Saraf

Kenali Fungsi Kelenjar Pituitari dan Risiko Penyakitnya

Fatin Nur Jauhara, 25 Okt 2022

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Kelenjar pituitari adalah organ yang membantu hipotalamus mendistribusikan hormon ke bagian tubuh. Yuk, lihat fungsi lain dan kemungkinan gangguan yang terjadi pada kelenjar ini!

Kenali Fungsi Kelenjar Pituitari dan Risiko Penyakitnya

Dalam tubuh kamu, ada sistem yang disebut dengan sistem endokrin. Sistem ini merupakan sekumpulan kelenjar yang memproduksi hormon. Nah, salah satu contoh kelenjar dalam sistem tersebut adalah kelenjar pituitari (pituitary gland).

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini cukup beragam dan memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh. Agar tubuh dapat bekerja dengan normal, kelenjar ini perlu memproduksi hormon dalam jumlah yang seimbang.

Sebaliknya, produksi hormon menjadi terlalu sedikit atau terlalu banyak, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Yuk, kenali kelenjar pituitari mulai dari fungsi hingga risiko penyakit yang mungkin menyerangnya!

Apa itu Kelenjar Pituitari?

Kelenjar pituitari adalah salah satu organ yang membuat hormon untuk tubuh. Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar “master” karena menghasilkan hormon yang mengatur fungsi kelenjar lain.

Kelenjar pituitari terletak di dasar otak besar dan berada di bawah hipotalamus. Walaupun disebut master, kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang polong. Kelenjar ini juga terdiri dua bagian atau lobus, yaitu anterior (depan) dan posterior (belakang).

Fungsi kelenjar pituitari yang utama adalah membuat beberapa hormon penting dan mengirim sinyal ke sistem endokrin lain untuk melepaskan hormon. Selain itu, kelenjar ini juga banyak bekerja sama dengan hipotalamus untuk melepaskan beberapa hormon.

Kelenjar pituitari dan hipotalamus terhubung dengan pembuluh darah dan saraf yang disebut tangkai pituitari.

Hormon yang Diproduksi Kelenjar Pituitari

Hormon adalah senyawa kimiawi yang membawa pesan kepada sel tubuh lain melalui peredaran darah. Berdasarkan studi yang dimuat dalam Physiology, Pituitary Gland terdiri dari dua bagian kelenjar pituitari yang membuat hormon, yaitu:

1. Hormon yang Diproduksi Lobus Anterior

Berikut adalah beberapa hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh lobus anterior, yaitu:

  • Growth hormone (GH)

Growth hormone adalah hormon yang menstimulasi perkembangan dari sebuah jaringan. Umumnya, sasaran dari hormon ini adalah tulang dan otot skeletal (otot rangka).

GH sangat penting bagi anak-anak karena hormon ini membantu pertumbuhan anak hingga dewasa.

  • Prolaktin

Fungsi utama dari hormon prolaktin adalah menstimulasi pertumbuhan payudara dan produksi ASI. Selain itu, hormon ini juga berfungsi untuk menstabilkan gairah seks pada pria.

  • Follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)

Follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang mengatur fungsi ovarium (tempat pembentukan sel telur) dan testis (tempat pembentukan sperma).

Pada wanita, SH menstimulasi tumbuh kembang folikel untuk persiapan ovulasi dan melepaskan hormon estrogen. Sementara itu, LH merangsang ovulasi dan menstimulasi pelepasan progesteron dari otak.

Pada laki-laki, FSH dibutuhkan saat proses pembentukan sel sperma (spermatogenesis). Sementara itu, LH berguna untuk menstimulasi pelepasan hormon testosteron yang diproduksi di testis.

  • Thyroid-stimulating hormone (TSH)

Thyroid-stimulating hormone (TSH) berguna untuk menstimulasi pembentukan dan pelepasan hormon tiroid. Hormon ini berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh, stamina, dan sistem saraf tubuh.

  • Adrenocorticotropic hormone (ACTH)

Adrenocorticotropic hormone (ACTH) berguna untuk tubuh dalam mengatasi stres. Hormon ini menstimulasi produksi kortisol yang berfungsi mengatur metabolisme, menjaga tekanan darah, mengatur gula darah, dan mengurangi peradangan.

