Kesehatan Umum

Memahami Jenis-Jenis Antibiotik yang Beredar di Indonesia dan Fungsinya

Christovel Ramot, 14 Mei 2024

Ditinjau oleh dr. Atika

Artikel ini membahas jenis antibiotik umum yang digunakan di Indonesia, termasuk mekanisme kerja dan kegunaannya. Ditulis oleh tim redaksi KlikDokter dan dr. Atika.

Memahami Jenis-Jenis Antibiotik yang Beredar di Indonesia dan Fungsinya

Antibiotik merupakan senyawa yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Di Indonesia, terdapat beragam jenis antibiotik yang tersedia untuk pengobatan.

Setiap jenis antibiotik memiliki mekanisme kerja dan kegunaan yang berbeda-beda. Dalam artikel ini, tim redaksi KlikDokter dan dr. Atika akan menjelaskan beberapa jenis antibiotik yang umum digunakan di Indonesia beserta fungsinya.

1. Penisilin

Penisilin merupakan salah satu jenis antibiotik yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Penisilin bekerja dengan cara mengganggu pembentukan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup.

Jenis antibiotik ini efektif untuk mengobati berbagai infeksi, seperti infeksi tenggorokan, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit. Beberapa contoh penisilin yang sering digunakan meliputi amoksisilin, ampicillin, dan benzylpenicillin.

Artikel lainnya: Rekomendasi Obat Tidur Tanpa Resep Dokter yang Aman dan Efektif di Apotek

2. Makrolida

Makrolida adalah jenis antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat produksi protein dalam sel bakteri. Dengan cara ini, makrolida menghentikan pertumbuhan bakteri dan membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengatasi infeksi.

Antibiotik ini sering digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia, bronkitis, dan sinusitis. Contoh makrolida yang umum digunakan antara lain azitromisin, eritromisin, dan klaritromisin.

3. Tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan jenis antibiotik yang efektif dalam mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk infeksi kulit, jerawat, dan infeksi saluran kemih.

Antibiotik ini bekerja dengan cara menghambat produksi protein dalam sel bakteri, sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.

Meskipun tetrasiklin telah digunakan secara luas, namun penggunaannya perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan dan sensitivitas terhadap sinar matahari. Beberapa contoh tetrasiklin meliputi doksisiklin, oksitetrasiklin, dan minosiklin.

4. Sulfonamida

Sulfonamida adalah jenis antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu produksi asam folat yang diperlukan untuk pertumbuhan sel bakteri.

Antibiotik ini sering digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan infeksi saluran pernapasan atas. Contoh sulfonamida yang umum digunakan antara lain trimetoprim-sulfametoksazol dan sulfadiazin.

Artikel lainnya: 17 Rekomendasi Suplemen Vitamin E Yang Bagus dan Mudah Dicari

5. Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah jenis antibiotik yang memiliki aktivitas bakterisida, artinya dapat membunuh bakteri secara langsung. Antibiotik ini bekerja dengan cara mengganggu produksi protein dalam sel bakteri.

Aminoglikosida biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik lainnya atau untuk infeksi yang berat.

Namun, penggunaannya perlu diawasi karena dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan pendengaran. Contoh aminoglikosida meliputi gentamisin, amikasin, dan streptomisin.

6. Fluorokuinolon

Fluorokuinolon adalah jenis antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mereplikasi DNA mereka.

Antibiotik ini sering digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri resisten terhadap antibiotik lainnya.

Contoh fluorokuinolon yang umum digunakan antara lain siprofloksasin, levofloksasin, dan ofloksasin.

Artikel lainnya: 10 Rekomendasi Merk Obat Radang Tenggorokan Anak Terbaik

7. Sefalosporin

Sefalosporin adalah jenis antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Mereka termasuk dalam kelas beta-laktam, yang juga mencakup antibiotik penisilin.

Sefalosporin bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri.

Seperti antibiotik lainnya, sefalosporin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi pernapasan, dan infeksi yang lebih serius seperti meningitis dan septikemia.

Namun, penting untuk diingat bahwa sefalosporin hanya efektif melawan infeksi bakteri, bukan infeksi virus seperti flu atau pilek. Contoh Sefalosporin antara lain Cefalexin, Cefuroxime, Ceftriaxone, Cefixime dan Cefepime

Artikel lainnya: Perbedaan dan Contoh Penerapan Exosome, Secretome, dan Stem Cell

Berbagai jenis antibiotik yang beredar di Indonesia memiliki peran dan mekanisme kerja yang berbeda-beda.

Penting untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan petunjuk dokter dan mengikuti dosis yang telah ditentukan untuk memastikan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi bakteri.

Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri yang dapat membahayakan efektivitas pengobatan di masa depan.

Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan antibiotik dan patuhi petunjuk penggunaannya dengan teliti.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar jenis obat yang beredar di Indonesia Kamu bisa gunakan layanan Tanya Dokter atau Kamu juga bisa gunakan layanan Temu Dokter dan buatlah jadwal.

Jangan lupa untuk rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online. Jika ingin membeli suplemen dan vitamin, Kamu bisa beli dengan mudah tanpa harus keluar rumah.

Jangan lupa untuk Download Aplikasi Klik Dokter di Playstore dan Appstore, jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu ya.