Berita Kesehatan

WNI dari Wuhan Bakal Pulang, Pemerintah Siapkan Karantina Virus Corona

Krisna Octavianus Dwiputra, 01 Feb 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Persiapan pemulangan WNI dari Wuhan terkait virus corona terus dimantapkan. Kemenkes mengaku menyiapkan skema karantina bagi WNI yang datang dari Tiongkok.

WNI dari Wuhan Bakal Pulang, Pemerintah Siapkan Karantina Virus Corona

Wabah virus corona semakin membuat resah warga dunia. Terlebih lagi, WHO sudah mengumumkan status penyebaran 2019-nCoV ini sebagai darurat kesehatan global pada Jumat (31/01). 

Tentunya, ini membuat sejumlah negara berencana membawa pulang WNI yang berada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.

Bahkan, negara seperti Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat sudah terlebih dulu melakukan evakuasi untuk warga negaranya. Pemerintah Indonesia pun tengah melakukan persiapan.

Pemerintah Siapkan Skema Pemulangan WNI dari Endemi Coronavirus

Rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Provinsi Hubei, Wuhan, Tiongkok terkait penyebaran virus corona terus dimatangkan oleh beberapa pihak. 

Kementerian Kesehatan menyatakan sudah menyiapkan skema pemulangan sampai karantina. 

Rumah sakit rujukan juga menyatakan akan siap. Mulai dari tenaga ahli, sampai prasarana dan sarana.  

Hingga saat ini tercatat ada 243 WNI yang berada di Provinsi Hubei. Sedangkan 93 orang berada di Kota Wuhan, tempat endemi virus corona berasal.

Bahkan berdasarkan laporan media lokal, terdapat surat permohonan izin prinsip penerbangan carter (charter flight) untuk maskapai penerbangan Batik Air. 

Surat ini diajukan dari pihak maskapai ke Dirjen Perhubungan Udara. 

Menurut izin, jadwal penerbangan akan dilakukan pada pukul 06.00-12.00 WIB pada Sabtu (1/2) Jakarta-Wuhan dengan nomor ID : 8618. 

Pesawat tersebut akan kembali ke tanah air tepatnya perjalanan Wuhan-Batam ID 8619 pada pukul 13.00-19.00 WIB.

Pesawat Air Bus A330 ini dipercaya akan membantu proses evakuasi WNI yang berada di Provinsi Hubei, Tiongkok tersebut.

Artikel Lainnya: Waspada, Penderita Virus Corona Bisa Tidak Menunjukkan Gejala!

Akan Ada Karantina Virus Corona Bagi WNI dari Wuhan

Setelah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo bahwa WNI di Wuhan harus dijemput pulang, Kemenkes bergerak cepat untuk mempersiapkan segala sesuatunya. 

Meski sampai saat ini tidak diketahui di bandara mana WNI dari Wuhan akan diturunkan, Kemenkes sudah siap siaga.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes menegaskan satu hal yang pasti akan dilakukan pihaknya adalah karantina bagi WNI yang datang dari Wuhan.

Menurutnya, ini sudah sesuai perintah Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Dalam waktu 14 hari, semua WNI yang datang dari Wuhan akan dikarantina untuk memastikan kondisinya. 

Hanya saja, sampai saat ini dr. Wiendra belum bisa memastikan tempat karantinanya.

“Saya tidak berbicara di mana landing-nya, tapi persiapan setelah mereka tiba di Indonesia. Maka setiap WNI yang turun dari Wuhan, itu akan dikarantina,” tegas dr. Wiendra saat konferensi pers di Kantor Kemenkes, Jumat (31/1) sore WIB. 

Wiendra menjelaskan bahwa WNI yang dijemput sudah akan di-skrining sejak masih berada di Wuhan. 

Sudah ada petugas yang siap menjalankan semuanya sesuai Standar Operational Procedure (SOP) yang ditetapkan Kemenkes. 

