HomePsikologiKesehatan MentalTanda-tanda Seseorang Belum Dewasa secara Emosional
Kesehatan Mental

Tanda-tanda Seseorang Belum Dewasa secara Emosional

Siti Putri Nurmayani, 08 Sep 2023

Ditinjau Oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog

Icon ShareBagikan
Icon Like

Kedewasaan tidak bisa dilihat dari umur. Orang yang sudah berumur pun belum tentu dewasa. Apa saja tanda-tanda orang belum dewasa secara emosional?

Tanda-tanda Seseorang Belum Dewasa secara Emosional

Pada dasarnya, usia tidak bisa menjadi jadi indikator kedewasaan emosional seseorang. Misalnya, orang yang sudah berusia matang, bisa saja bertindak tidak sabaran, mudah marah, dan sering ngambek

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., pola asuh dan proses belajar sejak kecil dapat membentuk emotionally immature atau ketidakdewasaan emosional seseorang. 

“Misalnya, kurang mendapatkan dukungan dari orang tua saat kecil, anak merasa tidak pernah divalidasi atau diterima, atau ketika kecil selalu disalahkan. Akhirnya, ini menjadi suatu masalah emosional dan terbentuk saat dewasa,” jelasnya. 

Kendati demikian, ada baiknya untuk tidak buru-buru menilai seseorang punya level kedewasaan yang rendah. Lalu, bagaimana ciri-ciri orang belum dewasa? Bagaimana cara mengubah agar menjadi dewasa? Yuk, ketahui jawabannya di sini. 

Tanda-Tanda Seseorang Belum Dewasa

Untuk menilai level kedewasaan seseorang, terdapat beberapa tanda yang bisa dikenali. Berikut ciri-ciri seseorang yang belum dewasa:

1. Sering Self-Centered

Dijelaskan Psikolog Ikhsan, ciri pertama seseorang tidak dewasa secara emosional adalah sering self centered atau hanya berpusat pada diri sendiri. Sikap ini sering membuatnya tidak menerima pandangan atau penilaian dari orang lain. 

Setiap diberikan komentar tentang sikapnya, mereka tidak mau mendengar atau menerima penilaian. Hal ini membuat orang di sekitarnya tidak ingin memberikan pendapat atau nasihat untuknya.

2. Bersifat Defensif

Ciri kedua dari seseorang yang belum dewasa adalah sering bersifat defensif atau tidak mengakui kesalahan atas yang telah diperbuat. 

Contohnya, ketika kamu mengeluhkan tentang sikapnya yang selalu lupa dengan kewajiban untuk membuang sampah. Alih-alih mengakui, orang yang belum dewasa secara emosional mungkin akan berbalik menyalahkan alasan di balik keluhan tersebut, seperti menjawab, “Kenapa aku disalahkan terus? Kamu lagi PMS, ya?”. 

3. Tidak Bertanggung Jawab

Dikutip dari Psychology Today, salah satu tanda ketidakdewasaan emosional seseorang adalah sering menyalahkan orang lain. Dalam artian lain, ia memiliki sikap yang tidak bertanggung jawab atas apa yang diperbuat. 

Daripada bersikap bijaksana atau mengakui kesalahan, mereka akan menyalahkan orang lain atau keadaan yang di luar kendali mereka. 

Misalnya, ketika tak sengaja menumpahkan makanan, bukannya langsung membereskan, mereka mungkin akan menyalahkan bahwa ini baru pertama kalinya melakukan kesalahan sehingga enggan untuk membereskannya. 

Sering kali, mereka juga tidak mengungkapkan kata maaf karena merasa itu bukan tanggung jawabnya. 

4. Menghindari Masalah

Dalam setiap hubungan, pasti akan ada keadaan di mana terjadinya perbedaan pendapat yang menyebabkan keributan kecil. 

“Orang yang belum dewasa secara emosional biasanya akan menghindari masalah dan tidak menyelesaikannya,” tutur Psikolog Ikhsan. 

Selain itu, mereka sering menunda percakapan sulit karena tidak bisa memahami perasaan sendiri atau merasa bahwa masalah tersebut sulit untuk dihadapi. 

