Pencernaan

Daftar Vaksin untuk Pencernaan yang Sebaiknya Tak Dilewatkan

Aditya Prasanda, 22 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Vaksin pencernaan berfungsi mencegah dampak buruk infeksi bakteri dan virus pada saluran cerna. Berikut ini jenis vaksin yang sebaiknya tak dilewatkan.

Daftar Vaksin untuk Pencernaan yang Sebaiknya Tak Dilewatkan

Vaksin merupakan produk medis berisi antigen (mikroorganisme), yang dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa bermanfaat untuk kesehatan manusia.

Setiap jenis vaksin mempunyai kegunaannya masing-masing, termasuk dalam mencegah masalah saluran pencernaan yang parah.

Vaksin pencernaan diberikan kepada orang yang sehat agar tubuhnya dapat membentuk antibodi.

Dengan demikian, tubuhnya memiliki kemampuan lebih untuk mencegah dampak buruk akibat infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan.

Berikut ini 3 jenis vaksin untuk pencernaan yang perlu Anda ketahui:

1. Vaksin Hepatitis A dan B

Hepatitis merupakan kondisi rusaknya organ pencernaan hati akibat infeksi virus hepatitis.

Penyakit ini ada banyak ragamnya, tergantung jenis virus yang menginfeksi. Beberapa di antaranya adalah hepatitis A, B, C, dan E.

Artikel Lainnya: Makanan yang Baik untuk Kesehatan Pencernaan Anda

Meski begitu, hingga saat ini, hanya ada dua jenis vaksin hepatitis yang tersedia, yaitu hepatitis A dan B.

Kedua vaksin pencernaan ini mampu menciptakan kekebalan aktif, dengan cara mengenalkan bagian virus hepatitis A dan B kepada tubuh.

Selanjutnya, tubuh mengembangkan antibodi untuk mencegah infeksi virus hepatitis A dan B di kemudian hari.

Kendati demikian, jenis vaksin tersebut tidak dapat mengobati orang yang sudah terinfeksi virus terkait, sekalipun belum menunjukkan gejala.

Berdasarkan University of Michigan Health, vaksin hepatitis A dan B direkomendasikan untuk orang dewasa yang memiliki risiko tinggi terpapar virus tersebut.

Beberapa orang yang dimaksud, misalnya mereka yang memiliki gangguan hati kronis, atau gemar melakukan hubungan seks sesama jenis.

2. Vaksin Tifoid

Demam tifoid yang lebih populer dikenal sebagai tifus atau tipes merupakan penyakit akut yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi. Umumnya, bakteri ini ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Salmonella typhi juga dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi. Pengidap tifus dapat mengalami demam tinggi, nyeri otot, sakit perut, diare, maupun sembelit.

Mencegah infeksi bakteri Salmonella typhi dapat dilakukan dengan rutin melakukan vaksinasi tifoid setiap 3 tahun sekali.

Hal ini penting bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus tersebut, misalnya orang yang gemar bepergian ke luar negeri.

Artikel Lainnya: 5 Cara Perbaiki Kesehatan Pencernaan Anda

Dijelaskan dr. Arina Heidyana, vaksin tifoid berisi bakteri Salmonella typhi yang sudah dilemahkan atau dimatikan.

“Jadi, saat masuk ke dalam tubuh, vaksin akan memicu sistem imun untuk membuat antibodi terhadap bakteri. Jadi, jika suatu saat terpapar, antibodi sudah terbentuk dan langsung bekerja mengatasi infeksinya,” jelas dr. Arina.

Karena mengandung bakteri yang dilemahkan, vaksin tifoid tidak direkomendasikan untuk pengidap HIV.

Vaksin tersebut pun tidak dianjurkan untuk orang yang menjalani terapi pengobatan, seperti kemoterapi.

Berdasarkan National Health Service, vaksin tifoid juga sebaiknya tidak diberikan kepada anak berusia di bawah 5 tahun.

3. Vaksin Rotavirus

Rotavirus merupakan penyakit saluran pencernaan akibat infeksi virus dengan nama yang sama. Virus yang sangat menular ini umumnya menyerang bayi dan anak-anak.

Infeksi rotavirus dapat menyebabkan gejala berupa diare, muntah, sakit perut, dan demam.

Kendati sembuh dengan sendirinya, infeksi rotavirus tetap harus diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi seperti dehidrasi parah.

Artikel Lainnya: Gangguan Pencernaan yang Rentan Dialami Anak

Agar terhindar dari risiko infeksi rotavirus, salah satu kuncinya adalah vaksinasi. Berdasarkan dr. Arina, vaksin untuk pencernaan yang satu ini mengandung rotavirus yang dilemahkan.

Fungsinya membantu tubuh membentuk antibodi untuk melawan infeksi rotavirus. Vaksin rotavirus itu sendiri hanya diperuntukkan bagi bayi.

Vaksin oral ini diberikan sebanyak dua dosis, yaitu ketika bayi berusia 8 minggu dan 12 minggu.

Pemberian vaksin rotavirus bagi anak dan dewasa bersifat kontraindikasi, sehingga tidak disarankan.

Itu dia 3 jenis vaksin untuk pencernaan. Agar kesehatan saluran pencernaan Anda terhindar dari dampak buruk infeksi virus dan bakteri, segera lakukan vaksinasi sesuai fungsinya, ya.

Jika butuh bantuan atau ingin tanya seputar vaksin pencernaan secara langsung kepada dokter, Anda bisa memanfaatkan layanan LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

pencernaanvaksin

Konsultasi Dokter Terkait