Berita Kesehatan

Kenali Virus Nipah, dari Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Nimas Mita, 20 Sep 2023

Ditinjau oleh dr. Theresia Yunita

Virus nipah digadang-gadang menjadi wabah baru yang mengancam kesehatan masyarakat dunia. Ketahui lebih lanjut tentang virus ini.

Kenali Virus Nipah, dari Gejala, Pengobatan, dan Pencegahannya

Virus nipah kembali menjadi isu hangat di dunia kesehatan. Pasalnya, pada bulan Agustus dan September 2023 lalu, diberitakan ada empat orang yang terkena virus ini dan dua di antaranya meninggal dunia.

Memang sampai saat ini belum ada temuan kasus di Indonesia, tapi Kemenkes menyebutkan bahwa beberapa penelitian telah menemukan virus ini pada jenis kelelawar buah (kelelawar Pteropus) di beberapa negara termasuk Indonesia.

Supaya lebih waspada, berikut gejala, cara penularan, pengobatan, hingga cara pencegahan virus nipah.

Apa Itu Virus Nipah?

Dilansir dari laman WHO, virus Nipah atau NiV, pertama kali ditemukan di Malaysia pada tahun 1999.

Pada saat itu, sedang terjadi wabah di kalangan peternak babi. Lalu, di tahun 2001, Bangladesh juga melaporkan negaranya juga diserang oleh virus ini. Infeksi virus nipah pun telah diidentifikasi muncul di India bagian timur.

Menurut catatan WHO, penyebaran virus Nipah sejak tahun 1998 hingga 2008 sudah menorehkan 477 kasus infeksi dan 248 kematian.

Tingkat kematian kasus akibat virus ini diperkirakan mencapai 40 hingga 75 persen. Angkanya bervariasi, tergantung kemampuan tiap daerah untuk menangani adanya wabah penyakit.

Perlu diketahui, NiV adalah virus yang masih sekeluarga dengan Paramyxoviridae, genus Henipavirus.

NiV merupakan virus zoonosis yang dapat menyebar dari hewan ke manusia. Inang atau dugaan pembawa patogen virus adalah kelelawar buah (Pteropus).

Bagaimana Penularan Virus Nipah?

5 Fakta tentang Virus Nipah yang Perlu Anda Tahu (Independent Birds/Shutterstock)

Dilansir dari WHO, kelelawar buah yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke manusia atau hewan lain, seperti babi. Apabila berkontak dengan hewan terinfeksi, misalnya lewat cairan, urin, atau kotorannya, manusia bisa ikut terpapar dan terinfeksi. Setelah terpapar, penyebaran virus NiV antarmanusia pun dapat terjadi.

Secara umum, virus nipah dapat menyebar dan menular melalui:

  • Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, melalui cairan, urin, atau kotorannya.
  • Mengonsumsi daging hewan yang tertular
  • Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi cairan tubuh atau kotoran hewan yang tertular.
  • Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus nipah, melalui cairan tubuhnya (seperti droplet, urin, atau darah).

Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa peristiwa kebakaran hutan dan kekeringan menyebabkan sejumlah habitat kelelawar terusir secara paksa.

Kelelawar hutan yang habitatnya terusik akan pergi menghinggapi pepohonan buah yang ada di pemukiman warga atau peternakan hewan, salah satunya babi.

Ketika berpindah, kelelawar yang merasa terancam dapat melepaskan lebih banyak virus.

Virus dari kelelawar dapat berpindah ke babi. Selanjutnya, babi yang terinfeksi bisa menularkan virus ke peternak, dan akhirnya menyebar antarmanusia.

Tak cuma Malaysia, negara lain yang berisiko terancam wabah virus nipah adalah Kamboja, Ghana, Madagaskar, Filipina, Thailand, juga Indonesia.

Ini karena negara-negara tersebut merupakan wilayah hutan tropis yang merupakan habitat kelelawar Pteropus.

