Palonosetron
Klikdokter, 09 Juli 2020
Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter
Palonosetron digunakan untuk pencegahan mual dan muntah terkait kemoterapi kanker.
Pengertian
Palonosetron adalah obat generik yang digunakan untuk pencegahan mual dan muntah terkait kemoterapi. Palonosetron bekerja dengan cara memblokir serotonin perifer pada terminal saraf dan terpusat di zona pemicu kemoreseptor.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Terapi Tambahan/ Antiemetik
- Kandungan: Palonosetron 0.056 mg
- Bentuk: Injeksi
- Satuan Penjualan: Vial
- Kemasan: Box, 1 Vial @ 5 mL
- Farmasi: Ethica Industri Farmasi.
Merk Dagang yang Beredar di Indonesia
Paloxi, Prosmol.
Kegunaan
Palonosetron digunakan untuk pencegahan mual dan muntah terkait kemoterapi kanker.
Dosis & Cara Penggunaan
Palonosetron termasuk dalam golongan obat keras, sebaiknya penggunaan obat ini sesuai dengan anjuran resep dokter.
Dewasa: mual dan muntah terkait kemoterapi kanker 250 mcg selama 30 detik, kira-kira 30 menit sebelum terapi. Profilaksis mual dan muntah pasca operasi 75 mcg lebih dari 10 detik sebelum induksi anestesi.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius. Lindungi dari cahaya.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Palonosetron, antara lain:
- Efek samping signifikan: perpanjangan QT, bradikardia (meningkatnya detak jantung), reaksi hipersensitivitas (misalnya Anafilaksis)
- Sakit kepala
- Pusing
- Mengantuk
- Lelah, lemah, cemas
- Vertigo
- Gejala mirip flu
- Insomnia
- Hipotensi
- Sembelit, diare, sakit perut, dispepsia, mulut kering
- Retensi urine
- Tinnitus
- Ruam
- Reaksi di tempat injeksi.
Interaksi obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Palonosetron:
Penurunan efek terapi tramadol.
Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Palonosetron ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).