Berita Kesehatan

Kabar Duka, Musisi Andalan Glenn Fredly Tutup Usia akibat Meningitis

Ayu Maharani, 09 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Rabu (08/04), dikabarkan penyanyi Glenn Fredly meninggal dunia akibat meningitis di RS Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan. Berikut informasi selengkapnya.

Kabar Duka, Musisi Andalan Glenn Fredly Tutup Usia akibat Meningitis

Bukan kabar rilisnya single atau album baru, kali ini justru kabar duka yang muncul. Musisi kenamaan Indonesia, Glenn Fredly, meninggal dunia akibat penyakit meningitis yang dideritanya.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, pria yang baru saja menyambut kelahiran buah hatinya itu mendapat perawatan dari RS Setia Mitra, Cilandak, Jakarta Selatan. Tak hanya keluarga, rekan sesama artis pun sangat merasa kehilangan sosok bersuara merdu ini.

Kisah Wafatnya Glenn Fredly

Tak mendadak, sebenarnya pria kelahiran tahun 1975 itu sudah sebulan terbaring di rumah sakit. Banyak yang mengira bahwa pria bernama lengkap Glenn Fredly Deviano Latuihamallo tersebut terinfeksi COVID-19. Tapi, pihak keluarga menegaskan bukan itu penyebabnya.

Pihak keluarga menjelaskan kronologi kondisi terakhir kesehatan Glenn. Pelantun lagu Januari itu sempat mengeluhkan sakit kepala akibat meningitis beberapa waktu lalu. Namun, dirinya mengaku masih mampu beraktivitas seperti biasa.

Kian tak nyaman dengan kondisi tubuhnya, Glenn sendiri yang akhirnya memutuskan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.

Di tiga hari terakhir, kondisinya semakin menurun. Meski menurun, ia masih bisa berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Sayang, takdir berkehendak lain. Glenn Fredly akhirnya berpulang pada pukul 18.47 WIB kemarin (08/04).

Adapun sosok yang pertama kali mengabarkan kabar duka kepada wartawan dan khalayak umum adalah sahabat sejawatnya, Tompi. Barulah setelah itu datang konfirmasi dari anggota keluarga Glenn.

Sudah jadi rahasia umum bahwa musik-musik yang dihasilkan oleh Glenn sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

Lagu-lagu cintanya mampu “menyihir” tak hanya wanita tapi juga pria. Oleh karena itu, pasti banyak fans-nya yang ingin menghadiri pemakaman sang idola.

Akan tetapi, pihak keluarga menegaskan bahwa masyarakat tak perlu datang ke prosesi pemakaman suami dari Mutia Ayu tersebut.

Situasi dan kondisi memang sedang tak memungkinkan saat ini (tidak boleh ada kerumunan) demi mematuhi aturan physical distancing. Selain itu, keluarga juga ingin prosesi ini bersifat private.

Keluarga Glenn Fredly berpesan, siapa saja di luar sana yang ingin hadir ke proses pemakaman, lebih baik kirim doa saja dari rumah.

Menurut mereka, doa sudah lebih dari cukup untuk melepas kepergian pelantun lagu Sedih Tak Berujung itu dan menguatkan keluarga yang ditinggalkan.

Artikel Lainnya: 5 Cara Tepat Cegah Meningitis

1 dari 2

Meningitis yang Merenggut Nyawa Glenn Fredly

Meningitis merupakan suatu kondisi peradangan pada cairan serta selaput yang melapisi otak dan saraf tulang belakang. Penyakit ini bisa mengenai kalangan usia mana pun, baik itu bayi maupun lansia.

Penyebab meningitis, menurut dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, MSc., biasanya dari infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Penyebarannya terjadi melalui kontak jarak dekat, batuk, bersin, atau lingkungan yang tidak higienis.

Di tahap awal, penyakit meningitis bisa sulit dikenali. Gejala meningitis yang timbul pun dapat mirip dengan penyakit lain. Misalnya demam, ruam kulit, muntah, nyeri kepala, leher kaku, sensitivitas terhadap cahaya, hingga penurunan kesadaran.

“Demam yang terjadi muncul secara tiba-tiba dengan suhu yang tinggi, yaitu 40 derajat Celcius. Peningkatan suhu tubuh ini kemudian diikuti sakit kepala hebat serta rasa kaku di leher, hingga membuat penderitanya sulit menundukkan kepala ke arah dada,” jelas dr. Nitish.

Artikel Lainnya: Ini yang Terjadi pada Tubuh Pasca Meningitis

Sementara itu, dr. Devia Irine Putri mengungkapkan, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya meningitis, yaitu pekerjaan, riwayat bepergian, dan kondisi medis tertentu.

Orang yang bekerja dan sering beraktivitas di komunitas besar dan padat mudah ditulari mikroorganisme penyebab meningitis.

Orang yang sering bepergian pun juga berisiko tinggi, apalagi bila wilayah yang dikunjunginya merupakan daerah endemik, seperti Mekah atau Afrika.

Kondisi medis tertentu, seperti kelainan darah, kanker, atau HIV/AIDS juga bisa meningkatkan risiko radang selaput otak.

Ketiga penyakit tersebut akan sangat menurunkan kemampuan imunitas tubuh. Sehingga, ketika ada virus atau bakteri yang masuk dalam tubuh, infeksinya akan sulit dilawan.

Artikel Lainnya: Bahaya di Balik Meningitis yang Diabaikan

2 dari 2

Mengapa Sampai Bisa Berakibat Fatal?

Saat terjadi peradangan, meninges (selaput otak) akan membengkak. Pada beberapa kasus, ini juga bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf dan otak.

Bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat, meningitis memang dapat memicu komplikasi yang sangat buruk dan berakibat fatal (kematian).

Ada pun komplikasi buruk yang dimaksud, antara lain hilang ingatan, ketulian, kebutaan, epilepsi, paralisis, kehilangan ekstremitas, dan kerusakan organ-organ krusial. Kalau sudah begini, akan lebih sulit untuk menyelamatkan nyawa penderita meningitis.

Perlu diketahui juga, meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya lebih mudah untuk sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari. Hanya saja, kondisi penderitanya harus tetap dipantau dan tak boleh kelelahan.

Sedangkan, meningitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa menjadi sangat serius dan berpotensi mematikan. Cara paling efektif untuk mencegah meningitis yang mematikan adalah dengan mendapatkan vaksinasi.

Selamat jalan, Glenn Fredly. Seluruh karyamu akan selalu abadi di hati pendengar setia musik tanah air.

Bila Anda ingin tahu lebih detail seputar meningitis, chat dokter kami via LiveChat di aplikasi KliKDokter.

(FR/AYU)

Radang Selaput Otak
Meningitis