Ini nantinya akan dilakukan juga beberapa tahap skrining saat di dalam pesawat sampai nanti setelah tiba di Indonesia. 

Sekarang, fokusnya adalah menentukan di mana bandara yang akan menjadi tempat WNI dari Wuhan turun.

Artikel Lainnya: Selain Ular, Kelelawar Jadi Sumber Penyebab Penularan Virus Corona

Kota Batam Diisukan Menjadi Tempat WNI dari Wuhan Cek Coronavirus

“Soal bandara harus tanya Kementerian Luar Negeri. Pokoknya, Kemenkes intinya siap di mana pun nanti pesawat landing. Jadi artinya mau di Jakarta, mau di Bandung, atau di mana pun harus siap. Di mana pun posisinya (kedatangan) akan tetap dikarantina. Jadi posisi sejak berangkat, di dalam pesawat, kemudian dikarantina, semua sudah jelas,” terang dr. Wiendra.

Jadi jelas bahwa WNI yang dijemput dari Wuhan tidak akan langsung pulang ke rumahnya masing-masing. Mereka akan dikarantina untuk memastikan tidak ada virus corona yang bersarang dalam tubuh mereka.

Kemenkes berjanji akan memenuhi kebutuhan dasar WNI dari Wuhan selama masa karantina. Perlu dicatat, penentuan 14 hari karantina adalah dari Menkes Terawan.

“Kemenkes akan coba memenuhi kebutuhan dasar WNI yang datang dari Wuhan. Tentunya biaya ditanggung oleh negara. Berapa jumlah yang akan datang sedang dikomunikasikan (dengan Kemenlu),” tutur Wiendra.

Nantinya, selama karantina 14 hari akan ada dokter, ada perawat, ada spesialis paru, ada nanti spesialis jiwa, ada petugas kesehatan yang mengontrol terus menerus. 

Lalu nanti diatur gizinya. Itu adalah rencana pemulangan WNI dari Wuhan.

Lalu di mana tempatnya? Kota Batam sempat diisukan menjadi salah satu tempat pendaratan yang membawa 243 WNI asal Wuhan tersebut. 

Bahkan, asrama haji di kota tersebut dikabarkan akan menjadi tempat karantinanya. 

Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar. 

Lewat pernyataannya pada Jumat (31/01), hingga saat ini belum ada instruksi dari Pimpinan BP Batam untuk menjadikan Asrama Haji Batam sebagai tempat karantina.

Menurut rencana, Asrama Haji Batam memang disiapkan sebagai tempat karantina bila kasus virus corona muncul di kota transit perdagangan tersebut. 

Namun, bukan menjadi tempat evakuasi WNI yang datang dari Wuhan.

Artikel Lainnya: Peneliti Cina Identifikasi 30 Obat untuk Tangani Virus Corona

Mengapa Perlu Karantina Coronavirus Bagi WNI yang Dipulangkan?

Sadar bahwa proses karantina akan menuai pro dan kontra, Kemenkes langsung menyiapkan jawaban soal ini. 

Seperti diketahui, kalau berbicara karantina biasanya identik dengan orang yang sudah terinfeksi atau terkena virus corona.

Wiendra menggarisbawahi bahwa fungsi dari karantina sendiri supaya tidak terjadi penyebaran virus 2019-nCoV meluas. Mekanismenya sama seperti karantina sebelum ibadah haji.

“Fungsi dari karantina adalah supaya tidak terjadi penyebaran penyakit dari luar. Ini sama juga pada waktu karantina haji, ketika keluar bahwa exit skrining itu semua orang sehat. Jadi sebenarnya karantina itu adalah orang sehat tetapi di dalam perjalannya mereka diawasi. Maka kita sebut, pasien dalam pemantauan atau pengawasan,” tegas Wiendra.

