Masalah Pernapasan

SARS

Tim Medis Klikdokter, 06 Agu 2019

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

SARS, Severe Acute Respiratory Syndrome, merupakan penyakit infeksi serius akibat virus yang menyerang sistem pernapasan.

SARS

Pengertian SARS

SARS, Severe Acute Respiratory Syndrome, merupakan penyakit infeksi serius akibat virus yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Cina pada tahun 2002 dan berhasil diidentifikasi pada tahun 2003 dan akhirnya menyebar hingga Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia. Selama terjadi pandemik SARS, dilaporkan terjadi hingga lebih dari 770 kematian akibat penyakit ini.

Sejak tahun 2004, tidak diketahui adanya laporan mengenai kasus baru SARS di mana pun di seluruh dunia. Walau demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) terus mememantau negara-negara di seluruh dunia untuk memonitor penyakit ini.

Artikel Lainnya: 20 Fakta dan 8 Mitos Tentang COVID-19

Penyebab SARS

Severe Acute Respiratory Syndrome disebabkan oleh infeksi virus, yaitu SARS coronavirus (SARS CoV). Coronavirus sendiri merupakan suatu jenis virus yang seringkali menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan atas.

Terdapat enam jenis coronavirus yang diketahui dapat menginfeksi manusia, empat di antaranya umum menginfeksi manusia.

Diperkirakan setiap orang akan terinfeksi setidaknya salah satu dari empat jenis coronavirus tersebut dalam hidupnya. Pilek (common cold) juga disebabkan oleh sejenis coronavirus.

Dua jenis coronavirus lainnya diketahui menyebabkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Kedua jenis coronavirus ini lebih jarang ditemukan, namun dapat berakibat fatal.

Ilmuwan memperkirakan SARS CoV dihasilkan dari mutasi coronavirus yang menginfeksi hewan, menjadi jenis virus baru dan mematikan yang dapat menginfeksi manusia.

Seseorang dapat menyebarkan SARS CoV melalui droplet pernapasan, misalnya melalui batuk atau bersin. Selain itu dapat juga disebarkan melalui berpelukan dan berciuman, berbagi peralatan makan, berbicara dengan jarak dekat (di bawah 0.9 m) dengan seseorang, dan menyentuh seseorang secara langsung.

Droplet ini juga dapat menempel pada objek, misalnya gagang pintu, dan orang lain yang menyentuh objek tersebut dapat tertular. 

Diagnosis SARS

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar seseorang bisa didiagnosa dengan severe acute respiratory syndrome, yaitu:

  • Demam, setidaknya 380C
  • Satu atau lebih gejala penyakit saluran pernapasan bawah, yaitu batuk, kesulitan bernafas atau sesak, nafas pendek atau ngos-ngosan
  • Pemeriksaan rediografik yang menunjukkan adanya pneumonia
  • Tidak adanya diagnosis lain yang bisa menjelaskan penyakit ini

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan penunjang yang dapat membantu mengenali SARS CoV. Misalnya RT-PCR (reverse transcription polymerase chain reaction) yang dapat mendeteksi virus pada darah, feses, dan sekresi dari hidung. Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi SARS CoV dalam darah dan pemeriksaan kultur virus.

Artikel Lainnya: Fakta Soal Virus NeoCoV, Diduga Lebih Berbahaya

Gejala SARS

Gejala SARS merupakan perpaduan antara gejala flu dan pneumonia. Umumnya gejala muncul dalam dua hingga tujuh hari setelah terpapar SARS CoV. Beberapa gejala yang umum muncul adalah:

Setelah kemunculan beberapa gejala awal tersebut, infeksi akan mulai berdampak pada paru-paru dan sistem pernapasan lainnya. Hal ini dapat menimbulkan munculnya gejala tambahan, seperti:

  • Batuk kering
  • Kesulitan bernapas
  • Kurangnya oksigen dalam darah, yang bisa berakibat fatal pada kasus yang parah

Artikel Lainnya: Fakta COVID-19 BF.7, Varian Omicron yang Paling Ganas

Pengobatan SARS

Saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan severe acute respiratory syndrome. Setiap orang dengan kecurigaan terkena SARS perlu segera dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan dalam ruang isolasi dengan observasi ketat.

Beberapa terapi suportif yang dapat dilakukan adalah:

  • Penggunaan ventilator untuk membantu pernapasan dan pengantaran oksigen
  • Penggunaan antibiotik jika muncul pneumonia akibat infeksi bakteri
  • Obat-obatan anti-virus
  • Steroid dosis tinggi untuk membantu mengurangi pembengkakan pada paru-paru