Saraf

Bisa Atasi Kejang, Ini Daftar 7 Obat Epilepsi Paling Ampuh

dr. Gia Pratama, 22 Feb 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kejang karena epilepsi bisa ditangani dengan obat-obatan yang bisa dibeli di apotek. Simak daftar jenis-jenis obat antiepilepsi berikut ini.

Bisa Atasi Kejang, Ini Daftar 7 Obat Epilepsi Paling Ampuh

Epilepsi atau ayan merupakan penyakit kronis pada otak yang ditandai dengan kejang berulang bahkan hingga tak sadarkan diri. Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 50 juta orang di seluruh dunia mengalami kondisi ini. 

Untuk mengatasi penyakit ini, dokter bisa memberikan obat antiepilepsi sambil mencari dan mengatasi penyebab epilepsi. Namun, jika penyebab belum diketahui, pemberian obat antiepilepsi harus dilanjutkan sambil dokter memantau perkembangan penyakit. 

Apa saja obat epilepsi yang umum digunakan? Simak daftarnya berikut in.: 

1. Carbamazepine 

Carbamazepine termasuk golongan obat antikonvulsan (antikejang) yang dapat mengatasi kejang karena epilepsi. 

Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan bisa dikonsumsi 1-2 kali sehari. Untuk dosisnya yaitu 100 mg dan dapat ditingkatkan secara bertahap sampai 200 mg setiap minggu. 

Setelah mengonsumsi carbamazepine, jangan langsung melakukan aktivitas yang butuh kewaspadaan tinggi, seperti menyetir kendaraan atau mengoperasikan alat berat. 

Perlu diketahui bahwa obat ini bisa menyebabkan pusing dan kantuk. Selain itu, hindari paparan sinar matahari terlalu lama karena carbamazepine dapat menyebabkan kulit jadi lebih mudah terbakar sinar matahari.

2. Fenitoin  

Fenitoin dapat mencegah kejang dengan menghalangi penyebaran aktivitas listrik di otak. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan injeksi.

Dosis fenitoin pada awal pemakaian adalah 100 mg dan dosis untuk pemeliharaan yaitu 100 mg. 

Obat ini bisa diminum 3-4 kali sehari sesuai anjuran dokter. Dalam pemakaian lanjutan, dokter bisa mengurangi atau meningkatkan dosisnya sesuai respons tubuh terhadap pengobatan. 

Pasien epilepsi atau ayan perlu mengonsumsi obat ini tepat waktu untuk menjaga kadar obat di dalam tubuh tetap konstan dari waktu ke waktu. 

Jangan berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi kepada dokter. Jika dihentikan secara tiba-tiba, kondisi kejang atau kekambuhan bisa lebih berat.

3. Asam Valproat

Obat ayan atau epilepsi lainnya yaitu asam valproat. Jenis obat ini biasa diresepkan dokter untuk membantu mengatasi kejang, terutama bila disebabkan epilepsi. Obat ini efektif untuk pengobatan epilepsi parsial dan dapat menghentikan kejang. 

Untuk mengetahui dosisnya, kamu perlu berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu karena obat akan diberikan sesuai kondisi pasien. 

4. Lamotrigine  

Lamotrigine dapat dikonsumsi sebagai obat penyakit epilepsi. Namun, obat ini ini harus dikonsumsi atas anjuran dokter karena dosisnya berbeda-beda setiap orang, tergantung kondisi penyakitnya. 

Untuk perkiraan dosisnya, sekitar 50-100 mg selama pengobatan dan 200-400 mg pada masa pemeliharaan. 

Obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak usia dua tahun karena bisa meningkatkan risiko efek samping. Pun selama kehamilan, lamotrigine hanya digunakan saat benar-benar dibutuhkan karena berisiko membahayakan janin. 

5. Levetiracetam 

Levetiracetam merupakan obat antiepilepsi yang menjadi terapi tambahan kejang parsial pada pasien epilepsi dewasa dan anak usia di atas empat tahun. 

Jangan lupa berkonsultasi kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini agar terhindar dari efek samping seperti gatal-gatal, sulit bernapas, dan bengkak pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan. 

6. Gabapentin  

Gabapentin merupakan obat epilepsi yang dapat digunakan untuk mengendalikan gejala kejang. Jika diminum secara rutin, obat ini hanya berfungsi untuk mencegah kejang tetapi tidak menyembuhkan epilepsi. 

Untuk anak di atas usia 12 tahun, dosis dapat dimulai dari 300 mg dan diberikan tiga kali sehari. 

7. Topiramate  

Topiramate adalah obat antiepilepsi untuk kasus epilepsi dengan kejang tonik-klonik umum atau fokal. Topiramate juga digunakan pada sindrom Lennox Gastaut.

Dosis awalnya yaitu 25 mg dan dikonsumsi pada malam hari selama satu minggu. Setelah itu, dosis dapat ditingkatkan sebanyak 25–50 mg dengan jarak 1–2 minggu. 

Untuk dosis pemeliharaan, bisa diberikan 100 mg per hari dan dosis maksimal adalah 500 mg per hari.

Meski bermanfaat untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi, beberapa obat yang dikonsumsi secara tidak tepat bisa menimbulkan efek samping serius seperti depresi pernapasan, sindrom steven johnson, hingga kerusakan hati. 

Oleh karena itu, pemberian obat antiepilepsi, baik obat tunggal maupun kombinasi, harus dalam pengawasan dokter karena frekuensi dan dosis akan sangat berbeda setiap orangnya. 

Masih punya pertanyaan soal pengobatan epilepsi? Kini kamu bisa berkonsultasi dengan dokter secara online. Yuk gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter sebagai solusi #JagaSehatmu. 

(DA/JKT)

Penyakit Epilepsi

Konsultasi Dokter Terkait