“Sementara misalnya kalau dalam perjalanan ada yang sakit, langsung dirujuk. SOP rujuknya sudah jelas. Itulah yang perlu ditingkatkan terus-menerus. Ini supaya tidak terjadi penularan pada waktu mengantar pasien,” kata Wiendra.

Petugas yang akan menjemput sejauh ini ada 8 orang dari KSAU, kemudian Kemenkes sekitar 5 orang. 

Petugas medis dari Kemenkes yang bertugas terdiri dari dokter SpOG, spesialis paru, dan juga sekitar 4-5 perawat. Namun, semua tergantung izin visa dari Tiongkok.

Artikel Lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya

Rumah Sakit Rujukan Virus Corona Sudah Siap

Selain pihak Kemenkes yang menyiapkan skenario pemulangan sampai karantina, pihak rumah sakit rujukan juga menyatakan siap jika sampai ada WNI dari Wuhan yang terinfeksi virus corona.

Sebagai informasi, 3 rumah sakit ditunjuk sebagai RS rujukan, yakni RSPI Sulianti Saroso, RSUP Persahabatan, dan RSPAD Gatot Soebroto. 

Direktur utama RSUP Persahabatan, dr. Rita Rogayah menjelaskan bahwa pengalaman rumah sakit yang ia pimpin tidak perlu diragukan. 

Mengingat rumah sakit tersebut pernah menangani pasien kasus SARS dan flu burung.

“Ketiga rumah sakit ini sudah siap menerima kalau ada pasien dengan keluhan gejala novel virus corona. Jadi, kalau pasien yang dievakuasi tidak ada keluhan, berarti mereka tidak akan dirujuk di tiga rumah sakit yang sudah ditentukan,” ujar dr. Rita.

“Sebetulnya sebagai rumah sakit unggulan, kami sudah biasa menangani kasus-kasus seperti ini (penyebaran virus mematikan). Jadi, apakah kami siap? Mudah-mudahan kami siap, karena kami bukan pertama kali menangani kasus-kasus seperti ini,” tegas dr. Rita.

Pernyataan kesiapan juga diungkapkan oleh Dirut RSPI Sulianti Saroso, dr. Muhammad Syahril. Bahkan, rumah sakit yang ada di Sunter, Jakarta Utara ini sudah menyiapkan 11 ruang isolasi ketat.

Selain itu, ada 50 SDM yang disiapkan, mulai dari dokter ahli sampai sopir ambulans. 

“Kalau untuk RSPI Sulianti Saroso sendiri sudah menyiapkan 11 ruang isolasi ketat apabila dirujuk oleh tim yang membawa pulang WNI dari Wuhan. Tentu saja yang memenuhi kriteria atau gejalanya,” katanya. 

“Ada 11 ruang isolasi khusus ketat yang sudah kami siapkan, 1 ruangan untuk 1 pasien,” tegas dr. Syahril.

Sekarang, proses pemulangan WNI dari Wuhan tinggal memantapkan koordinasi antar lembaga. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, drg. Widyawati berharap sekitar 1-2 hari proses ini bisa dilaksanakan.

Sementara itu, menurut Wiendra, sejauh ini, 8 orang TNI dari Angkatan Udara sudah dipastikan berangkat menjemput WNI di Wuhan. Sementara dari Kemenkes akan ada sekitar 4-5 orang yang terdiri dari dokter ahli untuk ikut serta dalam penjemputan.

Tentunya, pemulangan WNI asal Wuhan ke Indonesia ini bisa berjalan lancar. Hingga berita ini dibuat (1/2) pukul 05.00 WIB sekitar 9.776 orang sudah terinfeksi virus corona di 22 negara dan 213 dinyatakan meninggal dunia. Sementara, Indonesia mengklaim negatif dari n-CoV. 

Bila Anda ingin mengetahui cara pencegahan virus corona, bisa langsung bertanya pada fitur tanya dokter di aplikasi KlikDokter.

(AYU/RPA)

virus corona
WNI
wuhan