HomeIbu Dan anakKehamilanKondisi yang Mengharuskan Ibu Hamil Jalani Bed Rest
Kehamilan

Kondisi yang Mengharuskan Ibu Hamil Jalani Bed Rest

dr. Muhammad Isman S, 06 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Banyak sekali faktor yang menyebabkan ibu hamil harus menjalani bed rest. Mulai dari masalah preeklampsia hingga riwayat keguguran. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Kondisi yang Mengharuskan Ibu Hamil Jalani Bed Rest

Pada dasarnya, kehamilan bukanlah penghalang untuk tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Kendati begitu, setiap ibu hamil tetap perlu memperhatikan kondisi tubuhnya dengan saksama. 

Pasalnya, terdapat beberapa kondisi saat kehamilan yang mewajibkan ibu bed rest di rumah. Saat ini, hampir 1 dari setiap 5 wanita memiliki keadaan yang mengharuskan mereka melakukan bed rest atau tirah baring selama kehamilannya. 

Namun, penelitian menemukan bahwa tirah baring tanpa indikasi tertentu bisa menimbulkan risiko. Sebut saja gumpalan darah, depresi dan kecemasan, serta berat badan bayi lahir rendah. 

Karena itu, ibu harus mengetahui kondisi apa saja yang mengharuskan seorang wanita bed rest saat hamil. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi, protein dalam urine, dan pembengkakan di kaki dan tangannya. 

Ini biasanya terjadi pada akhir kehamilan, meskipun bisa datang lebih awal atau setelah melahirkan.

Preeklampsia bisa menyebabkan eklampsia, suatu kondisi serius yang dapat berisiko bagi ibu dan bayi serta berujung kematian. 

Artikel Lainnya: Ibu Hamil, Waspadai Tanda-Tanda Keguguran Ini

2. Perdarahan Vagina Akibat Kelainan Letak Plasenta

Adanya kelainan letak plasenta bisa menjadi penyebab ibu hamil harus bed rest. Salah satu kelainan letak plasenta yang paling sering terjadi adalah plasenta previa. 

Plasenta previa terjadi ketika plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi serviks, yang merupakan pembukaan rahim atau jalan lahir. 

Ibu hamil yang mengalami plasenta previa harus mendapatkan perawatan secara hati-hati, agar tidak menimbulkan komplikasi yang berat. 

3. Memiliki Risiko Tinggi untuk Melahirkan Secara Prematur

Persalinan prematur terjadi ketika tubuh ibu mengalami gejala untuk lahir terlalu dini dalam kehamilan. Berikut ini beberapa faktor risiko persalinan prematur:

  • Merokok
  • Sangat gemuk atau kurus sebelum hamil
  • Minum alkohol selama kehamilan
  • Memiliki tekanan darah tinggi, infeksi, diabetes, gangguan pembekuan darah, dan preeklampsia
  • Hamil dengan bayi yang memiliki cacat lahir tertentu
  • Sedang hamil dengan bayi tabung
  • Dan lainnya

Apabila seorang wanita memiliki risiko yang tinggi untuk melahirkan secara prematur, maka ia perlu menjalani bed rest saat hamil. 

4. Kehamilan Kembar

Terkadang kehamilan normal pun membutuhkan bed rest. Misalnya, ketika ibu diketahui sedang hamil anak kembar. Bed rest terkadang dibutuhkan untuk mencegah munculnya komplikasi kehamilan.

Namun, keputusan untuk melakukan bed rest atau tidak butuh pertimbangan dokter spesialis kandungan. Mengingat tidak semua ibu membutuhkan bed rest saat hamil kembar. 

Artikel Lainnya: Penyebab Pusar Sakit Saat Hamil

5. Memiliki Riwayat Keguguran

Jika ibu memiliki riwayat keguguran, maka jangan lupa untuk rutin berkonsultasi dengan dokter. Itu karena seseorang yang pernah keguguran sebelumnya, memiliki risiko keguguran yang lebih besar di masa depan.