Artikel Lainnya: Sederet Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Hewan Peliharaan

Apa Saja Gejala Infeksi Virus Nipah?

Dijelaskan oleh dr. Theresia Yunita gejala awal infeksi virus nipah tidak spesifik. Menurutnya, ada orang yang terinfeksi tanpa gejala dan ada juga yang memiliki gejala berat.

Gejala virus nipah ini mungkin muncul di hari ke-4 hingga ke-14 hari setelah terinfeksi. Dikutip dari halaman CDC, berikut adalah gejala umum infeksi virus nipah yang mungkin terjadi:

Sementara itu, virus nipah ini bisa juga menimbulkan gejala yang parah seperti:

  • kebingungan
  • mengantuk
  • kejang
  • koma
  • pembengkakan otak (ensefalitis)

Dokter Theresia menambahkan, virus nipah dapat mengakibatkan kematian bila sampai terjadi ensefalitis.

“Ensefalitis adalah peradangan yang terjadi di jaringan otak dan dapat menyebabkan gejala gangguan saraf,” jelasnya.

Kematian dapat terjadi pada 40 hingga 75 persen kasus infeksi virus nipah. Risiko kematian ini juga bisa timbul jauh setelah orang tersebut terinfeksi virus nipah, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun pasca infeksi. Kondisi ini dikenal sebagai infeksi tidak aktif atau laten.

Melansir halaman WHO, untuk mendeteksi dan mendiagnosis virus nipah, diperlukan tes real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dari cairan tubuh dan deteksi antibodi melalui enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Tes lain yang digunakan untuk mendeteksi NiV termasuk uji polymerase chain reaction (PCR) dan isolasi virus dengan kultur sel.

Artikel Lainnya: Normalnya, Berapa Hari Demam Berlangsung?

Bagaimana Pengobatan Infeksi Virus Nipah?

Sayangnya, sampai saat WHO menyatakan belum ditemukannya obat khusus untuk mengatasi infeksi virus nipah. Pengobatan virus nipah dilakukan untuk meringankan gejala yang timbul.

Menurut laman CDC, saat ini sedang dikembangkan pengobatan antibodi yang masih dalam fase uji klinis. Sementara itu, ada beberapa penelitian yang menggunakan pengobatan antivirus tertentu seperti remdesivir dan ribavirin, tapi belum ada bukti uji klinis pada manusia.

Sehingga untuk pengobatan infeksi virus nipah masih terbatas dan saat ini hanya fokus untuk mengatasi gejala yang muncul.

Bagaimana Mencegah Penularan Virus Nipah?

Mengutip CDC, pencegahan virus nipah pada area yang terdeteksi kasus, seperti berikut:

  • Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air atau antiseptik
  • Hindari kontak langsung dengan kelelawar atau babi yang sakit
  • Hindari lokasi dan area di mana kelelawar hidup
  • Hindari makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan kelelawar, seperti getah kurma mentah, buah mentah, atau buah yang terdapat di tanah.
  • Hindari kontak darah atau cairan tubuh dengan orang yang sudah terinfeksi NiV

“Karena virus ini tidak ada obat dan vaksinnya, maka yang dikontrol adalah vektornya (organisme yang membawa patogen dari inang satu ke yang lain),” kata dr. Theresia. Selanjutnya, dr. Theresia menambahkan,“ Untuk mencegah transmisi dari orang ke orang, hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi dan rajin cuci tangan.”

Artikel Lainnya: 6 Langkah Cuci Tangan yang Benar Menurut WHO

Meski sampai saat ini belum ada laporan kasus virus nipah di Indonesia, kamu dan keluarga sebaiknya tetap waspada dan lakukan pola hidup sehat. Bila kamu atau anggota keluargamu yang mengalami gejala seperti ciri-ciri infeksi virus nipah, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter.

Kamu bisa janjian dan bertemu langsung dengan dokter menggunakan fitur Temu Dokter di KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu!

Virus Nipah

Konsultasi Dokter Terkait