Terkadang, orang dengan kedewasaan emosional yang rendah juga enggan membahas permasalahan secara lebih dalam. Biasanya, mereka akan beralasan sedang lelah. 

5. Senang Mengendalikan Orang

Seseorang yang belum dewasa secara emosional kerap mengontrol orang lain. Mereka memilih kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan orang-orang sekitar mereka. 

Saat tidak diberitahu, mereka akan marah atau membuat masalah. Padahal, tidak semua hal harus diketahui olehnya. 

6. Memiliki Masalah dalam Berkomitmen

Bagi seseorang yang belum dewasa secara emosional, membicarakan masa depan bisa menjadi hal yang menakutkan. Mereka akan menghindari untuk merencanakan sesuatu bersama pasangan karena takut membatasi kebebasan mereka. 

Kamu bisa perhatikan, apakah pasangan sering membuat banyak alasan demi menghindar untuk bertemu dengan orang tuamu? Jika benar, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka fobia dengan komitmen. 

7. Sering Berkata Menyakitkan

Disampaikan Psikolog Ikhsan, pasangan yang belum dewasa secara emosional biasanya sulit untuk mengendalikan diri dan mudah terpancing amarah. Jadi, apa pun yang dirasakan bisa langsung diutarakan atau jadi impulsif. 

Akibatnya, mereka akan sering mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Emosi yang sulit terkontrol ini dapat membuat mereka berkata seenaknya, meski kalimat tersebut menyakitkan hati lawan bicaranya.

8. Tidak Berempati Kepada Orang Lain 

Menunjukkan empati kepada orang lain merupakan salah satu ciri-ciri orang dewasa secara psikologis atau mental. Oleh karenanya, ketika seseorang tidak bisa berempati kepada orang lain, ini bisa menjadi tanda bahwa ia belum dewasa. 

Umumnya, seseorang yang memiliki rasa empati akan tahu bahwa perilaku dan perkataannya akan memengaruhi orang lain. 

Alih-alih melakukannya, seseorang yang belum dewasa biasanya akan memilih untuk tidak mendengarkan atau tidak mau mengerti orang lain. Mereka cenderung akan menghakimi orang di sekitarnya. 

Artikel Lainnya: Strategi Hadapi Anak yang Terlalu Cepat Dewasa

Cara untuk Bersikap Dewasa

Menjadi seseorang yang belum dewasa secara emosional bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.Berikut cara bersikap dewasa yang dapat kamu lakukan:

Jujur pada Diri Sendiri

Cara menjadi dewasa adalah jujur kepada diri sendiri tentang perasaan yang sedang dialami. Sering kali, seseorang mengabaikan perasaan emosi yang dianggap tidak nyaman. Padahal, emosi tersebut bisa mengendalikan pikiran dan sikap, sehingga membuat seseorang tidak bersikap dewasa. 

Cobalah untuk pahami bahwa setiap orang bisa mengalami perasaan takut, marah, dan malu. 

Akui Kesalahan

Meski tidak mudah untuk mengakui kesalahan, namun cara berpikir dewasa adalah dengan melakukannya. 

Mengakui kesalahan dapat menunjukkan bahwa kamu memiliki sikap bertanggung jawab dan tidak menyalahkan orang lain atas apa yang telah terjadi. 

Memaafkan Diri Sendiri

Berbaik hati kepada diri sendiri merupakan bagian penting dari proses pendewasaan emosional. Oleh karenanya, coba maafkan diri sendiri atas kesalahan masa lalu. 

Dengan begitu, kamu bisa melangkah ke kehidupan masa kini dan merasa lebih bahagia. 

Minta Bantuan Orang Lain

Jangan pernah takut untuk meminta bantuan orang lain, terlebih lagi ketika kamu sedang merasa kesulitan. 

Bila sulit untuk bersikap dewasa secara emosional, jangan sungkan untuk meminta bantuan tenaga profesional. Kamu bisa konsultasi dengan psikolog di aplikasi KlikDokter. 

Jangan lupa, #JagaSehatmu dan mentalmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan mental. 

(NM)

psikologi.

Konsultasi Dokter Terkait