Masalah Tiroid

Hipertiroidisme

dr. Gia Pratama, 23 Apr 2024

Ditinjau oleh dr. Gia Pratama

Hipertiroidisme merupakan kondisi kelenjar tiroid yang ‘hiperaktif’. Kondisi ini menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme

Dokter spesialis

Endokrinologis, dokter umum

Gejala

Adanya benjolan di leher, cemas, diare, susah tidur, haid tidak teratur, gangguan kesuburan, rambut rontok, tremor

Faktor risiko

Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid, paparan radiasi pada leher atau kepala dalam jumlah besar

Cara diagnosis

Pemeriksaan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone), serta kadar T4 (tiroksin), T3 (triiodotironin), pemeriksaan radioactive iodine uptake (RAIU).

Pengobatan

Pemberian obat anti-tiroid, lodine radioaktif, operasi

Obat

obat anti-tiroid (methimazole dan propylthiouracil), obat Beta-Blocker (propranolol)

Komplikasi

Aritmia, osteoporosis, tirotoksikosis, gondok toksik, krisis tirotoksik

Kapan harus ke dokter?

Adanya gejala hipertiroidisme, kelenjar tiroid di leher, bagian depan tengah, memiliki bentuk dan ukuran serupa dengan kupu-kupu.

Pengertian Hipertiroidisme

Hipertiroidisme merupakan kondisi kelenjar tiroid yang ‘hiperaktif’. Kondisi ini menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.

Kelenjar tiroid terletak di leher, bagian depan tengah, memiliki bentuk dan ukuran serupa dengan kupu-kupu. Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan metabolisme tubuh.

Artikel lainnya: Mata Menonjol, Hati-Hati Hipertiroid!

Penyebab Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terkait dengan penyakit lain. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertiroidisme adalah:

  • Penyakit graves

Merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid. Penyakit ini merupakan penyebab hipertiroidisme tersering.

  • Nodul tiroid

Adanya nodul atau tumor di kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroid akan menyebabkan hipertiroidisme. Pada kondisi nodul tiroid, biasanya kelenjar tiroid membesar asimetris.

  • Tiroiditis

Kondisi peradangan kelenjar tiroid. Pada fase awal tiroiditis, umumnya pasien akan mengalami hipertiroidisme, dilanjutkan dengan hipotiroidisme.

Selain disebabkan karena penyakit lain, hipertiroidisme juga bisa dikarenakan efek samping obat. Beberapa obat yang sering menyebabkan hipertiroidisme di antaranya adalah lithium (untuk pengobatan gangguan bipolar) dan amiodarone (untuk pengobatan gangguan irama jantung).

Faktor Resiko Hipertiroidisme

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan hipertiroidisme:

  • Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan hipertiroidisme dibandingkan dengan pria.
  • Usia: Hipertiroidisme lebih umum terjadi pada orang dewasa muda hingga usia pertengahan, meskipun dapat terjadi pada usia apa pun.
  • Riwayat keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme atau penyakit Graves, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi tersebut.
  • Paparan radiasi: Paparan radiasi pada leher atau kepala dalam jumlah besar, seperti dalam pengobatan radiasi untuk kanker, dapat meningkatkan risiko hipertiroidisme.
  • Riwayat kesehatan: Beberapa kondisi kesehatan, seperti penyakit Graves atau nodul tiroid, dapat meningkatkan risiko hipertiroidisme.
  • Kehamilan: Kondisi yang dikenal sebagai tirotoksikosis gestasional dapat terjadi selama kehamilan dan meningkatkan risiko hipertiroidisme sementara.
  • Obat-obatan: Beberapa obat, seperti amiodarone, lithium, atau interferon, dapat menyebabkan hipertiroidisme pada beberapa orang.

Penting untuk menyadari faktor risiko ini dan berkonsultasi dengan dokter jika Kamu memiliki gejala atau faktor risiko yang membuat Kamu khawatir tentang hipertiroidisme. Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan tes yang diperlukan untuk menentukan diagnosis dan merencanakan pengobatan yang sesuai.

