Saraf

4 Jenis Epilepsi dan Gejala yang Bisa Terjadi

Siti Putri Nurmayani, 20 Feb 2023

Ditinjau Oleh dr. Gia Pratama

Epilepsi dapat membuat penderitanya mengalami kejang. Ketahui 4 jenis epilepsi dan gejala yang bisa dialami.

4 Jenis Epilepsi dan Gejala yang Bisa Terjadi

Epilepsi merupakan penyakit kronis yang menyebabkan penderitanya mengalami kejang berulang. Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya sel otak, sehingga menghasilkan sinyal listrik yang tidak terkendali. 

Biasanya, gejala epilepsi akan berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh jenis epilepsi yang dialaminya. 

Jenis-jenis ini dapat membantu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan pengobatan epilepsi. Berikut penjelasannya.

1. Epilepsi Umum

Klasifikasi epilepsi yang pertama adalah epilepsi umum. Jenis kejang ini dengan cepat akan memengaruhi jaringan sel otak di kedua sisi. 

Pada dasarnya, kejang umum terbagi menjadi beberapa variasi, yakni:

Kejang Absen

Kejang absen juga disebut sebagai kejang non-motorik umum. Saat seseorang mengalami kejang, ia akan kehilangan kesadaran secara singkat dan memiliki tatapan kosong. 

Terkadang, disertai dengan adanya gerakan otot kecil, seperti mata berkedip, bibir mengunyah, atau gerakan menggosok tangan. 

Biasanya, jenis kejang ini lebih umum dialami oleh anak-anak dan hanya berlangsung dalam beberapa detik. 

Kejang Mioklonik

Umumnya, kejang mioklonik akan mengakibatkan sentakan atau kedutan otot yang singkat, seperti syok. Sering kali, kejang mioklonik hanya berlangsung dalam beberapa detik. 

Kejang ini akan terjadi di kedua sisi tubuh. Umumnya dialami ketika pagi hari dan paling sering berkembang di masa remaja. 

Kejang Tonik

Kejang tonik dapat menyebabkan kekakuan otot. Penderita kejang mungkin akan tetap sadar, tapi lengan kaki, punggung, atau seluruh tubuhnya akan tegang sehingga bisa membuatnya terjatuh.

Kejang Klonik

Kejang klonik ditandai dengan otot yang terus-menerus melakukan gerakan menyentak secara berirama. 

Biasanya, kejang jenis ini akan memengaruhi bagian leher, wajah, dan juga lengan. 

Kejang Tonik-Klonik

Kejang Tonik-Klonik adalah kombinasi kekakuan otot (tonik) serta sentakan otot dengan irama berulang (klonik). 

Penderita akan mengalami kehilangan kesadaran, jatuh, serta otot kaku dan tersentak. Seringnya, gejala ini akan berlangsung selama satu hingga lima menit. 

Kejang Atonik

Sewaktu mengalami kejang atonik, kamu mungkin akan kehilangan kontrol terhadap otot. 

Tak hanya itu, terdapat beberapa bagian tubuh yang mungkin akan terkulai, misalnya bagian kelopak mata, kepala, atau bahkan seluruh tubuh yang jatuh secara singkat. 

2. Epilepsi Fokal 

Pada jenis epilepsi Fokal, kejang akan berkembang di area tertentu, tetapi biasanya hanya di salah satu sisi otak. 

Jenis kejang ini bisa menyerupai gejala dari masalah saraf lain, seperti migrain, serangan tidur (narkolepsi), atau penyakit mental. 

“Epilepsi fokal sering disebut sebagai epilepsi parsial. Jenis epilepsi ini paling umum dialami oleh kebanyakan orang. Dari semua kasus epilepsi, sekitar 60 persen disebabkan oleh jenis fokal,” jelas dr. Gia Pratama.  

Artikel Lainnya: Tanda Serangan Epilepsi pada Bayi yang Wajib Diketahui

Terdapat dua jenis kejang fokal, yaitu: 

Kejang Sadar Onset Fokal

Selama mengalami ini, kamu akan terjaga atau sadar. Akan tetapi, muncul gejala lain seperti perubahan indera, emosi, sentakan otot yang tidak terkendali, atau merasa pusing serta kesemutan. 

Kejang Gangguan Kesadaran Fokal

Sesuai namanya, jenis kejang ini dapat membuat penderitanya kehilangan kesadaran atau merasa bingung. 

Kondisi tersebut juga disertai dengan gejala lain seperti tatapan kosong atau adanya gerakan berulang seperti kedipan mata, gerakan bibir, atau menggosok tangan. 

Kejang Motorik Fokal

Dalam jenis kejang ini, seseorang akan bergerak dalam batasan tertentu, mulai dari berkedut, kejang, menggosokkan tangan, hingga berjalan-jalan. 

Kejang Non-motorik Fokal

Jenis kejang ini tidak menyebabkan kedutan atau gerakan, tetapi menimbulkan perubahan suasana hati atau pikiran. 

Penderitanya akan mengalami emosi yang intens, perasaan aneh, atau menimbulkan gejala seperti jantung yang berdebar kencang, atau merinding. 

3. Epilepsi Umum dan Fokal

Sesuai dengan namanya, kejang ini merupakan gabungan dari epilepsi umum dan fokal.

Umumnya, seseorang akan mengalami berbagai kombinasi kejang, di antaranya:

  • Kejang tonik-klonik umum
  • Kejang mioklonik
  • Kejang absen
  • Kejang tonik
  • Kejang atonik

Jenis kejang yang dialami bisa terjadi secara bersamaan atau terpisah. Bahkan, satu variasi kejang bisa berlangsung lebih sering dibanding kejang lainnya. 

Artikel Lainnya: Berbagai Penyebab Epilepsi yang Perlu Kamu Tahu

4. Epilepsi Onset yang Tidak Diketahui

Klasifikasi epilepsi yang terakhir menurut dr. Gia adalah epilepsi onset yang tidak diketahui. 

Tenaga medis terkadang yakin seseorang menderita epilepsi, tetapi sayangnya mereka tidak tahu jenis kejang apa yang dialami. 

Hal ini bisa karena ketika kejang, penderita sedang sendirian sehingga tidak ada yang bisa menjelaskan kondisi tersebut pada dokter. 

Ketika seseorang yang berada di sekitar mengalami kejang, kamu bisa memberitahu tenaga medis bagaimana ciri-ciri epilepsi yang dialami. Hal tersebut membantu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perawatan yang tepat. 

Bila memiliki pertanyaan lain seputar epilepsi, jangan sungkan hubungi dokter spesialis saraf lewat fitur Tanya Dokter

#JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi lain seputar kesehatan.  

(HNS/JKT)


Konsultasi Dokter Terkait