HomeInfo SehatSarafSering Bengong Bisa Jadi Tanda Epilepsi, Lho!
Saraf

Sering Bengong Bisa Jadi Tanda Epilepsi, Lho!

dr. Devia Irine Putri, 04 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Orang yang memiliki kondisi epilepsi belum tentu selalu menunjukkan gejala kejang. Katanya, bengong bisa menjadi gejala epilepsi yang tersembunyi. Apa benar?

Sering Bengong Bisa Jadi Tanda Epilepsi, Lho!

Apa yang ada di pikiran Anda ketika mendengar kata epilepsi? Gangguan kesehatan yang sering disebut sebagai ayan ini identik dengan gejala kejang. Bahkan, ini membuat semua orang berpikir orang yang kejang-kejang mengalami masalah kesehatan tersebut.

Memang umumnya epilepsi ditandai dengan munculnya gerakan tidak terkendali pada beberapa anggota tubuh maupun seluruh tubuh atau biasa yang disebut kejang. Namun, tidak semua epilepsi harus memiliki gejala tersebut. Ini karena ada juga yang ditandai dengan kondisi melamun atau kejang absans.

Mengenal Berbagai Gejala Kejang Absans Karena Epilepsi

Epilepsi merupakan gangguan fungsi otak dengan gejala khas kejang-kejang akibat lepasnya muatan listrik neuron secara berlebihan. Seseorang dikatakan memiliki epilepsi apabila ia  mengalami serangan kejang lebih dari satu kali.

Nah, pada kejang absans yang ditandai dengan melamun, hal ini sebetulnya sama disebabkan karena adanya kelainan listrik yang terjadi di otak selama beberapa saat. Kejang absans paling sering terjadi pada anak usia 4-14 tahun dibandingkan orang dewasa.

Kejang absans memang jarang terdengar, tidak menutup kemungkinan ada orang yang mengalami hal ini. Seseorang yang memiliki kejang absans akan menunjukkan gejala bengong atau kehilangan kesadaran rata-rata  selama 10-20 detik. Setelah melamun akibat kejang, ia kemudian akan pulih cepat seperti orang normal.

Artikel Lainnya: 8 Hal Pemicu Kejang pada Penderita Epilepsi

Beberapa tanda dan gejala yang muncul apabila seseorang dicurigai memiliki kejang absan antara lain  seperti berikut ini.

  • Fokus Terhenti Sesaat

Tiba-tiba Anda sulit untuk fokus terhadap sesuatu hal yang tengah dikerjakan. Bahkan, berhenti untuk fokus.

  • Memberi Tatapan Kosong

Maksudnya, Anda menatap ke atas atau satu obyek tertentu tanpa memikirkan apa pun. Bahkan, ketika dipanggil tidak berpaling dari tatapan.

  • Langsung Beraktivitas

Umumnya, Anda yang terkena jenis kejang ini dapat segera memulai aktivitas kembali setelah serangan terjadi. Seperti tidak terjadi gangguan kesehatan.

  • Bibir Seperti Mengunyah

Perhatikan bagian bibir. Biasanya, gejala kejang absans membuat penderitanya mengecap bibir. Bahkan, gerakannya mirip ketika Anda mengunyah makanan.

  • Kelopak Mata Bergetar

Selain mulut, perhatikan juga bagian mata Anda. Terkadang, saat kejang absans terjadi bagian kelopak mata akan bergetar.

  • Jari Mulai Bergerak

Tanpa disadari penderita kejang absans akan menggerak-gerakan jarinya. Anda bisa memperhatikannya.

Bagi penderita kejang absans, kondisi melamun ini tidak akan disadari karena ia tidak bisa mengingat apa yang dialami, dan hal ini dapat terulang beberapa kali dalam sehari.

Biasanya orang lain yang berada di sekitarnya akan lebih peka terhadap hal tersebut.

Contohnya seperti di sekolah, guru dapat memperhatikan apakah muridnya sering melamun, hilangnya perhatian saat pelajaran, hingga kemampuan belajarnya menurun akibat melamun kejang absan.

Artikel Lainnya: Bahaya Kejang pada Penderita Epilepsi

Tidak Semua Melamun Tanda Epilepsi

Bengong atau sering melamun tidak berarti selalu menjadi tanda kejang. Dalam mendiagnosis pasti benar atau tidaknya suatu serangan kejang atau epilepsi dibutuhkan beberapa pemeriksaan seperti EEG untuk melihat gelombang otak, tes darah, CT Scan atau MRI otak.

Serangkaian pemeriksaan wajib dilakukan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko epilepsi, seperti ada riwayat keluarga yang punya penyakit serupa, gangguan perkembangan otak, ada infeksi, riwayat trauma, atau menggunakan obat tertentu.

Diagnosis dan pemeriksaan di dokter ini nanti akan membedakan melamun karena kejang absen epilepsi dan dengan kondisi maladaptive daydreaming. Keadaan maladaptive daydreaming merupakan suatu gangguan kejiwaan di mana seseorang lebih sering melamun dan berfantasi dibandingkan berinteraksi dengan orang lain.

Seseorang yang mengalami hal ini akan cenderung lebih diam atau bengong berjam- jam hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Karena epilepsi tidak selalu ditandai dengan kejang, maka Anda harus lebih waspada. Apabila muncul gejala seperti yang sudah disebutkan dan memiliki faktor risiko, segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf agar mendapatkan perawatan yang tepat.

Kini sudah tahu, kan, penderita epilepsi tidak selalu mengalami kejang? Ya, ada bentuk lain seperti bengong atau melamun tiba-tiba. Meski bentuk kejang ini tidak termasuk dalam kasus yang berisiko, tetaplah harus diobati dengan baik agar kekambuhannya dapat berkurang. Jika ingin tahu seputar informasi mengenai epilepsi lebih lanjut, yuk, jangan ragu untuk gunakan fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter!

(OVI/AYU)

melamunEpilepsiKejang

Konsultasi Dokter Terkait