Gejala Hipertiroidisme

Gejala hipertiroidisme yang disebabkan karena hipertiroid sangat bervariasi. Pada hipertiroid yang ringan, sering kali tak ada sama sekali gejala yang dirasakan oleh pasien. Gejala yang dapat muncul pada kasus hipertiroid, di antaranya adalah:

  • Adanya benjolan di leher
  • Mudah cemas, gelisah, atau menjadi emosional
  • Sulit berkonsentrasi pada satu hal
  • Berdebar-debar
  • Nafsu makan meningkat, tetapi berat badan turun
  • Mudah berkeringat dan mengeluh kepanasan
  • Diare
  • Susah tidur
  • Haid tidak teratur
  • Gangguan kesuburan
  • Rambut rontok
  • Tangan gemetaran (tremor)

Bila terjadi berkepanjangan, hipertiroidisme dapat menyebabkan komplikasi pada organ jantung. Komplikasi yang biasanya terjadi berupa aritmia (denyut jantung tidak teratur) dan gagal jantung.

Komplikasi lain adalah krisis tiroid, yaitu kondisi peningkatan kadar hormon tiroid yang sangat tinggi dan mendadak. Krisis tiroid biasanya dicetuskan oleh infeksi berat, cedera, operasi, atau proses persalinan. Komplikasi ini ditandai dengan demam tinggi, gaduh gelisah, dehidrasi, dan halusinasi.

Diagnosis Hipertiroidisme

Pada tahap awal proses diagnosis hipertiroidisme, dokter akan menanyakan gejala lewat serangkaian wawancara medis. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan dilanjutkan dengan pemeriksaan darah.

Pemeriksaan darah bertujuan untuk memeriksa kadar hormon tiroid. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar TSH (thyroid-stimulating hormone), serta kadar T4 (tiroksin) dan T3 (triiodotironin).

Bila diperlukan, pemeriksaan menggunakan zat radioaktif, yaitu pemeriksaan radioactive iodine uptake (RAIU) juga dilakukan.

Artikel lainnya: Gangguan Tiroid Bisa Bikin Wanita Susah Hamil

Pengobatan Hipertiroidisme

Untuk mengatasi hipertiroidisme, ada dua hal utama yang dilakukan. Pengobatan yang pertama bertujuan untuk mengatasi gejala yang muncul dengan segera dan yang kedua adalah untuk menurunkan kadar hormon tiroid.

Untuk mengatasi gejala yang muncul dengan segera, dokter akan memberikan obat golongan penghambat beta (beta blocker).

Setelah mulai mengonsumsi obat ini selama beberapa jam, umumnya gejala yang timbul akibat hipertiroidisme akan mulai mereda. Sementara itu, untuk menurunkan kadar hormon tiroid, terdapat beberapa pilihan terapi, yaitu:

  • Pemberian obat anti-tiroid

Obat anti-tiroid, seperti methimazole dan propylthiouracil (PTU), bekerja dengan cara menghentikan produksi hormon tiroid di kelenjar tiroid. Obat ini umumnya dikonsumsi setidaknya selama 1–2 tahun untuk mengontrol kondisi hormon tiroid.

  • Lodine radioaktif

Prinsip pengobatan dengan iodine radioaktif adalah menghancurkan sel yang aktif di kelenjar tiroid dengan menggunakan zat radioaktif. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan.

  • Operasi

Bila pengobatan yang lain sudah dilakukan dan belum bisa mengatasi hipertiroidisme, maka operasi pengangkatan kelenjar tiroid perlu dipertimbangkan. Operasi ini pasti dapat mengatasi hipertiroidisme, namun juga pasti akan menyebabkan komplikasi berupa hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid).

Oleh karena itu, orang yang menjalani operasi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid harus mengonsumsi obat subtitusi hormone tiroid (levotiroksin) seumur hidup.

