Masalah Infeksi

Cytomegalovirus

dr. Marsita Ayu Lestari, 06 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Cytomegalovirus (CMV) adalah virus yang menginfeksi tubuh dan menimbulkan diare hingga nyeri otot. Ibu hamil dan orang dengan imun lemah perlu waspada, karena infeksi virus ini bisa membahayakan jiwa.

Cytomegalovirus

Cytomegalovirus (Human Cytomegalovirus)

Dokter Spesialis

Bergantung pada usia dan kondisi penderita, Spesialis terkait: dokter spesialis penyakit dalam (untuk dewasa), dokter spesialis anak (untuk bayi dan anak)

Gejala

Dikelompokkan berdasarkan gejala pada sistem kekebalan tubuh yang baik dan ibu hamil, gejala secara umum, gejala pada sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala pada bayi baru lahir

Faktor Risiko

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (penyakit ginjal kronis, HIV/AIDS), penggunaan obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh (kortikosteroid), menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker, melakukan hubungan seksual dengan pasangan terinfeksi CMV, kontak langsung dengan cairan tubuh (air liur, urine, darah, air mani, dan ASI) yang terinfeksi CMV, menerima transfusi darah, menerima transplantasi organ padat dan sumsum tulang, penularan dari ibu yang terinfeksi CMV ke anak (selama kehamilan, persalinan, atau menyusui), pekerjaan tertentu yang berpotensi kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi CMV (petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit, pekerja di tempat penitipan anak)

Diagnosis

Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Pengobatan

Berdasarkan kondisi penderita secara keseluruhan

Obat

Antivirus: ganciclovir, valganciclovir

Komplikasi

Dikelompokkan berdasarkan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan bayi baru lahir

Kapan harus ke dokter?

Gejala dan tanda infeksi cytomegalovirus

Pengertian Cytomegalovirus

Cytomegalovirus (CMV) adalah virus yang dapat menginfeksi manusia, juga dikenal dengan human cytomegalovirus (HCMV). Human cytomegalovirus merupakan keluarga virus herpes, Herpesviridae, atau human herpesvirus-5 (HHV-5).

Virus ini dapat menginfeksi segala rentang usia. Diperkirakan virus ini menginfeksi sekitar 60-70% orang dewasa di negara maju dan hampir sekitar 100% di negara berkembang.

Infeksi CMV biasanya tidak menunjukkan gejala pada orang yang sehat. Namun, dapat mengancam jiwa pada penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, ibu hamil, dan janin.

Penyebab Cytomegalovirus

Infeksi CMV yang terjadi pertama kali pada orang yang sehat, biasanya tidak menimbulkan gejala. Setelah terinfeksi, umumnya, virus menetap di tubuh.

Bila sistem kekebalan tubuh menurun, virus ini dapat menjadi aktif dan menimbulkan gejala. Misalnya, pada penderita HIV/AIDS, pengobatan kemoterapi, atau penggunaan obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan).

Cytomegalovirus dapat ditularkan melalui:

  • Kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi CMV, seperti air liur, urine, darah, air mani, dan ASI
  • Hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi CMV
  • Penularan dari ibu yang terinfeksi CMV ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
  • Transplantasi organ dan sumsum tulang
  • Transfusi darah

Faktor Risiko Cytomegalovirus

Meskipun dapat menyerang siapa saja, berbagai faktor berikut dapat meningkatkan risiko infeksi Cytomegalovirus:

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (immunocompromised), seperti penyakit ginjal kronis, infeksi HIV atau penyakit AIDS
  • Menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker
  • Melakukan hubungan seksual dengan pasangan terinfeksi CMV
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh (air liur, urine, darah, air mani, dan ASI) yang terinfeksi CMV
  • Menerima transfusi darah
  • Penggunaan obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid
  • Menerima transplantasi organ padat dan sumsum tulang
  • Penularan dari ibu yang terinfeksi CMV ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
  • Pekerjaan tertentu yang berpotensi kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi CMV, misalnya, petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit dan pekerja di tempat penitipan anak

Artikel Lainnya: Mengenal Virus Langya dan Cara Pencegahan Infeksinya

Gejala Cytomegalovirus

Infeksi virus ini umumnya tidak menimbulkan gejala atau bergejala tidak khas pada sistem kekebalan tubuh yang baik (immunocompetent) dan ibu hamil. Lebih jelasnya, mari bahas lebih dalam gejalanya.

Gejala Umum dari Infeksi Cytomegalovirus

Berikut gejala infeksi CMV yang umumnya terjadi:

  • Demam
  • Nyeri kepala
  • Radang tenggorokan
  • Penurunan nafsu makan
  • Pembesaran kelenjar getah bening
  • Pembesaran organ hati dan limpa
  • Nyeri perut terutama pada infeksi CMV di usus halus dan usus besar
  • Diare terutama pada infeksi CMV di usus halus dan usus besar
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Kelelahan

Gejala Infeksi Cytomegalovirus pada Ibu Hamil dan Janin

Infeksi CMV pada ibu hamil biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun tidak menutup kemungkinan beberapa ibu hamil mengeluhkan gejala berikut:

