Obat Antibiotik

Streptomycin Sulfat

Klikdokter, 31 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Streptomycin kerap digunakan dalam pengobatan tuberkulosis. Namun, obat ini juga bisa digunakan untuk infeksi lainnya. Apa saja, ya?

Streptomycin Sulfat

Golongan

Obat Keras (Perlu Resep Dokter)

Kategori Obat

Aminoglikosida/Agen Antituberculosis

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan Anak

Bentuk obat

Serbuk Injeksi

Streptomycin untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori D: Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko.

Peringatan Menyusui: Streptomycin dapat masuk ke dalam ASI.

Merek Dagang

Injeksi: Streptomycin Sulfate Meiji

Pengertian

Streptomycin adalah antibiotik golongan aminoglikosida. Dokter mungkin akan meresepkan obat ini untuk Anda yang mengalami infeksi tuberkulosis.

Obat ini digunakan untuk mengobati tuberkulosis aktif. Streptomycin bekerja dengan merusak membran sel bakteri, sehingga bakteri mati.

Tak hanya digunakan untuk tuberkulosis, obat ini juga digunakan dalam pengobatan infeksi lain yang peka terhadap obat ini.

Misalnya, tularemia, brucellosis, endokarditis bakterialis, meningitis, pneumonia, infeksi saluran kemih.

Artikel Lainnya: Jangan Diabaikan, Ini Bahaya Meningitis pada Bayi

Keterangan

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: aminoglikosida/agen antituberkulosis
  • Kandungan: streptomycin sulfate 1 gram
  • Bentuk: serbuk injeksi
  • Satuan penjualan: vial
  • Kemasan: vial @1 gram
  • Farmasi: Kimia Farma; Indofarma; Lucas Djaja; Phapros
  • Harga: Rp5.000 - Rp15.000/vial

Kegunaan

Streptomycin digunakan untuk mengobati tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, seperti isoniazid, pirazinamide, ethambutol dan rifampicin.

Obat sediaan injeksi ini juga digunakan dalam pengobatan kondisi berikut:

  • Tularemia
  • Brucellosis
  • Endokarditis bakterialis
  • Meningitis
  • Pneumonia
  • Infeksi saluran kemih.

Artikel Lainnya: Waspada Bahaya Community-Acquired Pneumonia di Masyarakat

Dosis dan Aturan Pakai

Tujuan: Tuberkulosis

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: 15 mg/kg sebagai dosis tunggal setiap hari. Maksimal 1 gram setiap hari. Sebagai bagian dari rejimen intermiten: 25-30 mg/kg 2-3 kali seminggu. Maksimal 1,5 gram.
  • Anak: 20-40 mg/kg sebagai dosis tunggal setiap hari. Maksimal 1 gram setiap hari. Sebagai bagian dari rejimen intermiten: 25-30 mg/kg 2-3 kali seminggu. Maksimal 1,5 gram.
  • Lansia: maksimal 500-750 mg setiap hari.

Tujuan: Tularemia

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: 1-2 gram sehari dalam dosis terbagi selama 7-14 hari atau sampai pasien tidak demam selama 5-7 hari.
  • Anak: 15 mg/kgBB, 2 kali sehari, selama 7-14 hari. Maksimal 2 gram per hari.

Tujuan: Streptokokal Endokarditis

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: Streptomycin diberikan bersama dengan penisilin, dengan dosis 1 gram, 2 kali sehari selama 1 minggu diikuti dengan 500mg, 2 kali sehari selama 1 minggu.
  • Usia 60 tahun ke atas: 500 mg, 2 kali sehari selama 2 minggu bersamaan dengan penisilin.

Tujuan: Enterokokal Endokarditis

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: diberikan bersama penisilin dengan dosis 1 gram, 2 kali sehari selama 2 minggu diikuti dengan 500 mg, 2 kali sehari selama 4 minggu.
  • Anak: dikombinasikan dengan Penisilin, 20-30 mg/kg per hari, diberikan dalam 2 dosis terbagi.

Tujuan: Bakteremia, Brucellosis, Meningitis, Pneumonia, Infeksi Saluran Kemih

Bentuk: Injeksi

  • Dewasa: untuk penggunaan bersamaan dengan obat lain dan sebagai pengobatan lini ke-2: 1-2 g setiap hari, dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam. Maksimal: 2 gram setiap hari.
  • Anak: 20-40 mg/kg setiap hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam.