Artikel lainnya: Mengenal Terapi Iodine Radioaktif untuk Kanker Tiroid

Pencegahan Hipertiroidisme

Hingga saat ini belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi hipertiroidisme. Namun, ada beberapa langkah yang dapat Kamu lakukan untuk membantu menjaga kesehatan tiroid Kamu dan mengurangi risiko terkena hipertiroidisme, antara lain:

  • Pemeriksaan rutin

Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter untuk memantau kesehatan tiroid dan mendeteksi masalah sejak dini.

  • Konsumsi yodium yang cukup

Yodium adalah nutrisi penting yang diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon. Pastikan asupan yodium Kamu mencukupi, tetapi jangan berlebihan.

  • Hindari paparan radiasi berlebihan

Hindari paparan radiasi berlebihan, terutama pada area leher dan kepala, yang dapat meningkatkan risiko hipertiroidisme.

  • Perhatikan gejala

Menjaga kesehatan umum dan memperhatikan gejala yang tidak biasa, seperti peningkatan denyut jantung, penurunan berat badan tanpa sebab, atau kelelahan yang berlebihan.

  • Perhatikan kesehatan mental

Hipertiroidisme dapat memengaruhi kesehatan mental, jadi penting untuk memperhatikan perubahan suasana hati atau kecemasan yang tidak biasa.

  • Pertimbangkan riwayat keluarga

Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan tiroid, diskusikan dengan dokter Kamu untuk memantau kesehatan tiroid Kamu secara teratur.

  • Perhatikan efek samping obat

Jika Kamu mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi kesehatan tiroid, perhatikan efek sampingnya dan diskusikan dengan dokter Kamu jika perlu.

Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya mencegah hipertiroidisme, langkah-langkah ini dapat membantu menjaga kesehatan tiroid Kamu dan mengurangi risiko terkena kondisi tersebut.

Jika Kamu memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid atau gejala yang mencurigakan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Komplikasi Hipertiroidisme

Jika tidak diobati, hipertiroidisme dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti:

  • Aritmia

Peningkatan hormon tiroid dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur atau terlalu cepat (aritmia), yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

  • Osteoporosis

Hormon tiroid berlebihan dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, meningkatkan risiko patah tulang atau osteoporosis.

  • Tirotoksikosis

Kondisi ini terjadi ketika kadar hormon tiroid sangat tinggi dalam darah, menyebabkan gejala yang parah seperti detak jantung cepat, keringat berlebihan, kelelahan berat, dan penurunan berat badan yang signifikan.

  • Pengaruh pada kesehatan mental

Hipertiroidisme dapat menyebabkan kecemasan, mudah tersinggung, dan masalah konsentrasi.

  • Gondok toksik

Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tiroid membesar dan menghasilkan terlalu banyak hormon, menyebabkan pembengkakan di leher.

  • Krisis tirotoksik

Ini adalah kondisi darurat yang jarang terjadi namun serius, di mana tubuh mengalami reaksi yang sangat kuat terhadap tingkat hormon tiroid yang sangat tinggi. Ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, detak jantung yang sangat cepat, dan kebingungan.

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu sebaiknya segera menghubungi dokter jika Kamu mengalami gejala hipertiroidisme atau memiliki faktor risiko untuk kondisi tersebut. Beberapa gejala hipertiroidisme yang perlu diwaspadai meliputi:

  1. Detak jantung cepat atau tidak teratur (palpitasi)
  2. Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan
  3. Berkeringat berlebihan
  4. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
  5. Kelelahan yang tidak wajar
  6. Tremor (gemetar)
  7. Sensasi panas berlebihan
  8. Kesulitan tidur
  9. Sering buang air kecil atau diare

Jika Kamu memiliki gejala tersebut atau memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan gangguan tiroid, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.

Kamu bisa kosultasi dengan dokter menggunakan fitur tanya dokter dan buat janji dokter dengan layanan temu dokter untuk konsultasi yang lebih praktis.

Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan medis & lab di KlikDokter.

Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store untuk mendapatkan informasi dan tips kesehatan lainnya dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.