Kesehatan Mental

Benarkah Bunuh Diri Selalu Berkaitan dengan Kesehatan Mental?

dr. Dyah Novita Anggraini, 29 Des 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Apakah kasus bunuh diri selalu berkaitan dengan gangguan kesehatan mental pelakunya? Simak penjelasan berikut ini.

Benarkah Bunuh Diri Selalu Berkaitan dengan Kesehatan Mental?

Salah satu aktor senior dunia hiburan yang datang dari Korea Selatan bernama Lee Sun-kyun baru baru ini ramai diperbincangkan warga net. Lee Sun Kyun baru saja meninggal dunia pada 27 Desember 2023 yang diduga kematiannya adalah karena bunuh diri.

Meninggalnya Lee Sun Kyun yang diduga bunuh diri ini tentu menyisakan kesedihan yang mendalam bagi industri hiburan Korea. Berdasarkan data World Federation of Mental Health (WFMH), setiap 40 detik seseorang di suatu tempat di dunia meninggal akibat bunuh diri. Benarkah bunuh diri berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang? Simak selengkapnya berikut ini.

Banyak orang yang menyepelekan bunuh diri, yang menganggap pelakunya adalah seorang “pengecut” atau aksi tersebut ditafsirkan sebagai suatu kebodohan. Padahal, kasus bunuh diri, merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan berbagai faktor penyebab seperti faktor psikologis, sosial, genetik, biologis, dan lingkungan.

Selain itu, ada pula faktor risiko pada kasus bunuh seperti kondisi kehilangan pekerjaan yang akhirnya jadi pengangguran, perceraian, atau mengalami kekerasan fisik maupun seksual.

Faktor psikilogis menempati urutan pertama penyebab seseorang bunuh diri. Lebih dari 90 persen pelaku bunuh diri adalah orang dengan gangguan kesehatan mental yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Seseorang dengan kesehatan mental yang baik dapat menggunakan kemampuan dirinya secara maksimal dan menjalankan hidup yang penuh tantangan, sekaligus menjalin hubungan yang positif dengan orang lain.

Sedangkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu, ia tak dapat menjalankan kemampuannya secara maksimal dan cenderung memiliki banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan Kesehatan Mental yang Berkaitan Dengan Bunuh Diri

Berikut ini adalah beberapa gangguan kesehatan mental yang sering berkaitan dengan keinginan untuk bunuh diri, yakni:

1. Depresi

Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih dalam waktu berbulan-bulan. Penderita depresi cenderung sulit menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal, karena dalam dirinya terjadi kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu, menjadi kurang percaya diri, adanya perasaan bersalah, dan cenderung memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri, bahkan ingin bunuh diri.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah suatu kondisi ketika seseorang memiiki rasa cemas berlebihan dan tak dapat mengendalikannya sehingga berdampak negatif terdapat kehidupannya sehari-hari. Selain rasa cemas, penderita biasanya memiliki rasa percaya diri, sulit konsentrasi, dan menjadi penyendiri.

3. Stres

Stres adalah suatu keadaan seseorang yang tertekan secara emosional maupun mental. Seseorang yang memiliki gangguan stres tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak ingin mengerjakan apa pun karena menurunnya motivasi dalam hidup, serta mudah tersinggung.

Sering kali seseorang yang sudah memiliki niat untuk bunuh diri sudah menunjukkan beberapa gejala psikologis seperti yang disebutkan di atas. Namun, karena beberapa gejala di atas dianggap biasa saja atau diabaikan, orang-orang di sekitarnya banyak yang “terkecoh” dan akhirnya pertolongan yang bisa diberikan pun terlambat.

Upaya Kementerian Kesehatan Dalam Menurunkan Angka Bunuh Diri

mencegah bunuh diri

Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Kesehatan saat ini sedang berupaya untuk mengurangi angka kasus bunuh diri di Indonesia. Beberapa pesan yang disampaikan kepada masyarakat Indonesia dalam memberantas kasus bunuh diri antara lain:

  • Peranan keluarga, guru, dan masyarakat untuk menanamkan nilai kesehatan jiwa sejak awal kehidupan anak untuk mengurangi dan mencegah kejadian bunuh diri.

  • Peranan pelayanan kesehatan dasar dapat ditingkatkan sehingga mampu untuk mengidentifikasi, menilai, mengelola, dan merujuk orang yang memiliki risiko tinggi untuk bunuh diri.

  • Menambah jumlah tenaga ahli profesional dalam menangani masalah kesehatan jiwa.

Artikel Lainnya: Mitos dan Fakta Seputar Bunuh Diri

Selain itu, tersedia pula nomor darurat 119 (ext 8) untuk mencegah aksi bunuh diri. Warga diharapkan menghubungi nomor tersebut jika melihat orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri.

Nomor darurat tersebut bisa dimanfaat untuk pencegahan dan bisa untuk kesehatan mental. Selain bersifat darurat, 119 (ext 8) juga bisa dimanfaatkan untuk menampung keluh kesah masyarakat yang tidak bisa secara terbuka menceritakan masalahnya dengan orang-orang terdekatnya. Atau untuk laporan serupa juga bisa menghubungi Halo Kemenkes di 1500-567.

Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang jatuh setiap 10 September, mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen untuk ikut serta dalam usaha pencegahan bunuh diri.

Jika Kamu memiliki teman dekat, kerabat, atau pasangan yang menunjukkan gejala-gejala yang berkaitan dengan kesehatan mentalnya, segera rangkul mereka, pahami, jangan menggurui, dan jangan menyalahkan kondisi yang sedang ia alami.

Jika apa yang Kamu coba lakukan tak memperbaiki kondisinya atau depresi yang dialami sudah terlalu berat, ajak ia untuk menemui tenaga kesehatan profesional seperti psikolog atau psikiater. Ini pun berlaku juga untuk diri Kamu.

Jika Kamu mengalaminya, jangan malu untuk terbuka mengenai apa yang Kamu rasakan, ceritakan kepada orang-orang terdekat, dan temui tenaga ahli jika perlu. Pertolongan sedini mungkin dapat mencegah kejadian bunuh diri.

Kamu bisa hubungi Psikolog lewat layanan kesehatan KlikDokter. Kamu juga bisa mendapatkan informasi kesehatan lainnya dengan download aplikasi KlikDokter.

Yuk, #JagaSehatmu selalu

Gangguan MentalKesehatan JiwaBunuh Diri119Nomor Darurat 119Depresikesehatan mentalHari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia

Konsultasi Dokter Terkait