2. Hormon yang Diproduksi Lobus Posterior

Berikut adalah beberapa hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh lobus posterior, yaitu:

  • Oksitosin

Fungsi hormon oksitosin adalah menstimulasi payudara untuk mengeluarkan ASI saat bayi menghisapnya. Selain itu, oksitosin juga berperan dalam menstimulasi kontraksi saat ibu melahirkan.

  • Vasopressin

Hormon vasopressin berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan garam dalam tubuh. Cara kerjanya adalah merangsang ginjal agar mengurangi frekuensi urine.

Gangguan yang Mungkin Menyerang Kelenjar Pituitari

Gangguan yang Mungkin Menyerang Kelenjar Pituitari

Terdapat beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar pituitari. Hal ini dijelaskan oleh dr. Dyah Novita Anggraini.

“Fungsi kelenjar pituitari dapat dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya produksi hormon. Apabila hormon yang dihasilkan terlalu sedikit, kondisi ini dinamakan hipopituitarisme. Sementara itu, bila hormon yang diproduksi berlebih, maka kondisi ini dinamakan hiperpituitarisme”

Selain jumlah produksi hormon, fungsi kelenjar ini juga dapat dipengaruhi oleh hipotalamus. Apabila salah satu organ terganggu maka akan menyebabkan masalah kesehatan.

Beberapa gangguan yang mungkin terjadi, seperti:

1. Pituitary Adenomas

Kondisi ini terjadi ketika terdapat adenoma atau tumor jinak yang tidak berpotensi kanker tumbuh di kelenjar pituitari.

Penyakit ini dapat menyebabkan kelenjar pituitari melepaskan hormon berlebih, salah satu hormonnya adalah prolaktin. Bila kondisi ini sudah semakin parah, tindakan operasi mungkin dibutuhkan.

2. Hipopituitarisme

Hipopituitarisme adalah kondisi saat kelenjar pituitari kekurangan satu atau beberapa hormon yang diproduksi. Kondisi ini terjadi akibat kerusakan di kelenjar pituitari atau hipotalamus.

Salah satu penyakit akibat kondisi ini adalah central diabetes insipidus. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar tidak memproduksi hormon vasopresin yang cukup. Hal ini menyebabkan tubuh sulit untuk menahan air dan memproduksi air kencing berlebih.

Artikel Lainnya: Cara Mendiagnosis Diabetes Insipidus

3. Hiperpituitarisme

Hiperpituitarisme adalah kondisi saat kelenjar pituitarisme memproduksi satu atau beberapa hormon tertentu secara berlebih. Hal ini umumnya terjadi akibat adanya tumor jinak di kelenjar pituitari.

Salah satu penyakit yang terjadi akibat kondisi ini adalah gigantisme. Kondisi tersebut terjadi akibat kelenjar pituitari melepaskan terlalu banyak growth hormone saat masih anak-anak, sehingga tubuh bertambah sangat tinggi.

4. Empty Sella Syndrome (EES)

Empty Sella Syndrome adalah kondisi ketika kelenjar pituitari menjadi rata atau menyusut akibat masalah di sella turcica (tulang yang berada di sekitar kelenjar pituitari). Gejala dari kondisi ini meliputi, hormon yang tidak stabil, sering sakit kepala, dan perubahan penglihatan.

Artikel lainnya: Mengetahui Penyebab Kelainan Langka Empty Sella Syndrome

Apabila kamu merasakan gejala yang mengarah pada ketidakstabilan hormon, sebaiknya periksakan diri segera ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa tes dan menentukan penyebab kondisi kesehatan kamu.

Mengingat fungsi kelenjar pituitari sangat penting untuk tubuh, cobalah untuk menjaga diri agar tidak mengalami trauma kepala ringan atau trauma kepala berat.

Yuk, #JagaSehatmu dengan menerapkan tips aman dalam melindungi area kepala saat beraktivitas yang tersedia di aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa bertanya langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter dan menemukan solusi dari masalah kesehatanmu.

(APR/JKT)

hormonHiperpituitarismeHipopituitarisme

Konsultasi Dokter Terkait