Oleh sebab itu, penting untuk terus berkonsultasi kepada dokter untuk mencegah hal itu terjadi. 

Tak jarang, dokter akan menyarankan untuk melakukan bed rest selama beberapa saat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan – terutama pada kehamilan trimester pertama.

6. Adanya Komplikasi Plasenta

Beberapa jenis masalah plasenta dapat terjadi pada kehamilan, seperti plasenta previa (plasenta menutup jalan lahir), plasenta abrasi (plasenta terlepas), dan plasenta akreta (plasenta menempel terlalu dalam di rahim).  

Masalah-masalah tersebut memiliki risiko terjadinya perdarahan jika dibiarkan begitu saja. 

Oleh karena itu, ibu akan diminta untuk melakukan bed rest untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat muncul, seperti perdarahan dan kematian janin dalam rahim.

Artikel Lainnya: Sering Sakit Perut Saat Hamil, Berbahayakah?

Bed rest dilakukan agar ibu dapat beristirahat cukup. Apalagi jika kondisi ibu sangat mengkhawatirkan, ibu harus berbaring di tempat tidur dan tidak disarankan bergerak kecuali ke kamar mandi. 

Dengan menjalani bedrest, diharapkan dapat menurunkan risiko kelahiran prematur atau komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin. 

Secara spesifik, tujuan bed rest saat hamil adalah sebagai berikut:

  • Jika tekanan darah ibu tinggi, maka bed rest dapat membantu menurunkan tekanan darah tersebut
  • Mengurangi rasa stres, karena ibu dapat beristirahat cukup di rumah
  • Memberikan kesempatan pada tubuh ibu hamil untuk kembali bekerja dengan normal
  • Membantu meningkatkan aliran darah ke plasenta

Ada kalanya, bed rest membuat ibu merasa tidak nyaman karena harus berada di posisi duduk atau berbaring dalam waktu yang lama. Hal seperti ini bisa menimbulkan keluhan, seperti nyeri otot dan sendi, sembelit, serta tubuh terasa kaku.

Selain itu, ibu hamil juga mungkin akan mengalami gangguan mood dan merasa sangat bosan. Bahkan pada beberapa kasus, ibu hamil yang melakukan bed rest dalam jangka waktu yang sangat lama bisa terkena depresi.

Supaya efek negatif bed rest tidak terjadi, ibu hamil bisa melakukan beberapa tips berikut ini:

  • Lakukan olahraga ringan di tempat tidur. Caranya, gerakkan atau putar tangan dan kaki agar sirkulasi darah tetap lancar. Tindakan ini juga membuat ibu terhindar dari risiko penggumpalan darah.
  • Untuk menghindari rasa bosan, ibu dapat melakukan aktivitas sederhana seperti membaca buku, menonton televisi, merajut, atau mewarnai. 
  • Perbanyak asupan air putih, sayur, dan buah untuk menghindari sembelit akibat jarang bergerak.
  • Tidur dalam posisi yang nyaman untuk mencegah nyeri otot dan sendi. Caranya, berbaring miring dengan meletakkan bantal di bawah perut, belakang pinggang, dan di antara lutut. Ubahlah posisi setiap 30 menit. 
  • Manjakan tubuh dengan melakukan creambath, manicure, atau pedicure, misalnya dengan memanggil pekerja salon langganan untuk datang ke rumah.

Pahami bahwa tujuan bed rest saat hamil adalah untuk kebaikan diri serta janin dalam kandungan. 

Jadi, hindari pikiran negatif dan jalani tirah baring dengan semangat. Dengan demikian, ibu akan merasa lebih rileks dan bed rest lebih mudah untuk dijalani.

Jika punya pertanyaan seputar bed rest saat hamil atau lainnya, ibu dapat bertanya secara online kepada dokter kami. Gunakan layanan Tanya Dokter dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. 

Untuk mengecek tumbuh kembang janin dalam kandungan, ibu bisa klik Kalender Kehamilan dari KlikDokter. Mari #JagaSehatmu selalu!

[RS]

KehamilanBed Rest

Konsultasi Dokter Terkait