HomeInfo SehatPencernaanYuk, Kenali Penyakit Usus Buntu Lebih Jauh!
Pencernaan

Yuk, Kenali Penyakit Usus Buntu Lebih Jauh!

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 07 Mei 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Terkadang sulit membedakan penyakit usus buntu dengan jenis sakit perut lainnya. Oleh sebab itu, kenali lebih jauh tentang penyakit ini.

Yuk, Kenali Penyakit Usus Buntu Lebih Jauh!

Usus buntu atau apendiks adalah bagian tonjolan dari sisi kanan usus besar yang menyerupai umbai cacing. Jika bagian dari usus ini mengalami peradangan maka akan terjadi penyakit radang usus buntu (appendicitis). Kondisi ini paling sering menyerang usia 18-35 tahun.

Radang usus buntu terjadi ketika usus buntu yang biasanya berisi tinja, benda asing, atau kanker tersumbat. Hal ini dapat terjadi karena infeksi, dan pembengkakan usus muncul sebagai respons dari infeksi di dalam tubuh.

Ketika ada sumbatan di usus buntu, bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan tekanan yang menyakitkan. Hal Ini juga bisa menghambat pembuluh darah di area sekitarnya, sehingga aliran darah ke usus buntu berkurang dan dapat menyebabkan gangrene atau kematian jaringan tubuh.

Jika usus buntu tersebut pecah, feses dapat mengisi rongga perut dan menimbulkan keadaan darurat medis.

Gejala usus buntu

Nyeri tumpul di dekat pusar atau perut bagian atas yang bergerak menjalar ke perut kanan bawah biasanya merupakan tanda awal dari usus buntu. Kondisi ini kemudian disertai dengan:

  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah segera setelah sakit perut dimulai
  • Perut kembung
  • Demam dari 37,6°-39°C
  • Nyeri seperti ditusuk di perut bagian atas atau bawah yang menjalar ke punggung atau rektum
  • Nyeri buang air kecil
  • Kram otot perut
  • Sembelit atau diare yang disertai keluarnya gas

Bagaimana menangani usus buntu?

Gejala usus buntu sering kali samar atau mirip dengan keluhan lain yang melibatkan organ pencernaan, saluran kemih, maupun organ reproduksi. Beratnya gejala juga tergantung dari posisi usus buntu yang dapat berbeda-beda pada setiap orang.

Pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis usus buntu adalah:

  • Pemeriksaan fisik perut
  • Pemeriksaan urine untuk menyingkirkan infeksi saluran kemih
  • Pemeriksaan colok dubur
  • Pemeriksaan darah untuk melihat adanya infeksi
  • USG dan/atau CT scan untuk melihat apakah usus buntu membengkak
  • Tes kehamilan untuk wanita

Apabila diagnosis masih meragukan, ada kemungkinan dokter akan menganjurkan untuk menunggu dan melihat perubahan gejala dalam 24 jam.

Namun, saat seseorang terbukti mengalami usus buntu, penanganan utama yang dilakukan adalah operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko pecahnya usus buntu.

Apendektomi dilakukan di bawah bius total dengan cara operasi terbuka (laparatomi) dan laparoskopi. Namun, laparoskopi tidak dapat dilakukan apabila usus buntu sudah pecah atau muncul kantong kumpulan nanah (abses).

Sebab, jika usus buntu telah membentuk abses, akan dilakukan pengeluaran cairan dan nanah disertai pemberian antibiotik terlebih dahulu. Operasi baru dapat dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi teratasi.

Pemulihan pascaoperasi usus buntu

Penyembuhan melalui laparoskopi akan lebih cepat dan lebih tidak menimbulkan nyeri pascaoperasi. Sehingga, sebagian besar pasien dapat pulang dalam 24 jam. Namun, terkadang bisa juga timbul konstipasi dan nyeri pada tepi bahu selama kurang lebih satu minggu. Untuk mengurangi keluhan ini, dianjurkan konsumsi makanan berserat dan minum yang cukup.

Penanganannya berbeda pada laparatomi tanpa komplikasi. Sebagian besar pasien dapat pulang setelah 48 jam. Keluhan yang umumnya timbul pascaoperasi laparatomi adalah nyeri dan memar pada luka operasi. Keluhan ini akan membaik seiring dengan waktu.

Selain itu, obat antinyeri juga dapat digunakan bila perlu. Tapi hati-hati, penyembuhan akan lebih lama bila usus buntu pecah dan menyebabkan peritonitis, yakni peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut.

Usus buntu dapat semakin berbahaya bila tak segera diatasi. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter, agar segera mendapatkan penanganan dan keluhan tidak bertambah parah.

[NP/ RVS]

LaparoskopiPascaoperasiUsusApendektomiRadang UsusUsus BuntuPerut KembungPeritonitis

Konsultasi Dokter Terkait