Masalah Endokrin dan Hormon

Resistensi Insulin

dr. Marsita Ayu Lestari, 08 Nov 2023

Ditinjau Oleh dr. Luthfika Shabrina

Icon ShareBagikan
Icon Like

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel tubuh tidak dapat merespons hormon insulin dengan baik, sehingga gula darah tidak dapat diserap secara maksimal untuk menghasilkan energi.

Resistensi Insulin

Resistensi Insulin

Dokter spesialis

spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dan diabetes, spesialis gizi klinik

Gejala

secara umum, tidak menimbulkan gejala. Tanda: bercak kehitaman terutama di leher dan lipatan kulit (acanthosis nigricans), bintil di kulit (skin tag)

Faktor risiko

usia >45 tahun, obesitas (terutama obesitas sentral), aktivitas fisik yang kurang, defisiensi (kekurangan) vitamin D, penurunan durasi tidur, masalah tidur (sleep apnea), mengonsumsi obat tertentu (glukokortikoid, antipsikotik atipikal), stress psikologis/depresi, sindrom ovarium polikistik (PCOS), merokok, riwayat diabetes di keluarga, riwayat diabetes saat hamil

Diagnosis

wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang

Pengobatan

pengaturan makan, latihan fisik, menurunkan berat badan bila berlebih, terapi obat

Obat

bergantung kondisi yang mendasari (metformin)

Komplikasi

masalah pembuluh darah besar (penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner), sistem saraf pusat (demensia, stroke, gangguan mood), masalah pembuluh darah kecil (retinopati, nefropati, neuropati perifer)

Kapan harus ke dokter?

ketika memiliki faktor risiko dan ada tanda-tanda resistensi insulin

Pengertian Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel tubuh mengabaikan sinyal insulin. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah. 

Pada kondisi normal, insulin seharusnya mengubah gula darah menjadi energi. Namun pada kondisi resistensi insulin, sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik sehingga tidak menyerap gula darah secara maksimal. Akibatnya, kadar glukosa menumpuk di dalam darah dan menyebabkan gula darah meningkat di atas normal. 

Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Hormon insulin berperan penting pada proses metabolisme karbohidrat. Adapun fungsi dari hormon insulin, yaitu:

  • Membantu sel otot, lemak, dan hati untuk menyerap glukosa dari peredaran darah, sehingga menurunkan kadar gula darah.
  • Merangsang sel hati dan otot untuk menyimpan kelebihan glukosa, dalam bentuk glikogen.

Resistensi insulin dapat meningkatkan risiko kejadian prediabetes, diabetes tipe 2 (kencing manis), penyakit jantung dan pembuluh darah, serta peradangan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman seputar resistensi insulin. 

Artikel Lainnya: Mengenal Jenis-jenis Insulin untuk Pengobatan Diabetes

Penyebab Resistensi Insulin

Untuk mengendalikan gula darah, tubuh membutuhkan insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi ketika gula darah naik, misalnya setelah makan, insulin akan dilepaskan. Sayangnya, sel-sel tubuh mengabaikan sinyal insulin sehingga kadar gula darah tetap tinggi.

Berikut beberapa faktor yang jadi penyebab resistensi insulin:

1. Faktor yang Didapat

  • Penuaan 
  • Aktifitas fisik yang kurang
  • Nutrisi yang tidak seimbang
  • Penggunaan obat, seperti glukokortikoid, antipsikotik atipika
  • Asupan natrium yang berlebihan

2. Faktor Genetik

  • Sindrom Werner (kelainan genetik yang menyebabkan penuaan dini)
  • Resistensi insulin terkait perubahan gen, seperti tipe-A dan tipe-B

Faktor Risiko Resistensi Insulin

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko resistensi insulin, antara lain:

  • Usia lebih dari 45 tahun
  • Kondisi obesitas, terutama obesitas sentral (perut buncit).
  • Aktivitas fisik yang kurang 
  • Kekurangan vitamin D
  • Penurunan durasi tidur dan masalah tidur, seperti sleep apnea
  • Mengonsumsi obat tertentu, seperti glukokortikoid, antipsikotik atipikal
  • Stress psikologis atau depresi
  • Mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS), yakni gangguan hormon pada wanita
  • Merokok
  • Riwayat diabetes di keluarga
  • Riwayat diabetes saat hamil (diabetes gestasional)

Gejala Resistensi Insulin

Secara umum, resistensi insulin tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi, terdapat beberapa ciri-ciri resistensi insulin yang bisa dikenali, seperti:

  • Bercak kehitaman, terutama di leher dan lipatan kulit (acanthosis nigricans
  • Bintil di kulit (skin tag

Diagnosis Resistensi Insulin

Dokter akan menanyakan keluhan, faktor risiko, dan hal-hal terkait lainnya. Selanjutnya, melakukan pemeriksaan fisik, terutama untuk menilai berat badan, tinggi badan, tekanan darah, lingkar pinggang, acanthosis nigricansskin tag, dan lain-lain.

