HomePsikologiKesehatan MentalDoomscrolling, Perilaku Suka Baca Berita Negatif yang Memicu Depresi
Kesehatan Mental

Doomscrolling, Perilaku Suka Baca Berita Negatif yang Memicu Depresi

Tamara Anastasia, 04 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Doomscrolling adalah kebiasan membaca berita buruk meski sudah buat diri jadi cemas. Apa saja dampaknya? Simak penuturan psikolog dan dokter berikut ini.

Doomscrolling, Perilaku Suka Baca Berita Negatif yang Memicu Depresi

Selama masa pandemi virus corona, kita dianjurkan beraktivitas dari rumah saja. Tak dimungkiri, dengan terus berada di rumah, waktu penggunaan ponsel pintar dan berbagai jenis gadget lainnya jadi naik drastis.

Bukannya tidak boleh main gadget, namun, jika kebiasaan ini terus dilakukan, akan ada efek samping yang mengganggu kesehatan fisik maupun mental seseorang.

Selain itu, kegiatan menatap layar ponsel terus menerus sambil mencari berita-berita terkait pandemi maupun informasi menakutkan lainnya bisa dikatakan sebagai perilaku doom scrolling. Apa itu doom scrolling?

Apa Itu Doomscrolling?

Tahukah Anda, menghabiskan waktu untuk mencari berita atau informasi di internet bisa membuat seseorang terjebak dalam situasi atau lingkaran negatif?

Apalagi jika informasi yang dibaca adalah berita-berita negatif yang menyebabkan pikiran jadi semakin gelisah, cemas, dan ketakutan.

Melansir Health, doomscrolling atau doom surfing merupakan istilah baru yang digunakan bagi mereka yang terus mencari berita buruk, membacanya, lalu menjadi cemas dan ketakutan.

Sudah tahu bikin cemas, pelaku doomscrolling bukan menghentikan aktivitasnya itu. Ia  malah jadi penasaran dan mencari tahu lebih banyak tentang informasi tersebut.

Soal ini, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa doom scrolling adalah situasi ketika seseorang terus scrolling ponselnya untuk mencari atau membaca berita negatif.

Orang tersebut akan terus membaca berita negatif walaupun informasinya membuat ia depresi, demoralisasi, stres, bahkan bikin perasaan jadi tak nyaman.

“Banyak orang yang masih melakukan doom scrolling, sebab secara naluriah otak kita memperhatikan situasi yang berpotensi berbahaya sebagai bagian dari keharusan untuk bertahan hidup,” kata Ikhsan.

“Semakin informasi itu penting untuk kita bertahan hidup, semakin kita lebih menaruh perhatian ke info negatif daripada yang positif. Contohnya, saat pandemi ini orang cemas, kan, makanya banyak yang memantau terus berita COVID-19,” tambah Ikhsan melengkapi.

Bagaimana Doomscrolling Bisa Berdampak Pada Kesehatan?

Jika kebiasaan buruk ini terus dilakukan, tentunya ada dampak buruk yang menimpa para pelaku doom scrolling. Baik dari kesehatan fisik maupun mental, keduanya sama-sama bisa terkena efek buruknya.

Lantas, apa saja dampak yang bisa terjadi ketika terus melakukan doomscrolling?

1. Dampak Kesehatan Mental

Menurut Ikhsan, dampak yang paling terlihat ketika seseorang terus melakukan doom scrolling adalah muncul rasa cemas yang berlebihan. Baginya, sengaja atau tidak sengaja membaca berita negatif, justru buat orang tersebut semakin merasa tertekan, ketakutan, cemas, panik, bahkan depresi.

“Dengan baca berita negatif, ini bisa memvalidasi perasaan khawatir kita. Kalau sudah begini, banyak aktivitas sehari-hari yang bakalan terganggu karena serba cemas dan takut untuk melakukan kegiatan apapun,” jelas Ikhsan.

2. Dampak Kesehatan Fisik

Untuk dampak kesehatannya, dr.Devia Irine Putri mengatakan mata adalah bagian yang paling terasa efeknya. Ini karena mata Anda terus menatap layar ponsel selama berjam-jam, bahkan jika waktu tidur telah tiba.

Jika terus dilakukan, mata berisiko lelah, kering, dan mata minus bisa jadi dampak buruknya.

“Selain kesehatan mata, dampak gangguan tidur, sakit kepala, menurunnya fungsi kerja otak juga bisa dialami pelaku doomscrolling. Sebab, timbul rasa depresi yang akhirnya berpengaruh pada keseluruhan kesehatan tubuh,” kata dr. Devia.

Artikel Lainnya: Anda Tim Window Shopping? Ternyata Ada Manfaat Sehatnya, lho!

Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Doomscrolling?

“Sebenarnya tidak ada yang salah dalam mengakses berita-berita tersebut. Karena wajar jika seseorang punya rasa ingin tahu terhadap berita yang mungkin bisa menyakiti dirinya sendiri. Hanya saja, kebiasaan ini tidak boleh dilakukan secara terus menerus,” ujar dr. Devia.

Dirinya pun mengatakan bahwa tahu batasan merupakan cara yang bisa dilakukan untuk menghindari dampak dari doom scrolling.

Anda bisa bertanya pada diri sendiri, apakah ada manfaat bagi diri Anda setelah membaca berita tersebut? Jika memang perilaku ini membuat pikiran jadi cemas dan depresi, sebaiknya stop membaca dan mencari tahu berita tersebut.

Sedangkan dari sisi psikologis, Ikhsan menyarankan agar Anda mengetahui terlebih dahulu sumber ketakutan pada diri Anda.

Pahami kondisi apa yang buat diri jadi tertekan, insecure (merasa tidak aman), takut, dan cemas. Apabila sudah tahu ‘akar masalahnya’ maka langkah selanjutnya adalah menghindari berita-berita yang terkait kecemasan Anda.

Itulah beberapa informasi terkait doomscrolling yang perlu Anda ketahui. Tetap saring berita negatif dari pikiran Anda, dan batasi waktu penggunaan gadget untuk menunjang kesehatan fisik lainnya.

Untuk tahu informasi atau fakta psikologis terbaru lainnya, baca terus artikel kesehatan di aplikasi KliKDokter.

(OVI/ARM)

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait