Manfaat Kerokan
dr. Adithia Kwee, 15 Sep 2014
Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter
Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia. Bagaimana pertemuannya dengan medis? Simak pembahasan lengkap disini.
Kerokan merupakan sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin yang sering diterapkan oleh orang Indonesia.
Metode ini biasanya dilakukan dengan menggaruk dan menekan bagian permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sehingga terbentuk guratan merah pada kulit. Otot-otot yang tegang terasa kendur dan adanya sensasi relaksasi pada kulit.
Artikel Lainnya: Cara Mencegah Masuk Angin Meski Sering Keluar Malam
Banyak mitos tentang manfaat dari kerokan ini sehingga pilihan untuk melakukan terapi ini masih sering kita jumpai. Meski dunia medis sudah canggih, namun kebiasaan kerokan ternyata masih bisa dinikmati dari berbagai golongan dan strata sosial.
Budaya kerokan ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Bahkan raja-raja dan petinggi kerajaan Nusantara banyak yang melakukan terapi ini untuk kesehatan.
Terapi ini digemari, karena rasanya yang manjur dan murah tentunya untuk sebuah penyembuhan penyakit. Setelah dilakukan terapi kerokan ini, badan sering terasa lebih baik. Hal ini disebabkan oleh suatu zat endorphin yang keluar dari proses kerokan tersebut.
Tidak hanya penduduk Indonesia yang sering melakukan teknik terapi ini, di luar negeri pun mengenal kerokan namun berbeda dalam bentuk dan tekniknya.
Vietnam mengenal cao gio, dan Kamboja teknik penyembuhanya disebut goh kyol. Tiongkok mengenal gua sha. Karena menggunakan batu giok, maka terkenal dengan Jade Stone Therapy.
Artikel Lainnya: Cara Mengeluarkan Angin dalam Perut dengan Cepat
Kerokan? Bermanfaatkah?
Seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes., tertarik meneliti mengenai manfaat kerokan. Penelitian itu dilakukan sepanjang tahun 2003-2005. Hasilnya, dari 390 responden berusia 40 tahun ke atas yang mengembalikan kuesioner, hampir 90 persen mengaku kerokan saat ‘masuk angin’.
Pada tahap kedua, Didik menjadikan dirinya sebagai obyek penelitian. Ia mengerok bagian tangannya lalu dibiopsi. Hasil pemeriksaan di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan, tidak ada kulit yang rusak ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya melebar.
Hal ini membuktikan kerokan tidak merusak pori-pori kulit dan tidak menyebabkan pembuluh darah kecil dan halus pecah. Melebarnya pembuluh darah membuat aliran darah lancar dan pasokan oksigen dalam darah bertambah. Bagaimana penelitiannya?
Artikel Lainnya: Pilihan Obat Masuk Angin untuk Ibu Hamil
Penelitian Kerokan
Penelitian tahap akhir adalah penelitian biomolekuler, yakni pemeriksaan darah dari orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Semua responden adalah perempuan karena mereka dinilai lebih suka kerokan daripada laki-laki. Para responden dibagi dalam dua kelompok dan menjalani pemeriksaan darah.
Kelompok pertama kemudian dikerok, sedangkan kelompok kedua tidak. Seluruh responden selanjutnya diperiksa lagi darahnya. Ada tiga hal yang diamati, yakni:
1. Terdapat Perubahan Kadar Endorphin
kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Peningkatan endorfin membuat mereka nyaman, rasa sakit hilang, lebih segar, dan bersemangat.
2. Terdapat Perubahan Kadar Prostaglandin
Kadar prostaglandin turun. Di sisi lain, zat ini menyebabkan nyeri otot. Penurunan kadar prostaglandin membuat nyeri otot berkurang.
3. Terdapat Perubahan Kadar Interleukin Serta Komplemen C1 dan C3
Terdapat perubahan komplemen C3, C1, dan interleukin yang menggambarkan adanya reaksi peradangan tidak signifikan.
Pada intinya, kerokan dapat bermanfaat untuk mendapatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri otot. Namun, seperti halnya obat, tidak baik jika berlebihan.
Konsultasi Dokter Terkait
Artikel Terkait