Gangguan Darah

Kelainan Darah

dr. Devia Irine Putri, 19 Jan 2023

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Blood disorders atau kelainan darah adalah kondisi ketika komponen penyusun darah tidak bisa berfungsi normal. Bagaimana cara mengobati kelainan darah?

Kelainan Darah

Kelainan Darah

Dokter spesialis 

Spesialis penyakit dalam (sub hematologi)

Gejala

Mudah lelah, sesak napas, pucat, memar, perdarahan

Faktor risiko

Keturunan, infeksi, efek samping obat-obatan, autoimun

Cara diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Pengobatan

Obat-obatan, transfusi darah, transplantasi sumsum tulang belakang

Obat

Suplemen (vitamin B12, asam folat, zat besi), kortikosteroid

Komplikasi

Perdarahan, gangguan konsentrasi, gangguan tumbuh kembang anak

Kapan harus ke dokter?

Segera apabila mengalami gejala kelainan darah

Pengertian 

Kelainan darah atau blood disorders adalah suatu kondisi di mana terdapat gangguan pada salah satu atau beberapa bagian darah sehingga mengganggu jumlah dan fungsi darah. 

Kondisi ini bisa bersifat akut maupun kronis. Secara umum, darah manusia tersusun atas empat komponen utama, yaitu:

  • Sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk menghantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh
  • Sel darah putih (leukosit) yang berfungsi untuk melawan infeksi kuman
  • Keping darah (trombosit) yang berfungsi untuk membantu proses penggumpalan darah
  • Plasma darah berfungsi membantu proses koagulasi, berperan dalam sistem imunitas, serta sebagai sarana transportasi untuk menghantarkan elektrolit, nutrisi, dan lain sebagainya ke seluruh tubuh.

Seseorang dikatakan menderita kelainan darah apabila salah satu dari komponen darah di atas tidak dapat berfungsi dengan normal. 

Berikut ini merupakan beberapa kelainan darah yang umum terjadi, antara lain:

1. Penyakit Kelainan Darah yang Memengaruhi Sel Darah Merah

  • Anemia

Kondisi anemia terjadi apabila sel darah merah rendah. Anemia dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dengan penyebabnya, yakni:

  • Anemia defisiensi besi 
  • Anemia pernisiosa (defisiensi vitamin B12)
  • Anemia defisiensi asam folat
  • Anemia karena penyakit kronis
  • Anemia aplastik
  • Anemia sel sabit
  • Anemia hemolitik autoimun
  • Anemia megaloblastik
  • Thalasemia

Thalassemia adalah salah satu kelainan sel darah merah yang cukup umum adalah thalasemia. Kelainan darah yang satu ini bersifat keturunan. 

  • Polisitemia vera

Polisitemia vera terjadi karena sumsum tulang belakang terlalu banyak memproduksi sel darah merah. Penyebab pasti dari polisitemia vera tidak diketahui secara pasti. 

Akibat kondisi ini, risiko penggumpalan darah dapat terjadi sehingga menyebabkan masalah seperti stroke maupun serangan jantung.

Artikel lainnya: https://www.klikdokter.com/info-sehat/darah/fakta-seputar-anemia-sel-sabit-yang-wajib-diketahui 

2. Penyakit Kelainan Darah yang Pengaruhi Sel Darah Putih

  • Limfoma

Limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang berkembang di dalam kelenjar getah bening. 

Pada kondisi ini, sel darah putih berkembang menjadi lebih ganas dan menyebar secara tak wajar. 

Limfoma terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Hodgkin’s lymphoma dan non-Hodgkin’s lymphoma.

  • Leukemia

Selain limfoma, kanker darah yang umumnya terjadi adalah leukemia

Leukemia adalah kanker darah yang ditandai dengan sel darah putih yang berjumlah berlebihan dan bersifat menjadi ganas. Leukemia dapat bersifat akut maupun kronik.

  • Multiple myeloma

Multiple myeloma adalah salah satu keganasan pada darah yang ditandai dengan pertumbuhan tak terkendali pada sel plasma. 

Sel plasma memproduksi antibodi yang abnormal sehingga menyerang sistem kekebalan tubuh orang itu sendiri.