Infeksi CMV juga bisa menular ke janin dan menyebabkan kematian janin. Berikut gejala dan tanda infeksi CMV kongenital (congenital cytomegalovirus) yang ditemukan pada bayi baru lahir:

  • Lahir prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Kulit dan mata tampak kuning
  • Ruam kulit
  • Ukuran kepala lebih kecil dari normal (microcephaly)
  • Peradangan di bagian belakang mata (chorioretinitis)
  • Kekeruhan di lensa mata ketika lahir (katarak kongenital)
  • Gangguan pendengaran
  • Pembesaran organ hati dan limpa
  • Kejang

Gejala Infeksi Cytomegalovirus pada Orang dengan Sistem Imun Lemah

Orang dengan kekebalan tubuh lemah (immunocompromised) yang terinfeksi CMV dapat mengalami gejala serupa dengan ibu hamil. Infeksi ini juga bisa menimbulkan masalah serius nantinya, seperti:

  • Ensefalitis (peradangan otak)
  • Retinitis (peradangan retina yang berisiko menyebabkan kebutaan)
  • Esofagitis (peradangan lapisan kerongkongan)
  • Pneumonitis (peradangan jaringan paru-paru)
  • Hepatitis (peradangan hati yang berisiko menyebabkan gagal hati)
  • Kolitis (peradangan usus besar)
  • Mielitis transversa (peradangan sumsum tulang belakang)
  • Poliradikulopati (kerusakan beberapa akar saraf)

Artikel Lainnya: Kenali 5 Jenis Transfusi Darah

Diagnosis Cytomegalovirus

Dokter akan menentukan diagnosis infeksi cytomegalovirus melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan keluhan, riwayat kesehatan penderita, penggunaan obat, dan faktor risiko lainnya.

Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda vital, mengidentifikasi tanda-tanda infeksi cytomegalovirus, dan tanda-tanda komplikasi. Sementara pemeriksaan penunjang bergantung pada hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:

  • Pemeriksaan antibodi IgG terhadap CMV untuk menentukan penderita pernah mengalami infeksi CMV
  • Pemeriksaan antibodi IgM terhadap CMV untuk menentukan infeksi yang baru terjadi
  • Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi virus
  • Pemeriksaan jaringan melalui biopsi di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi CMV
  • Pemeriksaan cairan ketuban (amniocentesis) dipertimbangkan pada ibu hamil yang diduga mengalami infeksi CMV
  • USG kehamilan dipertimbangkan untuk mendeteksi kelainan janin pada ibu hamil yang diduga mengalami infeksi CMV
  • Pemeriksaan PCR atau kultur virus pada cairan tubuh (urine, air liur) untuk mendeteksi infeksi cytomegalovirus yang bersifat bawaan (kelainan kongenital) pada bayi baru lahir

Pengobatan Cytomegalovirus

Cara mengobati infeksi cytomegalovirus adalah berobat ke dokter. Dokter akan menentukan pengobatan berdasarkan kondisi penderita secara keseluruhan.

Pengobatan infeksi CMV pada orang dewasa immunocompetent yang bergejala ringan atau tanpa gejala biasanya tidak memerlukan terapi khusus. Pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala, seperti pemberian antipiretik untuk menurunkan demam, analgetik untuk mengurangi nyeri, dan lain-lain.

Pengobatan infeksi CMV pada orang dewasa immunocompromised, anak, dan bayi bergantung pada kondisi penderita secara keseluruhan. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian antivirus (ganciclovir, valganciclovir) dipertimbangkan untuk menghambat perkembangan virus.

Pencegahan Cytomegalovirus

Upaya pencegahan infeksi CMV adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, seperti:

  • Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 15-20 detik, terutama setelah memberi makan anak, mengganti popok, dan membersihkan air liur anak
  • Tidak melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan atau tanpa menggunakan kondom
  • Tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain
  • Menghindari kontak dengan cairan tubuh orang lain atau menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar bila kontak langsung dengan cairan tubuh, misalnya, petugas kesehatan dan pekerja di tempat penitipan anak
  • Melakukan pemeriksaan TORCH ketika merencanakan kehamilan atau menjalani trimester pertama kehamilan

Komplikasi Cytomegalovirus

Komplikasi infeksi cytomegalovirus berisiko terjadi pada siapa saja. Berikut komplikasi infeksi CMV pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang baik:

  • Peradangan otak
  • Peradangan saluran cerna
  • Peradangan hati

Berikut komplikasi infeksi CMV pada orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah:

  • Kehilangan penglihatan (buta)
  • Peradangan otak
  • Peradangan jaringan paru-paru
  • Peradangan sumsum tulang belakang
  • Peradangan lapisan kerongkongan (esofagitis)
  • Peradangan hati
  • Peradangan usus besar

Berikut komplikasi infeksi CMV pada bayi baru lahir:

Artikel Lainnya: Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil

Obat Terkait Cytomegalovirus

Berikut obat terkait infeksi cytomegalovirus:

  • Antivirus: ganciclovir, valganciclovir

Kapan harus ke Dokter?

Segera ke dokter, bila kamu mengalami gejala dan tanda di atas. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi infeksi cytomegalovirus, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter.

Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

Terakhir diperbarui: 29 Agustus 2023

Ditinjau oleh

(APR)