Kesehatan Mental

Mengatasi Stigma Negatif terhadap Perempuan dalam Kesehatan Mental

Christovel Ramot, 21 Apr 2024

Ditinjau oleh dr. Atika

Kesehatan mental perempuan seringkali terkait dengan stigma negatif dalam masyarakat. Artikel ini akan membahas sepuluh stigma negatif umum yang dialami perempuan dalam lingkungan masyarakat modern.

Mengatasi Stigma Negatif terhadap Perempuan dalam Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, namun sayangnya masih banyak stigma negatif yang melekat pada perempuan dalam lingkungan masyarakat modern.

Stigma-stigma ini tidak hanya merugikan secara psikologis bagi perempuan yang mengalaminya, tetapi juga dapat menghambat proses penyembuhan dan pencegahan masalah kesehatan mental.

Stigma Negatif Yang Umum Terjadi Pada Perempuan

Dalam artikel ini, untuk menyambut Hari Kartini, tim redaksi KlikDokter berbincang dengan dr. Atika untuk bersama-sama mengidentifikasi dan membahas sepuluh stigma negatif yang umum terjadi pada perempuan di masyarakat modern, serta bagaimana cara mengatasi stigma-stigma tersebut.

1. Stigma tentang kecerdasan emosional

Salah satu stigma yang masih sering ditemui adalah anggapan bahwa perempuan cenderung lebih emosional (perasa) daripada laki-laki, sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah secara rasional dipertanyakan.

Padahal, kecerdasan emosional adalah hal yang penting dan perlu diakui sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Perempuan memiliki kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi dengan lebih dalam, yang sebenarnya merupakan kelebihan dalam mengelola hubungan dan stres.

2. Stigma tentang kecantikan dan penampilan fisik

Masyarakat sering kali mengukur nilai dan martabat seorang perempuan berdasarkan pada penampilan fisiknya. Hal ini menciptakan tekanan yang besar bagi perempuan untuk selalu tampil sempurna, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.

Stigma ini juga membatasi ruang bagi perempuan untuk berkembang dalam bidang-bidang lain di luar penampilan fisik.

3. Stigma tentang peran tradisional

Meskipun banyak perempuan telah mencapai kesetaraan dalam berbagai bidang, stigma tentang peran tradisional masih sering muncul dalam masyarakat modern.

Pandangan bahwa perempuan seharusnya hanya berperan sebagai ibu rumah tangga atau hanya mampu bekerja di bidang tertentu dapat membatasi pilihan dan aspirasi perempuan, yang pada akhirnya dapat merusak kesehatan mental mereka.

4. Stigma tentang kemandirian finansial

Perempuan sering kali dianggap bergantung pada laki-laki secara finansial, dan ini seringkali dijadikan alat untuk merendahkan martabat mereka.

Padahal, kemandirian finansial adalah hal yang penting dalam memperkuat kepercayaan diri dan kesejahteraan mental perempuan.

5. Stigma tentang keseimbangan karier dan keluarga

Perempuan yang memilih untuk fokus pada karier sering kali dianggap kurang peduli terhadap keluarga. Di sisi lain, perempuan yang memilih untuk fokus pada keluarga sering kali dianggap kurang ambisius dalam karier mereka.

Stigma ini menciptakan tekanan yang tidak perlu bagi perempuan dalam mencari keseimbangan antara karier dan keluarga.

6. Stigma tentang gangguan mental

Ada stigma yang kuat terhadap perempuan yang mengalami gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan. Mereka sering kali dianggap lemah atau tidak mampu mengendalikan emosi mereka sendiri.

Padahal, gangguan mental adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan pengobatan serius, bukan sekadar hasil dari kelemahan karakter.

7. Stigma tentang keperawanan dan seksualitas

Stigma terhadap perempuan sering kali berkaitan dengan aspek seksualitas mereka. Perempuan yang tidak menunjukkan keperawanan sering kali dianggap kurang bermartabat, sementara perempuan yang mengekspresikan seksualitas mereka dianggap sebagai "tidak sopan" atau "murahan". Hal ini menciptakan tekanan yang besar bagi perempuan dalam mengelola identitas seksual mereka dengan cara yang sehat.

