Tahukah kamu bahwa rabies sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa? Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan dapat menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing. Tapi jangan khawatir, dengan mengenal rabies, gejalanya, dan cara pencegahannya, Kamu bisa menjaga diri dan orang di sekitarmu tetap aman.
Mari Kenali Apa itu Rabies dan Bahaya Rabies!
Rabies adalah penyakit infeksi serius yang menyerang sistem saraf pusat (otak) akibat Lyssavirus. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus tersebut.
Jika seseorang digigit oleh hewan yang membawa virus rabies, maka virus rabies dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi yang berpotensi fatal, termasuk kematian.
Hewan yang paling sering menularkan rabies ke manusia adalah anjing, kucing, dan kera. Selain itu, hewan liar seperti rubah, musang, dan anjing liar juga dapat menjadi sumber penularan.
Di Indonesia, sekitar 98% kasus penularan rabies berasal dari gigitan anjing, sedangkan sisanya berasal dari kucing dan kera.
Karena sifatnya yang sangat menular dan mematikan, penting untuk mengenali bahaya rabies serta hewan-hewan yang berpotensi menyebarkannya agar Kamu dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama Bila Digigit Anjing
Lalu, Bagaimana Gejala Rabies Setelah Terjadi Gigitan?
Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap. Biasanya dimulai dengan masa inkubasi yang berlangsung antara 1 hingga 3 bulan setelah gigitan hewan yang terinfeksi, meskipun bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung lokasi gigitan.
Berikut adalah tahapan dari gejala tersebut:
1. Masa Inkubasi
Gejala rabies biasanya munculnya biasanya antara 1 hingga 3 bulan, tetapi bisa lebih cepat atau lama.
Pada tahap ini, belum ada gejala yang terlihat. Lokasi gigitan juga berpengaruh terhadap penyebaran virus. Semakin dekat gigitan ke otak, maka semakin cepat gejalanya muncul.
2. Gejala Awal (Prodromal Stage)
Gejala awal rabies pada tahap ini cenderung mirip dengan gejala flu. Biasanya berlangsung selama 2-10 hari disertai gejala berikut
Demam ringan sampai tinggi
Merasa lemas dan kelelahan
Hilangnya nafsu makan
Rasa tidak nyaman atau kesemutan di sekitar luka gigitan
3. Gejala Lanjutan (Neurologis)
Penderita rabies akan memasuki tahapan berikutnya yang semakin parah, yaitu gangguan saraf. Gejala ini bisa berupa:
Takut minum air karena susah menelan dan otot tenggorokan kaku (hidrofobia).
Takut angin atau hembusan udara karena saraf sangat sensitif (aerofobia).
Penderita mengalami kebingungan, gelisah, dan perilaku tidak biasa.
Halusinasi dan kejang-kejang.
Produksi air liur berlebihan.
Otot menjadi kaku dan sulit bergerak, hingga berujung kelumpuhan.
4. Tahap Akhir (Paralytic Stage)
Rabies sangat berbahaya dan berdampak fatal jika tidak segera ditangani. Dalam tahap akhir ini, penderita akan mengalami gejala lanjut, yaitu:
Penderita mengalami kelumpuhan total.
Penderita mengalami koma dalam beberapa hari.
Kegagalan organ, terutama pernapasan, hingga menyebabkan kematian.
Artikel Lainnya: Bumil Digigit Hewan Liar, Bolehkah Suntik Vaksin Rabies?
Pertolongan Pertama Gigitan Hewan
Bila Kamu baru saja tergigit hewan peliharaan atau hewan liar, segera lakukan perawatan di bawah ini:
Segera cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit agar kotoran dan kuman hilang.
Setelah itu, oleskan antiseptik pada luka untuk mencegah infeksi.
Segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Selanjutnya, untuk mencegah infeksi rabies secara efektif, Post-exposure Treatment (PET) harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Perawatan PET pada umumnya meliputi penanganan luka, pemberian Human Rabies Immune Globulin (HRIG), serta serangkaian Vaksinasi Anti Rabies (VAR).
Laporkan hewan yang menggigit ke dinas peternakan agar bisa ditindaklanjuti dan dicek kesehatannya.