  • Myelodysplastic syndrome (MDS)

MDS adalah kelainan darah yang menyerang sumsum tulang belakang. Akibatnya, sumsum tulang memproduksi sel-sel abnormal. 

3. Penyakit Kelainan Darah yang Memengaruhi Trombosit

  • Trombositopenia

Trombositopenia adalah kondisi dimana trombosit dalam darah terlalu rendah. 

Kondisi bisa disebabkan karena kondisi medis tertentu, misalnya infeksi demam berdarah dengue maupun efek samping obat-obatan tertentu. 

  • Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)

Kelainan darah yang memengaruhi jumlah trombosit adalah ITP. Kondisi ini tidak diketahui penyebabnya secara pasti. 

Penderita ITP umumnya akan mengeluhkan keluhan seperti mudah memar maupun muncul bintik-bintik merah di kulit. 

  • Primary thrombocythemia

Pada kondisi primary thrombocythemia, tubuh memproduksi trombosit yang berlebihan tanpa sebab yang jelas. 

Akibatnya, trombosit tidak bisa melakukan fungsinya dengan baik dan justru meningkatkan risiko tubuh mengalami perdarahan. 

4. Penyakit Kelainan Darah yang Pengaruhi Faktor Pembekuan Darah

  • Hemofilia

Hemofilia merupakan salah satu penyakit kelainan darah genetik. Hemofilia terjadi karena kurangnya protein pembekuan darah yang disebut sebagai faktor pembekuan darah. 

Penderita jadi mudah mengalami perdarahan secara tiba-tiba.  

  • Penyakit von Willebrand

Sama halnya dengan hemofilia, penyakit von Willebrand juga merupakan kelainan darah yang sifatnya genetik. 

Penyakit ini terjadi karena tubuh kekurangan protein pembekuan, yaitu faktor von Willebrand. 

  • Disseminated intravascular coagulation (DIC)

DIC adalah kondisi ketika terjadi proses pembekuan darah yang berlebihan. 

Umumnya, kondisi ini terjadi pada orang yang mengalami infeksi atau cedera berat, pasca-tindakan operasi, atau komplikasi dari kehamilan misalnya abrupsio plasenta dan sindrom HELLP. 

  • Deep venous thrombosis (DVT)

DVT adalah penyakit yang terjadi akibat adanya gumpalan darah di dalam pembuluh darah vena. 

Kondisi ini mengakibatkan aliran darah melambat sehingga muncul keluhan nyeri dan bengkak pada kaki. 

Apabila gumpalan darah ini terlepas dan bergerak ke paru-paru makan dapat menyebabkan emboli paru

Artikel lainnya: Mengungkap Fakta Medis seputar Penyakit Thalasemia 

Penyebab 

Penyebab kelainan darah dapat bervariasi, mulai dari genetik, efek penggunaan obat tertentu maupun kondisi medis lainnya seperti infeksi, paparan racun, maupun kondisi malnutrisi. 

Tidak jarang juga pada beberapa kasus, kelainan darah tidak diketahui penyebabnya secara pasti. 

Faktor Risiko 

Risiko kelainan darah bisa meningkat apabila seseorang memiliki kondisi, seperti:

  • Adanya riwayat kelainan darah di keluarga
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit autoimun, kanker, infeksi, cedera atau trauma berat, gangguan fungsi hati
  • Kekurangan nutrisi
  • Imobilitas
  • Kehamilan

Gejala 

Gejala kelainan darah dapat berbeda-beda, tergantung komponen darah apa yang mengalami kelainan. 

Beberapa ciri-ciri kelainan darah yang umumnya muncul adalah:

  • Mudah lelah
  • Sesak napas
  • Pucat
  • Sering merasa berdebar-debar
  • Mimisan
  • Mudah memar
  • Gusi berdarah
  • Berat badan turun
  • Mudah infeksi atau tertular penyakit
  • Sakit kepala

Diagnosis 

Dalam menegakkan diagnosis kelainan darah, dokter spesialis penyakit dalam (sub-hematologi) akan melakukan wawancara medis secara mendalam. 

Misalnya, riwayat kesehatan penderita dan faktor risiko yang dimiliki (misalnya riwayat kelainan darah dari keluarga). 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 

Pemeriksaan fisik dapat meliputi:

  • Pemeriksaan kulit dan selaput lendir, melihat apakah ada pucat, memar, maupun bintik merah
  • Pemeriksaan kelenjar getah bening
  • Pemeriksaan sendi untuk menilai apakah ada pembengkakan
  • Pemeriksaan perut untuk menilai organ hati dan limpa apakah ada pembesaran

Selain itu, beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

1. Tes Darah

Pemeriksaan darah lengkap atau complete blood count membantu melihat jumlah dari setiap jenis sel darah yang dimiliki.

2. Apusan Darah

Pemeriksaan apusan darah terkadang juga diperlukan, pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adakah kelainan bentuk pada komponen darah.

3. Tes Agregasi Trombosit

Tes agregasi trombosit berfungsi untuk mengevaluasi fungsi trombosit dan membantu mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan trombosit.

4. Tes CT (Clothing Time) dan BT (Bleeding Time

Tes CT BT berfungsi untuk mengetahui seberapa cepat tubuh melakukan proses pembekuan darah apabila mengalami perdarahan.  

5. Biopsi Sumsum Tulang Belakang

Pemeriksaan biopsi sumsum tulang belakang bertujuan untuk melihat kondisi sumsum tulang belakang, apakah ada sel yang abnormal atau tidak. 

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sedikit darah dan jaringan di sumsum tulang dan diperiksa di laboratorium. 

Artikel lainnya: 8 Pemeriksaan untuk Diagnosis Talasemia

Pengobatan 

Pengobatan kelainan darah didasarkan pada jenis dan penyebabnya. Adapun pengobatan kelainan darah bisa meliputi:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan didasarkan pada komponen darah mana yang bermasalah. Misalnya, pada penderita anemia zat besi, pemberian suplementasi zat besi dapat diberikan. 

Pada kondisi kelainan darah akibat autoimun, pemberian terapi kortikosteroid bisa menjadi pilihan.

2. Transfusi Darah

Selain penggunaan obat-obatan, pada kondisi tertentu transfusi darah menjadi pilihan pengobatan kelainan darah lainnya. 

Transfusi darah membantu mengganti sel-sel darah yang hilang atau rusak.

3. Kemoterapi

Pada penderita kelainan darah akibat kanker darah seperti leukemia, kemoterapi turut menjadi pilihan.

4. Transplantasi Sumsum Tulang

Transplantasi sumsung tulang menjadi pilihan untuk menggantikan sumsum tulang yang tidak sehat sehingga nantinya sumsum tulang bisa menghasilkan sel-sel yang normal. 

Pencegahan 

Tidak semua kelainan darah dapat dicegah, mengingat salah satu penyebab kelainan darah adalah keturunan. 

Namun, pada kondisi kelainan darah akibat non-keturunan dapat dicegah, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Memastikan asupan nutrisi tercukupi setiap harinya, seperti konsumsi makanan tinggi besi, seperti daging sapi, hati, bayam; makanan sumber asam folat, seperti sayuran hijau, alpukat, brokoli; dan makanan sumber vitamin B12, seperti daging, ikan, tempe
  • Mengobati ataupun mengontrol kondisi medis yang dimiliki secara tuntas dan efektif misalnya infeksi, penyakit autoimun
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
  • Melakukan pemeriksaan pranikah dan skrining genetik sebelum menikah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat genetik kelainan darah di keluarga
  • Menggunakan alat pelindung diri di lingkungan bekerja, terutama bagi mereka yang bekerja di bawah paparan radiasi, zat kimia, dan sebagainya

Komplikasi 

Komplikasi kelainan darah yang umum terjadi antara lain:

  • Perdarahan
  • Gangguan produktivitas, sulit berkonsentrasi
  • Gangguan tumbuh kembang pada anak-anak
  • Infeksi berulang
  • Penyebaran sel kanker ke organ lain

Kapan Harus Ke Dokter?

Segera konsultasikan kepada dokter apabila kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala yang disebutkan di atas. 

Diagnosis yang cepat dan tepat dapat membantu mengontrol penyakit kelainan darah yang dialami.

Jangan tunggu sakit memburuk. Lekas konsultasikan kepada dokter kondisi kesehatan kamu di fitur Tanya Dokter dari aplikasi KlikDokter. #JagaSehatmu setiap hari.

[HNS]