Sementara, pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan temuan pada wawancara medis dan pemeriksaan fisik, serta kondisi yang mendasari, seperti defisiensi vitamin D dan lain-lain. 

Adapun pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan, seperti:

Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan insulin puasa digunakan untuk menentukan nilai HOMA-IR (homeostasis assessment insulin resistance).

Artikel Lainnya: Dampak Alkohol pada Resistensi Insulin

Pengobatan Resistensi Insulin

Pengobatan resistensi insulin berhubungan dengan kondisi yang mendasarinya, seperti sindrom ovarium polikistik, diabetes pada kehamilan, obesitas, stress psikologis, dan lain-lain. 

Keterlibatan dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain, dan keluarga akan membantu keberhasilan pengobatan. 

Secara umum, cara mengatasi resistensi insulin bisa dilakukan dengan pengobatan, seperti:

1. Mengubah Pola Makan

Dokter akan meminta kamu menghindari konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah berlebihan, serta mengurangi makanan berlemak, daging merah, dan pati olahan.

Sebagai gantinya, konsumsi sayur, buah, biji-bijian, ikan, dan daging unggas tanpa lemak. Selain jenis makanan, waktu makan dan porsinya pun perlu diatur kembali sesuai arahan dokter.

2. Latihan Fisik

Program ini dilakukan secara teratur 3-5 hari seminggu, selama 30-45 menit, dengan total 150 menit per minggu. 

Latihan fisik juga dianjurkan yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat, bersepeda santai, dan berenang.

3. Menurunkan Berat Badan Jika Berlebih

Berat badan dijaga agar berada di rentang indeks massa tubuh yang normal (IMT: 18,5-22,9 kg/m² untuk populasi Asia). Kamu bisa mengecek indeks massa tubuh dengan mudah lewat fitur ini.

4. Terapi Obat 

Cara mengatasi resistensi insulin bisa dengan mengonsumsi obat. Terapi obat bergantung pada kondisi yang mendasari, seperti metformin yang dapat diberikan pada sindrom ovarium polikistik dan prediabetes, serta vitamin D dengan dosis tertentu pada defisiensi vitamin D.

Artikel Lainnya: Penyebab Berat Badan Penderita Diabetes Tipe 2 Susah Turun

Pencegahan Resistensi Insulin

Upaya pencegahan resistensi insulin adalah dengan mengendalikan faktor-faktor risiko yang dapat diubah, seperti:

  • Diet gizi seimbang 
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh setiap hari, seperti minum air putih dan makan buah yang mengandung banyak air
  • Membatasi makanan yang mengandung lemak, natrium tinggi, gula, dan cepat saji
  • Rutin berolahraga 
  • Menurunkan berat badan bila berlebih
  • Mengonsumsi vitamin D dengan dosis sesuai anjuran dokter
  • Berjemur di pagi atau sore hari
  • Tidak merokok dan menjauhi asap rokok di sekitar
  • Tidur yang cukup dan berkualitas
  • Mengelola stress, menerapkan teknik relaksasi, dan menumbuhkan self love

Komplikasi Resistensi Insulin

Sebagian besar, komplikasi resistensi insulin berhubungan dengan masalah pembuluh darah, seperti:

1. Masalah pembuluh darah besar

2. Sistem saraf pusat

3. Masalah pembuluh darah kecil

Kapan Harus ke Dokter?

Sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari kondisi resistensi insulin. Periksakan dirimu ke dokter bila memiliki faktor risiko dan tanda-tanda resistensi insulin.

Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi resistensi insulin, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter! Ingat juga, ya bahwa diabetes tidak bisa diobati, tapi bisa dikendalikan. Supaya lebih waspada, cek risiko dan skrining gejala diabetes dengan health tools cegah diabetes, di Klikdokter.

Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.

(APR)