HomeInfo SehatJantungMengenal Hipertensi Renovaskular dan Cara Mengatasinya
Jantung

Mengenal Hipertensi Renovaskular dan Cara Mengatasinya

Endah Murniaseh, 09 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Penyempitan arteri akan membuat suplai darah ke ginjal menjadi berkurang. Kondisi ini mengakibatkan hipertensi renovaskular. Selengkapnya di sini.

Mengenal Hipertensi Renovaskular dan Cara Mengatasinya

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah pada tubuh. Setiap harinya, darah akan melewati ginjal sebanyak 40 kali sehari. Namun, ada kalanya terjadi penyempitan arteri yang membuat suplai darah ke ginjal berkurang. Kondisi ini kemudian menyebabkan hipertensi renovaskular.

Saat tidak mendapatkan cukup asupan darah, ginjal pun akan bereaksi dengan membuat hormon untuk meningkatkan tekanan darah.

Lebih lanjut mengenai hipertensi renovaskular, simak ulasan berikut ini.

 

Gejala dan Penyebab Hipertensi Renovaskular

Hipertensi renovaskular termasuk kondisi yang sulit didiagnosis. Namun, tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol meski sudah mengonsumsi obat, bisa menjadi salah satu gejalanya.

Gejala lain dapat berupa ginjal yang tiba-tiba tidak bekerja dengan baik, atau terjadi penyempitan pembuluh darah arteri pada bagian tubuh lain. Edema paru atau penumpukan cairan di dalam paru pun merupakan gejala hipertensi renovaskular.

Hipertensi renovaskular bisa diderita siapa pun, tetapi lebih rentan pada orang berusia 67 tahun ataupun lebih.

Artikel Lainnya: Daftar Penyakit yang Terkait Gangguan Kesehatan Pembuluh Darah

Penyebab kondisi ini beragam. Paling umum disebabkan oleh stenosis arteri renalis, yaitu penyempitan arteri ginjal, sehingga ginjal tidak mendapatkan asupan darah atau oksigen yang utuh.

Pemicu terbesar lainnya adalah aterosklerosis atau penumpukan plak pada arteri. Sementara itu, fibromuscular dysplasia atau kondisi yang menyebabkan penyempitan dan pembesaran arteri juga dapat menyebabkan hipertensi renovaskular.

Adapun faktor lainnya yang meningkatkan risiko Anda terkena kondisi ini, seperti:

  • Peradangan pada arteri.
  • Fibrosis radiasi (jaringan parut yang terbentuk akibat efek samping terapi radiasi)
  • Kompresi atau tekanan pada arteri ginjal.
  • Obstruksi atau sumbatan akibat operasi pada arteri.
  • Pemotongan arteri akibat cedera pada pembuluh darah.

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, faktor genetik bisa menjadi salah satu penyebab hipertensi renovaskular. “Kalau ada riwayat di keluarga dengan kondisi serupa, risiko mengalami hipertensi renovaskular bisa lebih besar,” ungkapnya.

Mengatasi Hipertensi Renovaskular

Hipertensi renovaskular dapat diatasi dengan mengkonsumsi jenis obat tertentu yang diresepkan dokter atau rekomendasi apoteker.

Namun, ada dua jenis obat yang secara spesifik digunakan, yaitu angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors dan angiotensin receptor blockers (ARBs).

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease menyebutkan, keduanya merupakan jenis obat tekanan darah yang dapat memperlambat penyebaran penyakit ginjal.

Artikel Lainnya: Daftar Komplikasi Hipertensi yang Mesti Diwaspadai

Selain kedua obat tersebut, dokter mungkin juga akan meresepkan diuretik. Obat ini akan membantu ginjal memproses dan mengeluarkan lebih banyak cairan.

Pada sebagian kasus, hipertensi renovaskular diatasi lewat operasi. Umumnya, jenis operasi yang dipilih adalah angioplasti dan operasi bypass ginjal untuk membuka arteri yang menutup, menyempit, atau tersumbat.

Angioplasti melibatkan kateter dengan balon di ujungnya yang dimasukkan dan dipasang ke arteri yang tersumbat. Balon akan dikembungkan untuk meratakan plak pada dinding arteri dan meningkatkan aliran darah. Setelah itu, dikempiskan kembali dan dikeluarkan dari arteri.

Sementara operasi bypass ginjal melibatkan penempatan stent (sejenis tabung mini, terbuat dari metal atau plastik) pada arteri. Tujuannya untuk menciptakan rute alternatif (bypass) agar darah mengalir di sekitar arteri yang tersumbat.

Kedua prosedur tersebut  berisiko rendah. Namun, biasanya dilakukan hanya ketika konsumsi obat-obatan sudah tidak membuahkan hasil.

Penelitian yang dipublikasikan Bentham Science juga menyatakan bahwa operasi tidak lebih bermanfaat dalam mengatasi hipertensi renovaskular daripada penggunaan obat-obatan.

Demikian ulasan mengenai hipertensi renovaskular. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami tanda-tanda kondisi ini. Pemeriksaan rutin jika Anda menderita darah tinggi juga bisa membantu mengurangi risiko hipertensi renovaskular.

Manfaatkan fitur LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter untuk bertanya langsung kepada dokter seputar masalah kesehatan.

(PUT/JKT)

Referensi:

WebMD. Diakses 2021. Picture of the Kidneys.

Medical News Today. Diakses 2021. What is Renal Hypertension?

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses 2021. High Blood Pressure and Kidney Disease.

Bentham Science. Diakses 2021. Renovascular Hypertension: Novel Insights.

Cleveland Clinic. Diakses 2021. Renal Hypertension.

Mayo Clinic. Diakses 2021. Fibromuscular Dysplasia.

ginjalHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait