Kehamilan

12 Penyebab Keguguran yang Mesti Bumil Tahu

Rena Widyawinata, 24 Nov 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Bumil harus tahu, ada berbagai penyebab keguguran yang sering terjadi. Apa saja hal yang bisa mengakibatkan keguguran? Simak di sini.

12 Penyebab Keguguran yang Mesti Bumil Tahu

Keguguran merupakan kondisi saat kehamilan terhenti secara spontan yang ditandai dengan keluarnya janin dari jalan lahir.

Sebagian besar kasus keguguran terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu atau trimester pertama. Pada masa ini, pembentukan organ-organ janin berlangsung. Sementara itu, risiko keguguran menurun setelah usia kehamilan 20 minggu.

Banyak hal yang dapat menyebabkan keguguran, baik pada bayi seperti genetik, maupun faktor pada kesehatan ibu seperti infeksi serta gaya hidup.

Untuk penjelasan lebih lanjut, simak penyebab keguguran yang paling sering terjadi berikut ini:

1. Faktor Genetik

Sekitar 2-4 persen kasus keguguran berkaitan dengan faktor genetik. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk melakukan tes genetik sebelum merencanakan kehamilan.

Gen berupa DNA yang tersusun dari kromosom-kromosom merupakan susunan ‘rangka’ pembentukan makhluk hidup. Kromosom ini akan menentukan seseorang akan memiliki rambut seperti apa, warna mata apa, dan sebagainya.

Dalam keadaan normal, setiap manusia memiliki 46 kromosom atau 23 pasang. Jika jumlahnya kurang atau lebih dari 23 pasang, risiko keguguran dapat meningkat karena janin tidak dapat berkembang dengan normal.

2. Infeksi

Ketika hamil, daya tahan tubuh akan turun dan rentan terkena penyakit. Kondisi ini juga dapat menjadi penyebab gugurnya kandungan.

Ada beberapa jenis infeksi yang rentan menyerang ibu hamil dan meningkatkan risiko keguguran, yaitu TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex) dan coxsackievirus.

Selain itu, infeksi menular seksual seperti klamidia, HIV, sifilis, dan gonore juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran.

3. Adanya Gangguan Plasenta 

Gangguan plasenta bisa menjadi penyebab keguguran. Perlu diketahui, plasenta memiliki peran penting selama kehamilan karena menghubungkan peredaran darah ibu dengan peredaran darah janin.

Oleh karena itu, kebutuhan oksigen dan nutrisi janin terpenuhi melalui asupan darah dari ibu.

Jika ada masalah atau kelainan pada plasenta, bayi tidak akan mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen. Akibatnya, perkembangan bayi menjadi terganggu, terhambat, bahkan terhenti sehingga memicu keguguran.

4. Gangguan Sistem Endokrin

Endokrin adalah kumpulan kelenjar yang memproduksi hormon. Fungsinya yaitu untuk membantu proses metabolisme. Gangguan pada sistem endokrin dapat mengakibatkan keguguran.

Beberapa masalah yang menyerang endokrin, misalnya sindrom polikistik ovarium, diabetes mellitus, penyakit tiroid (hiper atau hipotiroid), dan hiperprolaktinemia.

Sekitar 17-20 persen wanita yang mengalami keguguran memiliki masalah pada sistem endokrin mereka.

5. Faktor Usia Ibu

Ini juga dapat menjadi hal yang menyebabkan keguguran. Penelitian mengatakan, risiko keguguran sebesar 12-15% terjadi pada usia 20 dan meningkat menjadi 25% pada usia 40 tahun.

Pasalnya, seiring bertambah usia, insidensi terjadinya kelainan pada kromosom janin ikut meningkat.

Sel telur yang dihasilkan oleh wanita berusia di atas 35 tahun lebih buruk ketimbang mereka yang berusia muda. Janin pun mungkin tidak dapat bertumbuh dan berkembang sempurna.

6. Kebiasaan Merokok

Wanita yang punya kebiasaan merokok berisiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran ketimbang mereka yang bersih dari rokok.

Rokok mengandung nikotin dan lebih dari 5.000 zat kimia yang di antaranya bersifat karsinogenik dan juga zat berbahaya lainnya bagi tubuh dan janin.

Disebutkan bahwa wanita perokok memiliki 35 persen kemungkinan untuk mengalami keguguran.

Tidak hanya keguguran, merokok akan berdampak bagi kehamilan seperti memicu kehamilan ektopik, berat badan janin kecil, dan kelainan pembentukan organ janin sehingga berisiko cacat.

7. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat menjadi penyebab keguguran. Pasalnya, hipertensi mengakibatkan pasokan darah dan oksigen ke janin berkurang. Hal ini bisa mengganggu pertumbuhan janin dan berujung pada keguguran.

Hipertensi yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan plasenta janin mudah terlepas dari dinding rahim, sehingga memicu keguguran.

8. Kurang Asupan Gizi

Ketika masuk masa kehamilan, kebutuhan gizi ibu meningkat. Hal ini karena ibu juga harus memberikan makanan pada bayi dalam kandungan.

Menurut angka kecukupan gizi dari Kemenkes, ibu butuh 180-300 asupan kalori tambahan ketika hamil. Begitupun untuk kebutuhan vitamin dan mineralnya pun meningkat.

Bila ibu kurang asupan nutrisi, maka asupan nutrisi janin juga berkurang, hingga menyebabkan tumbuh kembangnya akan terganggu.

Karena itu, selain konsumsi makanan bergizi, Mama juga bisa minum suplemen khusus ibu hamil seperti Osfit Platinum. Osfit Platinum adalah suplemen dengan kandungan multivitamin dan multimineral yang cocok untuk mempersiapkan kehamilan, selama masa kehamilan, dan fase menyusui.

Dalam satu tablet selaput, terdapat 10 vitamin, 5 mineral, dan tambahan omega 3. Kandungan vitamin Osfit Platinum yaitu vitamin B kompleks, termasuk asam folat, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan vitamin A yang dapat dapat mengoptimalkan pertumbuhan danperkembangan janin di dalam kandungan.

Selain itu, ada 5 mineral yang ada di dalam Osfit Platinum, seperti zat besi, kalsium, kalium, magnesium, dan zinc yang dapat menjaga kesehatan ibu maupun baik untuk janin.

Hal ini sesuai dengan hasil sebuah studi yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews. Studi ini membandingkan beberapa penelitian terkait pemberian suplemen dan vitamin pada ibu hamil. Salah satu hasilnya adalah ibu hamil yang diberikan multivitamin yang ada tambahan asam folat dan zat besi di dalamnya berisiko 50% lebih rendah mengalami keguguran selama masa kehamilan.

Bahkan dalam penelitian lain dalam International journal of epidemiology menyebutkan bahwa mengonsumsi multivitamin dan multimineral sebelum hamil, dapat mengurangi risiko keguguran dan cacat lahir.

Artikel Lainnya: 5 Gejala Keguguran saat Hamil Muda dan Penyebabnya

9. Konsumsi Obat-obatan

Obat-obatan Ini Paling Sering Memicu Alergi (Horacio Selva/Shutterstock)

Saat hamil, Mama sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan, kecuali telah mendapat izin dari dokter atau memang diresepkan dokter yang merawat selama hamil.

Pasalnya, ada beberapa jenis obat yang dapat meningkatkan risiko terganggunya pembentukan organ janin. Bahkan parahnya, obat-obatan tertentu bisa menjadi penyebab keguguran jika dikonsumsi sembarangan.

Obat apa yang menyebabkan keguguran? Berikut di antaranya: 

  • Obat untuk mengatasi kecemasan, seperti golongan benzodiazepine dan misoprostol. Obat jenis ini dapat memicu kontraksi sebelum waktunya.
  • Jamu-jamuan bisa memicu kontraksi.
  • Obat jerawat seperti isotretinoin, dan sebagainya.

Selama kehamilan, Mama sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai penggunaan obat dan suplemen yang akan digunakan. Tanya dokter kandungan lebih mudah dan praktis hanya di KlikDokter.

10. Mengonsumsi Alkohol Berlebihan

Semakin banyak minum alkohol, semakin tinggi risiko Mama mengalami keguguran. Alkohol dapat masuk ke plasenta sehingga mudah masuk ke janin di dalam kandungan.

Jika sudah masuk tubuh janin, organ hati tidak akan mampu memecah alkohol di dalam tubuh. Pasalnya, organ hati bayi masih dalam tahap perkembangan.

Pada akhirnya, kondisi ini dapat memicu keguguran, apalagi jika kadar alkohol di dalam tubuh janin sangat tinggi.

11. Aktivitas Fisik Berlebihan

aktivitas ibu hamil

Olahraga punya banyak manfaat bagi kehamilan, seperti mengurangi keluhan saat kehamilan, menurunkan tingkat stres, dan masih banyak lagi.

Tentunya dengan catatan, pilihlah olahraga yang aman bagi ibu hamil. Selain itu, ingatlah untuk membatasi olahraga dan aktivitas fisik selama kehamilan.

Aktivitas fisik berlebihan seperti berlari, naik turun tangga berkali-kali, mengangkat beban berat, dan sebagainya dapat berisiko mengganggu kandungan, bahkan memicu keguguran.

Peningkatan aktivitas otot dan tekanan perut dapat memicu kontraksi sebelum waktunya, yang bisa mengakibatkan janin keluar dalam rahim.

12. Trauma Fisik

Benturan atau tekanan yang terjadi pada daerah perut saat hamil perlu diwaspadai.

Tekanan cukup keras pada daerah perut, misalnya akibat terjatuh, kecelakaan, dan sebagainya, berisiko menyebabkan trauma fisik pada daerah perut.

Jika sudah terjadi, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui adanya beberapa tanda berikut:

  • Perdarahan, baik di perut atau sekitar kandung kehamilan.
  • Organ yang rusak atau sobek.
  • Kondisi plasenta tidak terlepas, dan sebagainya.

Bila terdapat kondisi yang tidak normal pada perut dan rahim, hal itu berbahaya bagi kandungan dan bisa memicu keguguran. 

Itulah berbagai penyebab keguguran yang paling sering terjadi. Untuk mencegah keguguran selama hamil, cek kondisi kehamilan setiap bulannya.

Bila pada trimester pertama Mama merasakan kram perut, nyeri pinggang, keluar flek dari jalan lahir, atau merasa janin tidak bergerak aktif seperti biasanya, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. 

Lebih praktis, Mama bisa buat janji dengan dokter kandungan untuk memeriksa kondisi kehamilan.

#JagaSehatmu selalu, ya Ma!

KehamilanKeguguran

Konsultasi Dokter Terkait