Masalah Jantung dan Pembuluh Darah

Aritmia

dr. Dyah Novita Anggraini, 17 Mar 2024

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita Anggraini

Icon ShareBagikan
Icon Like

Aritmia merupakan istilah umum untuk kondisi gangguan irama jantung. Simak pengertian, penyebab, gejala, dan cara mengatasi aritmia di sini.

Aritmia merupakan istilah umum untuk kondisi gangguan irama jantung. Simak pengertian, penyebab, gejala, dan cara mengatasi aritmia di sini.

penyakit aritmia yang tidak bisa diabaikan

Aritmia

Dokter Spesialis 

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

Gejala

Jantung berdebar-debar, mudah lelah atau lemas, pusing, pingsan, nyeri dada, sesak napas, henti jantung mendadak.

Faktor risiko

Hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, stres, kurang tidur, merokol, konsumsi alkohol, penyalahgunaan NAPZA.

Cara diagnosis

Wawancara lengkap, pemeriksaan fisik, pemeriksaan rekam jantung.

Pengobatan

Mencegah terbentuknya bekuan darah di jantung, mengatur denyut jantung menjadi normal, mengontrol faktor risiko.

Obat 

Obat pengencer darah, obat pengendali irama jantung, ablasi jantung, pemasangan pacemaker.

Komplikasi 

Demensia, stroke, Alzheimer, henti jantung mendadak.

Kapan harus ke dokter?

Alami sulit bernapas, nyeri dada, dan jantung berdebar.

Pengertian

Aritmia adalah istilah umum untuk kondisi gangguan irama jantung. Pada kondisi normal, jantung akan berdenyut secara teratur dengan jumlah 60–80 kali tiap menitnya.

Namun, pada kondisi aritmia, jantung berdenyut tidak teratur, berdenyut lebih cepat, atau berdenyut lebih lambat dari kondisi normal.

Jenis

Terdapat beberapa jenis aritmia, di antaranya adalah:

  • Fibrilasi atrium, yakni aritmia akibat serambi jantung hanya bergetar, tapi tidak berkontraksi secara teratur;
  • Bradikardia, yaitu organ jantung berdenyut lebih lambat daripada seharusnya;
  • Takikardia, yaitu jantung berdenyut lebih cepat dari yang seharusnya; serta
  • Gangguan konduksi jantung, yakni aritmia yang disebabkan oleh aliran listrik di organ jantung tak berjalan sebagaimana mestinya;
  • Fibrilasi ventrikel, yaitu aritmia yang terjadi akibat bilik jantung hanya bergetar dan tidak berkontraksi dengan teratur.

Aritmia merupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami stroke berulang dan henti jantung mendadak.

Artikel Lainnya: Bolehkah Pasien Sudah Ganti Katup Jantung Menyelam?

Penyebab

Dalam kondisi normal, jantung bisa berdenyut dengan teratur dan dalam kecepatan yang normal. 

Aktivitas ini bisa terjadi karena adanya sinyal listrik yang berasal dari nodus sinoatrial (SA), yang terletak di serambi kanan jantung.

Sinyal listrik tersebut akan diteruskan ke serambi kiri, kedua bilik jantung, dan otot jantung, hingga akhirnya jantung berdenyut secara teratur. Namun, hal yang berbeda terjadi pada penderita aritmia.

Pada kondisi aritmia, terjadi gangguan pada nodus SA, gangguan pada aliran listrik dari nodus SA ke bagian jantung lainnya, atau karena adanya sumber listrik selain nodus SA yang juga berusaha untuk membuat jantung berdenyut.

Hal-hal tersebut dapat ditemui pada kondisi:

Faktor Risiko

Selain kondisi medis di atas, penyakit gangguan irama jantung ini juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:

  • kurang tidur
  • merokok
  • konsumsi alkohol berlebihan 
  • konsumsi minuman berkafein secara berlebihan 
  • tidak dapat mengelola stress dengan baik
  • penyalahgunaan NAPZA

Artikel Lainnya: Inilah Tanda Jantung Anda Tidak Sehat

Gejala

Gejala aritmia sangat beragam. Sebagian orang dengan aritmia tidaklah merasakan gejala apa pun. Bahkan, penyakit ini bisa diketahui secara tak sengaja ketika diperiksa dokter.

Ada pula penderita aritmia yang mengeluhkan jantungnya berdebar-debar. Keluhan lain yang bisa dialami oleh penderita penyakit jantung aritmia adalah:

  • Jantung berdegup lebih cepat dari normal (takikardia)
  • Jantung berdegup lebih lambat dari normal (bradikardia)
  • Merasa mudah lelah atau lemas
  • Pusing seperti melayang
  • pingsan, kadang pingsan terjadi berulang
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Henti jantung mendadak

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis aritmia, pada tahap awal dokter akan mengumpulkan informasi terkait keluhan yang dialami oleh pasien, serta melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi/ EKG). 

