HomeInfo SehatPencernaanJangan Anggap Remeh, Leptospirosis Bisa Picu Kematian
Pencernaan

Jangan Anggap Remeh, Leptospirosis Bisa Picu Kematian

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 19 Nov 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Leptospirosis sering menyerang saat musim hujan. Jika tak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan kematian.

Jangan Anggap Remeh, Leptospirosis Bisa Picu Kematian

Musim hujan kembali datang. Anda harus lebih waspada, karena leptospirosis sering menjangkiti manusia pada periode basah ini. Bagaimana caranya agar Anda terhindar dari penyakit yang diperantarai oleh tikus ini? 

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Leptospira, kuman yang terdapat pada air seni binatang, khususnya tikus. Leptospirosis dapat menginfeksi manusia, jika manusia berkontak dengan air atau tanah basah yang tercemar dengan air seni binatang yang terinfeksi. Bakteri ini hidup dan berkembang biak di dalam tubuh binatang.

Karena penularannya melalui kontak dengan air atau tanah basah yang tercemar, maka penyakit ini lebih sering menjangkiti manusia terutama pada musim hujan dan di daerah yang terkena banjir. Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit yang pecah, sehingga menyebabkan bakteri dapat masuk ke dalam aliran darah.

Kuman kemudian akan memperbanyak diri di dalam organ tubuh manusia, terutama di sistem saraf, ginjal, dan organ hati. Sistem kekebalan tubuh manusia dapat menghilangkan bakteri dari darah dan berbagai organ tubuh, tetapi biasanya menetap pada organ ginjal. Setelah kuman masuk ke dalam tubuh manusia dan terinfeksi, maka gejala dapat muncul setelah dua hari hingga empat minggu kemudian.

Apa saja gejala leptospirosis?

Gejala leptospirosis dapat sangat bervariasi, mulai dari yang paling ringan seperti gejala menyerupai flu hingga kerusakan berbagai organ tubuh. Bila seseorang terkena infeksi leptospirosis, gejala yang dapat ditemukan meliputi demam tinggi, nyeri otot dan sendi yang hebat, kelainan pernapasan, kelainan pada organ hati, kelainan pada organ ginjal, hingga penurunan kesadaran.

Demam dapat terjadi selama satu hingga dua minggu, dan bisa juga mengalami kuning pada tubuh. Bila gejala yang dirasakan tergolong ringan, kadang penderita akan sulit mendiagnosisnya karena sering menyerupai gejala penyakit lain.

Bagaimana mencegah leptospirosis?

Bila terkena infeksi leptospira, seseorang harus diberikan antibiotik, dan obat ini harus segera diberikan pada awal-awal penyakit. Untuk itu, jika terdapat kecurigaan adanya infeksi leptospira dari riwayat aktivitas sebelumnya dan gejala yang muncul, sebaiknya segera mengunjungi dokter.

Nantinya dokter akan melakukan wawancara medis yang mendalam, pemeriksaan fisik, serta dan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah terdapat infeksi leptospira di dalam tubuh Anda.

Selain pada musim hujan dan di area banjir, leptospirosis juga dapat terjadi kepada para pekerja yang sering berkontak dengan air dan tanah basah serta bekerja dengan binatang. Misalnya: petani, pekerja tambang, pekerja pembersih selokan, pekerja di rumah potong hewan, dokter hewan, nelayan dan pemancing, peternak sapi, dan juga tentara.

Berenang dan naik perahu di sungai atau danau yang tercemar air seni binatang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan seseorang terkena infeksi leptospira. Untuk mencegah infeksi leptospira, disarankan agar berhati-hati saat melakukan aktivitas di air dan tanah basah yang dicurigai telah tercemar. Anda dapat menggunakan alas kaki yang baik dan cukup tebal saat berkegiatan.

Selain itu, jagalah kebersihan dengan mencuci tangan secara rutin dan mandi secepatnya sesudah berkegiatan di air. Membersihkan sekeliling rumah sebelum banjir melanda juga penting. Dengan begitu, Anda dapat meminimalkan risiko terkena leptospirosis.

[RS/ RVS]

TikusKematianSakit KuningAir Seni BinatangLeptospirosis

Konsultasi Dokter Terkait