8. Stigma tentang pengasuhan anak

Perempuan sering kali dituntut untuk menjadi "ibu yang sempurna" yang mampu mengatasi semua tugas dan tanggung jawab terkait pengasuhan anak. Mereka sering kali dihakimi atau dikritik secara tidak adil jika tidak dapat memenuhi standar tersebut.

Stigma ini dapat menyebabkan rasa bersalah dan kecemasan yang berlebihan pada perempuan yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi masyarakat.

9. Stigma tentang keputusan reproduksi

Perempuan sering kali dianggap hanya sebagai "alat reproduksi" dan keputusan mereka terkait dengan pernikahan, kehamilan, dan keluarga dianggap sebagai hak prerogatif pria atau keluarga mereka.

Stigma ini dapat mengabaikan hak-hak perempuan untuk membuat keputusan tentang tubuh dan kehidupan mereka sendiri, yang pada akhirnya dapat merusak kesehatan mental dan emosional mereka.

10. Stigma tentang kecenderungan terhadap konflik dan kekerasan

Perempuan yang mengekspresikan pendapat mereka dengan tegas atau menunjukkan keberanian dalam menghadapi konflik sering kali dianggap sebagai "tidak feminin" atau "agresif".

Begitu juga dengan perempuan yang menjadi korban kekerasan, mereka sering kali disalahkan atau dihakimi atas apa yang mereka kenakan atau perilaku mereka, daripada menyalahkan pelaku kekerasan itu sendiri.

Stigma ini menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi perempuan dan dapat merusak kesehatan mental serta kepercayaan diri mereka.

Mengatasi Stigma-Stigma Negatif

Mengatasi stigma-stigma negatif terhadap perempuan dalam kesehatan mental memerlukan upaya bersama dari individu, masyarakat, dan pemerintah. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Edukasi dan kesadaran

Penting untuk terus menyebarkan informasi tentang pentingnya kesehatan mental dan menghapus stigma-stigma yang berkaitan dengan perempuan.

Program-program edukasi dan kesadaran di sekolah, tempat kerja, dan masyarakat dapat membantu mengubah pandangan yang negatif.

2. Penghapusan stereotip

Masyarakat perlu berusaha untuk menghapus stereotip dan ekspektasi yang tidak realistis terhadap perempuan, baik itu dalam hal penampilan fisik, peran tradisional, maupun kemampuan mereka dalam berbagai bidang.

3. Penguatan dukungan sosial

Membangun komunitas yang mendukung antara perempuan dapat membantu mengurangi dampak stigma-stigma negatif terhadap kesehatan mental.

Dukungan sosial dari teman, keluarga, dan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan sumber daya bagi perempuan yang mengalami kesulitan.

4. Akses terhadap layanan kesehatan mental

Penting untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan mental yang berkualitas. Ini termasuk akses ke terapis yang terlatih dan dukungan psikologis, serta informasi tentang cara mengatasi masalah kesehatan mental.

5. Pemberdayaan perempuan

Memberdayakan perempuan secara ekonomi, sosial, dan politik dapat membantu mengurangi stigma-stigma negatif terhadap mereka.

Ketika perempuan memiliki otonomi dan kontrol atas kehidupan mereka sendiri, mereka cenderung lebih mampu mengatasi tekanan dan hambatan yang muncul.

6. Penggunaan media dengan bjak

Media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap perempuan.

Penting untuk mempromosikan representasi yang positif dan inklusif tentang perempuan dalam media, serta menghindari penyampaian pesan-pesan yang memperkuat stigma-stigma negatif.

7. Penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia

Pemerintah dan lembaga terkait harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi hak-hak perempuan dan menegakkan hukum terhadap diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka.

Ini termasuk melindungi hak-hak reproduksi, hak-hak ekonomi, dan hak-hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan.

Dengan mengambil langkah-langkah ini secara bersama-sama, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghilangkan stigma-stigma negatif terhadap perempuan dalam kesehatan mental.

Dengan demikian, perempuan akan dapat merasa lebih didukung, dihargai, dan mampu untuk mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan.

Kamu dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater dengan menggunakan layanan Tanya Dokter atau buat janji dengan psikolog melalui fitur Temu Dokter dengan download aplikasi KlikDokter.

Terus #JagaSehatmu dengan menjaga kesehatan mental dan dapatkan informasi yang terpercaya bersama KlikDokter.

Konsultasi Dokter Terkait