Pada pemeriksaan ini, pasien dalam kondisi istirahat berbaring. Tim medis akan memasang 12 sadapan listrik untuk menilai aliran listrik jantung.

Namun demikian, jika aritmia terjadi hilang timbul, pemeriksaan EKG tidak selalu dapat mendeteksi kelainan yang terjadi. 

Umumnya, akan dibutuhkan pemeriksaan lain seperti:

1. Monitor holter

Pemeriksaan EKG yang dilakukan selama 24–72 jam. Pada pemeriksaan ini, alat EKG portabel akan dipasang pada tubuh pasien.

Lalu dokter akan mempelajari gambaran irama jantung pasien selama kurun waktu monitor holter dipasang.

2. Treadmill test

Pemeriksaan EKG yang dilakukan terhadap pasien yang melakukan aktivitas berjalan atau berlari di atas treadmill

Pemeriksaan ini umumnya perlu dilakukan pada kasus aritmia yang dicetuskan oleh aktivitas fisik yang berat.

3. Uji elektrofisiologi

Pemeriksaan untuk mengetahui jalannya aliran listrik jantung. Pemeriksaan ini juga bisa mencari tahu bagian jantung yang mengalami gangguan sinyal listrik.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara membaringkan pasien, memberikan anestesi lokal, lalu dokter akan memasukkan semacam selang kateter ke dalam jantung.

Artikel Lainnya: Penyebab Jantung Berdebar dan Sakit Kepala Bersamaan

Pengobatan

Pengobatan aritmia dilakukan oleh dokter spesialis jantung. Tujuan pengobatan antara lain adalah:

  1. Mencegah terbentuknya bekuan darah di jantung akibat denyut jantung yang tak teratur. Hal ini penting karena jika ada bekuan darah di jantung yang lepas menuju otak, serangan stroke bisa terjadi sewaktu-waktu
  2. Mengatur denyut jantung sebisa mungkin mendekati normal
  3. Mengobati penyakit jantung yang menyebabkan aritmia
  4. Mengontrol faktor risiko yang dimiliki pasien seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes

Obat-obatan aritmia yang dapat digunakan antara lain:

  • Obat pengencer darah untuk mencegah terjadinya penggumpalan, seperti warfarin
  • Obat antiaritmia yang membantu mengendalikan irama jantung yang terdiri dari 5 golongan obat, yakni: 
  • Anti-aritmia golongan I: Lidocaine, Propafenone
  • Anti-aritmia golongan II: Propranolol dan esmolol  
  • Anti-aritmia golongan III: Amiodarone
  • Anti-aritmia golongan IV: Diltiazem, Verapamil
  • Anti-aritmia golongan V: Digoxin

Selain obat-obatan tak juga menolong, beberapa tindakan bisa dilakukan dokter pada kondisi tertentu, yakni:

  • Ablasi

Bila aritmia tidak terkontrol meskipun telah diberikan berbagai obat, kadang tindakan ablasi perlu dilakukan. Tindakan ini bertujuan untuk “mematikan” sinyal listrik yang tidak normal di jantung.

  • Alat Pacu Jantung

Bila aritmia disertai gejala yang berat, seperti penurunan kesadaran, syok, sesak napas, atau nyeri dada yang berat, tindakan kardioversi secara segera perlu dilakukan. Tindakan kardioversi dilakukan dengan memberikan kejutan listrik di jantung dengan alat DC shock.

  • Pacemaker

Bila aritmia berupa denyut jantung yang amat lambat dan tidak membaik setelah diberikan obat-obatan, tindakan pemasangan pacemaker (pacu jantung buatan) mungkin perlu dilakukan.

  • ICD

Implantable cardioverter-defibrillator (ICD) merupakan alat untuk mendeteksi tanda henti jantung. Alat ini secara otomatis mengalirkan listrik ketika jantung berdenyut terlalu lambat ataupun cepat. Alat ini bekerja untuk mencegah kondisi gagal jantung serta serangan jantung.

Artikel Lainnya: Latihan Pernapasan untuk Atasi Detak Jantung Tidak Teratur

Pencegahan

Untuk menurunkan risiko penyakit aritmia, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, seperti:

  • Kendalikan tekanan darah dan kolesterol agar tetap berada dalam rentang yang normal
  • Pertahankan berat badan ideal
  • Hindari paparan asap rokok
  • Lakukan olahraga secara rutin setidaknya 4 kali setiap minggu

Komplikasi

Kondisi aritmia dapat memburuk dan menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke dokter apabila mengalami nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar secara tiba-tiba.

Setelah orang mengeluhkan gejala di atas lalu mendadak pingsan, segera bawa ke IGD rumah sakit terdekat. 

Jika kalian memiliki keluhan yang sama dengan yang dipaparkan di atas, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter, dapatkan juga info mengenai penanganan penyakit jantung di Aplikasi KlikDokter

(HNS/AYU)