPK dilangsungkan di Kantor Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta, pada 12 April 2021, pukul 08.00-10.15 WIB.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan sesuai protokol kesehatan dan dihadiri Kepala BKKBN, Dr. (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) serta Deputi Bid. Pengendalian Penduduk, Dwi Listyawardani.

Dari pihak Kemenko PMK, hadir Deputi Bid. Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Agus Suprapto. Lalu, Kepala Dinas P3AP2KB Sleman, Mafilindati Nurani, juga tampak dalam acara tersebut.

Tim Regional Jawa Tengah - DI Yogyakarta dari Kalbe Nutritionals dan Arlies M. Nugraha selaku Head of Account Management KlikDokter (Medika Komunika Teknologi) turut hadir.

Artikel lainnya: Penyebab dan Cara Mencegah Stunting pada Anak

“Acara yang dilangsungkan beberapa hari lalu itu merupakan rangkaian kickoff dari Program Smart Sharing. Salah satu objective dari program ini adalah memberikan intervensi nutrisi kepada masyarakat untuk dapat meminimalkan risiko stunting,” kata Arlies.

Program Smart Sharing merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR) dari Kalbe Nutritionals. Diharapkan, kontribusi ini dapat mendukung program pemerintah untuk mencegah stunting di Indonesia.

Arlies menambahkan, “Bantuan nutrisi diberikan kepada masing-masing kelompok, misalnya untuk ibu hamil usia 4-6 bulan. Mereka akan diberikan nutrisi sampai melahirkan.”

“Sedangkan, untuk busui dengan bayi 0-3 bulan, bayinya akan diberi nutrisi sampai 6 bulan. Pada bayi 6-9 bulan, bantuan nutrisi akan diberikan sampai usianya 12 bulan,” lanjutnya.

Bantuan nutrisi yang diterangkan di atas tadi berupa produk Prenagen Ibu Hamil, Prenagen Ibu Menyusui, dan Milna Bubur Bayi.

Bantuan tidak hanya berupa asupan nutrisi Kalbe Nutritionals. KlikDokter, KlikKB, dan BKKBN juga akan menggelar edukasi online (webinar) maupun offline (poster dan video) kepada masyarakat.

Artikel lainnya: Dampak Stunting pada Masa Depan Anak

Pentingnya Pengasuhan pada 1.000 HPK

Dokter Hasto Wardoyo selalu Kepala BKKBN mengatakan, "Dukungan, partisipasi, serta aksi dari pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, komunitas, dan individu sangat penting untuk menyukseskan progam ini.”

Menurutnya, fondasi utama kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh pengasuhan di 1.000 HPK, dimulai dari 270 hari masa kehamilan dan ditambah 730 hari setelah lahir (tepatnya hingga 2 tahun). Masa-masa ini tergolong periode krusial.

Dokter Hasto menegaskan, “Pada periode tersebut, terjadi perkembangan otak, sistem metabolisme tubuh, dan sistem kekebalan tubuh yang begitu cepat. Jika masa-masa itu terlewati dan anak terlanjur stunting, maka kondisinya akan sangat sulit dikoreksi.”

"Saya harap, dukungan dan bantuan seperti ini tidak berhenti sampai hari ini. Strategi dan dukungan swasta diharapkan tidak sesaat, namun berkelanjutan, minimal 6 bulan meski idealnya 1 tahun," tambahnya.

Artikel lainnya: Risiko Stunting Meningkat Saat Pandemi, Mengapa?

Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi

Indonesia masih memiliki angka kejadian stunting yang cukup tinggi. Menurut laporan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SGBI) pada 2019, prevalensi (jumlah keseluruhan) stunting di Indonesia masih sebanyak 27,67 persen.

Untuk Kabupaten Sleman, Yogyakarta, prevalensi masalah stunting di tahun 2020 menyentuh 7,24 persen. Sementara itu di Kapanewon Godean, prevalensinya masih 9,2 persen yakni 305 anak.

Kepala BKKBN juga menyampaikan, lembaganya akan bersinergi dalam mengupayakan penanganan dengan berbagai pihak. Hal ini dilakukan demi menunjang program pendampingan dan intervensi untuk masalah stunting.

Hal itu juga dibuktikannya melalui kerja sama dengan pihak Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.

BKKBN terus berupaya mendorong dari segi regulasi lewat Rancangan Peraturan Presiden terkait stunting yang sudah didukung oleh Komisi IX DPR RI. Multi-aktor dan peran stakeholder di daerah akan bersinergi untuk melakukan tugas-tugasnya di bidang ini.

Arlies juga menerangkan, kelanjutan atau rangkaian kegiatan kickoff ini akan kembali diselenggarakan sesegera mungkin di Kantor BKKBN Jakarta.

Semoga program stunting BKKBN bersama Kalbe Nutritionals dan Medika Komunika Teknologi bisa berdampak baik untuk masyarakat.

Bila ada pertanyaan seputar stunting dan pertumbuhan anak, konsultasi ke dokter spesialis anak lewat fitur Tanya Dokter di KlikDokter.

(FR/JKT)

Tumbuh Kembang Anakstunting

Konsultasi Dokter Terkait