Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Obat Antiinflamasi

Asonfen

apt. Sinthiya Nur Azizah., S. Farm, 26 Apr 2023

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Asonfen digunakan untuk mengatasi alergi yang disertai peradangan. Apa saja kandungannya? Simak infonya disini.

Asonfen

Asonfen

Golongan

Obat Keras

Kategori 

Obat Anti Inflamasi

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan Anak

Bentuk Obat

Kaplet 

Asonfen untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C (Pada trimester pertama): Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin, tapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Kategori D (Pada trimester kedua dan ketiga): Terdapat bukti yang menunjukkan risiko pada janin manusia, tapi obat dapat diberikan apabila keuntungan yang didapat lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Peringatan Menyusui: Kandungan dalam Asonfen dapat terdistribusi ke dalam ASI. Sebaiknya, konsultasikan pada dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat menyusui.


Pengertian Asonfen

Asonfen adalah sediaan obat yang mengandung kombinasi dexamethasone dan dexchlorpheniramine maleate sebagai zat aktifnya. 

Asonfen digunakan untuk mengatasi alergi yang memerlukan kortikosteroid sebagai pereda peradangan, seperti rhinitis alergi, asma bronkial kronis yang berat, alergi obat, konjungtivitis, keratitis, serta peradangan lainnya. 

Dexamethasone yang terkandung dalam Asonfen merupakan salah satu jenis obat golongan kortikosteroid yang berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan, serta dexchlorpheniramine maleate untuk meredakan gejala alergi yang terjadi pada tubuh.

Artikel Lainnya: Benarkah Alergi Bisa Akibatkan Badan Lemas? 

Keterangan 

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi
  • Kandungan: Dexamethasone 0.5 mg, Dexchlorpheniramine maleate 2 mg
  • Kemasan: Boks, Strip @ 10 kaplet
  • Farmasi: Intijaya Meta Ratna Farma
  • Harga Asonfen kaplet: -

Kegunaan Asonfen

Asonfen digunakan untuk mengobati alergi yang disertai peradangan yang responsif terhadap golongan obat kortikosteroid, seperti:

  • Dermatitis
  • Alergi obat
  • Rhinitis alergi
  • Asma bronkial kronis
  • Konjungtivitis
  • Keratitis  

Dosis dan Aturan Pakai Asonfen

Asonfen merupakan obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan dengan resep dokter.

Dosis Asonfen bervariasi tergantung penyakit dan kondisi pasien. Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum menggunakan obat ini.

Tujuan: Alergi yang disertai peradangan yang responsif terhadap kortikosteroid

Bentuk: Kaplet

  • Dewasa dan anak >12 tahun: 1 – 2 kaplet diberikan 4 kali sehari
  • Anak - anak 6 – 12 tahun: ½ kaplet diberikan 3 – 4 kali sehari

Cara Menggunakan Asonfen

  • Gunakan Asonfen sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
  • Asonfen kaplet dapat digunakan setelah makan. Konsumsi obat secara teratur pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi pada dokter
  • Apabila Anda lupa mengonsumsi obat, maka segera konsumsi jika jeda dengan waktu selanjutnya masih jauh. Tapi jika jeda dengan waktu berikutnya terlalu dekat, maka lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
  • Jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk menghindari terjadinya efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
  • Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik atau mengalami perburukan

Artikel Lainnya: Penderita Asma, Hindari Makanan dan Minuman Ini 

Cara Penyimpanan

  • Ikuti petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan
  • Simpan Asonfen pada suhu ruang berkisar 15 - 25 derajat Celcius, pada tempat yang sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya matahari langsung

Efek Samping Asonfen

Efek samping yang kemungkinan timbul selama penggunaan Asonfen, yaitu:

  • Retensi cairan dan garam
  • Sulit buang air kecil
  • Gangguan pencernaan
  • Peningkatan nafsu makan
  • Hambatan pertumbuhan
  • Gangguan menstruasi
  • Pusing
  • Penglihatan kabur
  • Osteonekrosis
  • Kelemahan otot
  • Infeksi sistemik
  • Vertigo 

Overdosis

Gejala overdosis yang mungkin muncul saat penggunaan obat Asonfen, yakni:

  • Reaksi anafilaksis, seperti gatal hingga timbul rasa terbakar, sulit bernafas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah.
  • Lemah otot
  • Batuk berdarah
  • Denyut jantung terlalu cepat atau lemah
  • Tidak sadarkan diri

Segera pergi ke pelayanan medis terdekat apabila mengalami gejala tersebut. Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional. 