Artikel Lainnya: Penderita Asma Berisiko Mengalami Pneumonia?

Cara Menggunakan

Streptomycin akan diberikan melalui injeksi, biasanya secara intramuskular (melalui otot).

Seberapa sering Anda menerima suntikan dan lama perawatan akan tergantung pada jenis infeksi yang Anda alami dan respons Anda terhadap pengobatan.

Cara Penyimpanan

Simpan pada tempat kering, di suhu ruangan (di bawah 25 derajat Celsius), jauhkan dari paparan sinar matahari langsung.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan injeksi Streptomycin, antara lain:

  • ototoksisitas (penurunan fungsi dan kerusakan telinga)
  • nefrotoksisitas (disfungsi ginjal akibat paparan obat-obatan)
  • syok
  • ruam
  • mati rasa dan kesemutan di sekitar mulut
  • vertigo

Jika Anda mengalami salah satu efek samping di atas menetap atau bahkan memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.

Artikel Lainnya: Sakit Saat Kencing, Mungkin Ini Penyebabnya

Overdosis

Berlebihan mengonsumsi Streptomycin berisiko overdosis. Kondisi ini antara lain ditandai dengan gejala kesulitan bernapas atau pingsan.

Segera hubungi petugas medis untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.

Kontraindikasi

Streptomycin tidak boleh digunakan pada kondisi berikut:

  • alergi terhadap streptomycin dan obat golongan aminoglikosida lainnya
  • gangguan fungsi ginjal atau fungsi ginjal belum sempurna

Interaksi Obat

Streptomycin sebaiknya tidak digunakan bersama dengan obat-obat di bawah ini karena berisiko menimbulkan interaksi:

  • meomisin, kanamisin, gentamisin, sefaloridin, paronomisin, viomycin, polimiksin B, kolistin, tobramisin, dan siklosporin
  • asam etakrinat, mannitol, furosemide, dan kemungkinan diuretik lainnya
  • obat kelompok penghambat neuromuskular
  • sefalosporin
  • obat antiinflamasi non-steroid

Jika Anda menggunakan salah satu obat yang tercantum di atas atau obat lainnya, suplemen, maupun obat herbal, beritahukan dokter.

Streptomycin dapat menyebabkan vaksin bakteri hidup (seperti BCG dan vaksin tifoid) tidak memberikan efek yang baik.

Jangan imunisasi atau vaksinasi saat menggunakan obat ini, kecuali jika dokter Anda menyarankannya.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Sakit Kepala, dari yang Ringan hingga Mematikan

Peringatan dan Perhatian

Beritahukan kepada dokter jika Anda mengalami kondisi yang tercantum pada bagian ‘kontraindikasi’.

Jika Anda akan menjalankan operasi, beritahu petugas medis bahwa Anda sedang menggunakan Streptomycin.

Obat TBC ini tidak disarankan untuk digunakan pada wanita hamil karena berisiko menyebabkan ketulian pada anak.

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Streptomycin ke dalam Kategori D.

Ada bukti positif risiko pada janin manusia. Namun, penggunaan obat pada wanita hamil dapat diterima, meskipun ada risiko 

Dengan catatan, obat diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius, di mana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

Peringatan Kehamilan

Karena masuk ke dalam kategori D, ibu hamil tidak dianjurkan mengonsumsi Streptomycin.

Jika hamil saat sedang mengonsumsi obat ini, konsultasikan dengan dokter.

Artikel Lainnya: Mengenal Jenis-jenis Granuloma pada Bagian Tubuh

Peringatan Menyusui

Streptomycin dapat masuk ke dalam ASI. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

Penyakit Terkait

Rekomendasi Obat Sejenis

  • Streptomycin Sulfate Meiji

Jangan ragu mengonsultasikan masalah kesehatan Anda. Manfaatkan layanan Tanya Dokter dari KlikDokter.

(HNS/AYU)

Terakhir diperbaharui: 24 Desember 2021

Diperbaharui: Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm

Ditinjau: Apt. Evita Fitriani., S. Farm

Referensi:

E-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Diakses 2021. Streptomycin sulfate.

Medscape. Diakses 2021. Streptomycin

MIMS Indonesia. Diakses 2021. Streptomycin.

Pusat Informasi Obat Nasional. Diakses 2021. Streptomisin.

WebMD. Diakses 2021. Streptomycin sulfate.