Tindakan Pencegahan Rabies
Rabies tentu harus dicegah karena sangat berbahaya bagi hewan dan manusia. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk mencegah virus rabies:
Berikan vaksin pada hewan peliharaan. Vaksinasi adalah langkah penting pencegahan rabies. Pastikan hewan peliharaanmu mendapatkan vaksinasi rabies secara teratur dengan jadwal yang ditentukan. Jangan lupa, jaga kebersihan lingkungan hewan peliharaan.
Waspadai gigitan hewan. Jika telah digigit, segera bersihkan luka dengan sabun dan air mengalir untuk menghilangkan kuman. Jangan tunda untuk pergi ke dokter atau puskesmas untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Hindari kontak dengan hewan liar yang berpotensi membawa rabies, seperti kelelawar, rubah, rakun, dan serigala. Jangan mendekati hewan yang terlihat sakit atau berperilaku aneh karena mereka dapat saja menularkan virus.
Jika sudah terpapar rabies, segera cari bantuan medis. Penanganan yang tepat meliputi pembersihan luka, vaksin rabies, dan pemberian imunoglobulin rabies (RIG) untuk melindungi tubuh dari infeksi.
Artikel Lainnya: 10 Pertolongan Pertama pada Korban Gigitan Ular
Vaksin Rabies Pasca Jajanan / Rabies Post Exposure Prophylaxis (PEP)
Vaksinasi rabies pasca pajanan atau Rabies Post Exposure Prophylaxis (PEP) adalah serangkaian suntikan vaksin yang diberikan kepada seseorang yang telah terkena gigitan atau cakaran hewan yang mungkin membawa rabies.
Tujuan dari PEP ini adalah untuk membantu tubuh melawan virus rabies dan mencegah penyakit berkembang.
Untuk orang yang belum pernah vaksin rabies sebelumnya:
Dosis vaksin yang diperlukan ada 5 kali suntikan.
Suntikan pertama diberikan sesegera mungkin setelah gigitan (hari ke-0).
Suntikan berikutnya pada hari ke-3, hari ke-7, hari ke-21, dan hari ke-28.
Vaksin harus diberikan paling lambat 14 hari setelah gigitan. Jika lebih dari 14 hari, konsultasikan ke dokter spesialis vaksinasi.
Untuk orang, yang sudah pernah vaksin rabies sebelumnya (pre-exposure):
Dosis vaksin yang diperlukan hanya 2 kali suntikan.
Suntikan pertama sesegera mungkin (hari ke-0).
Suntikan kedua antara hari ke-3 sampai hari ke-7.
Sama seperti sebelumnya, vaksin harus diberikan dalam waktu maksimal 14 hari setelah gigitan.
Selain vaksinasi PEP, untuk tambahan penanganan jika luka gigitan kotor, Kamu mungkin akan diberikan vaksin tetanus sebagai penguat. Dokter juga dapat meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri.
Tentu, rabies memang penyakit serius, tetapi bukan berarti Kamu harus panik. Dengan rutin vaksinasi hewan peliharaan, waspada saat berinteraksi dengan hewan, dan paham langkah pertolongan utama, Kamu bisa tetap aman dan tenang. Ingat, mencegah itu jauh lebih mudah daripada harus mengobati!
Ingin tahu lebih banyak informasi seputar #JagaSehatmu dan keluarga di rumah?
Yuk, download aplikasi media kesehatan KlikDokter sekarang juga! Jika Kamu membutuhkan informasi seputar obat maupun informasi seputar penyakit, tersedia kolom pencarian yang memudahkan Kamu untuk mengakses informasi lebih dalam.
Referensi:
Ayo Sehat Kemkes. Diakses pada April 2025. Bahaya Penyakit Rabies
Dinkes Jakarta. Diakses pada April 2025. Kenali Gejala Rabies dan Cara Mencegahnya
World Health Organization. Diakses pada April 2025. Rabies Post-Exposure Prophylaxis Decision Tree: Decide with Confidence
Cleveland Clinic. Diakses pada April 2025. Rabies
Medical News Today. Diakses pada April 2025. What you need to know about rabies