Kontraindikasi

Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif pada salah satu kandungan Asonfen
  • Tukak lambung
  • Osteoporosis
  • Psikosis atau psikoneurosis berat
  • Tuberkulosis aktif
  • Infeksi akut
  • Baru saja menerima vaksin hidup

Interaksi Obat Asonfen dengan Obat Lain

Informasikan pada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi. Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Asonfen dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:

  • Antibiotik atau antifungal
  • Pil KB atau terapi hormon
  • Antidiabetik oral maupun insulin
  • Obat-obat terapi demensia dan Parkinson
  • Pengencer darah seperti warfarin atau heparin
  • NSAID atau anti nyeri seperti aspirin, ibuprofen atau meloksikam
  • Vaksin hidup seperti BCG

List di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Asonfen. Informasikan pada dokter Anda semua obat baik obat kimiawi, herbal, atau vitamin yang sedang atau akan dikonsumsi.

Tidak semua obat berinteraksi dengan Asonfen, tapi terapi tetap disesuaikan tergantung kondisi kesehatan Anda. 

Peringatan dan Perhatian Penggunaan 

  • Ikuti semua saran dan instruksi dokter. Baca anjuran yang terdapat pada kemasan
  • Jangan gunakan obat ini apabila Anda sedang terinfeksi jamur dibagian tubuh manapun
  • Steroid dapat melemahkan imun tubuh sehingga Anda akan lebih mudah terserang infeksi
  • Informasikan pada dokter tentang infeksi yang Anda alami dalam jangka waktu beberapa minggu lalu, terutama:
  1. Tuberkulosis
  2. Herpes
  3. Infeksi parasit seperti diare
  • Informasikan pada dokter riwayat penyakit yang sedang atau pernah Anda derita, terutama:
  1. Sirosis atau penyakit hati lainnya
  2. Ginjal
  3. Gangguan tiroid
  4. Glaucoma atau katarak
  5. Depresi
  6. Gagal jantung kongestif
  7. Hipertensi 
  • Obat yang mengandung kortikosteroid tidak dianjurkan bagi wanita hamil trimester pertama karena akan mengakibatkan kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme
  • Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid terbuang dalam air susu ibu
  • Pada pemakaian jangka panjang dosis obat ini harus diturunkan secara bertahap (tapering off)
  • Tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah usia 6 tahun. Penggunaan kortikosteroid pada anak dan bayi dalam jangka panjang bisa berefek pada pertumbuhan dan perkembangannya
  • Informasikan pada dokter mengenai kondisi kesehatan Anda, apakah sedang hamil, persiapan kehamilan, atau menyusui. Kondisi ini akan menjadi pertimbangan untuk menghindari efek samping atau efek lain yang tidak diinginkan

Artikel Lainnya: Penyebab Alergi Anda Memburuk di Malam Hari 

Kategori Kehamilan

Kategori C: Pada trimester kedua dan ketiga. Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin, tapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Kategori D: Pada trimester pertama. Terdapat bukti yang menunjukkan risiko pada janin manusia. Namun demikian, obat dapat diberikan apabila keuntungan yang didapat lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Peringatan Kehamilan

Informasikan pada dokter apabila Anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan, terapi akan dipertimbangkan tergantung kondisi kehamilan Anda. 

Namun perlu diingat, terapi akan diberikan apabila lebih besar manfaat yang didapatkan daripada potensi risiko pada janin.

Peringatan Menyusui

Asonfen dapat terdistribusi ke dalam ASI. Sebaiknya konsultasikan pada dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat menyusui.

Penyakit Terkait 

Rekomendasi Obat Sejenis Asonfen

Yuk #JagaSehatmu, jangan tunggu sakit. Segera download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter

[LUF]