Masalah Saraf dan Otak

Trauma Kepala Ringan

Tim Medis Klikdokter, 27 Jun 2019

Ditinjau Oleh

Icon ShareBagikan
Icon Like

Trauma kepala ringan merupakan kondisi gangguan otak ringan yang disebabkan oleh cedera.

Pengertian

Trauma kepala ringan merupakan kondisi gangguan otak ringan yang disebabkan oleh cedera. Biasanya disebabkan karena benturan pada kepala saat terjatuh, berolahraga, atau kecelakaan.

Kondisi ini bisa memengaruhi otak, namun umumnya tidak sampai menyebabkan kerusakan permanen pada organ yang satu ini. Terkadang orang yang mengalami trauma kepala ringan bahkan tidak menyadari kondisi mereka.

Gangguan otak ini biasanya akan pulih dengan sendirinya dalam waktu beberapa menit hingga jam. Trauma kepala ringan lebih banyak dialami oleh anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Trauma Kepala Ringan

Penyebab

Penyebab paling sering trauma kepala ringan adalah terbentur, terjatuh, berolahraga, atau kecelakaan lalu lintas. Anak-anak lebih sering mengalaminya karena aktivitas motoriknya yang masih sangat aktif.

Diagnosis

Wawancara medis mendetail dan pemeriksaan fisik oleh dokter merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan trauma kepala hanya bersifat ringan. Dokter akan menanyakan secara rinci mengenai kronologi kejadian cedera yang dialami.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fungsi saraf untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan saraf. Bila ada kemungkinan trauma kepala tidak bersifat ringan, kadang dokter juga akan menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan CT-scan kepala.

Gejala

Gejala trauma kepala ringan biasanya hanya berlangsung singkat. Gejala yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, mual dan muntah, pusing berputar, badan terasa melayang, pandangan kabur sesaat, atau merasa kelelahan. Biasanya gejala ini hanya berlangsung beberapa jam saja.

Jika trauma kepala ringan terjadi pada anak-anak, beberapa tanda lain bisa saja menyertai gejala di atas. Misalnya anak yang menjadi lebih mudah menangis dari biasanya, kehilangan keseimbangan, rewel, dan terdapat perubahan sikap (seperti tidak tertarik melakukan hal-hal yang biasanya disukainya).
Meski demikian, gejala serupa juga bisa dijumpai pada trauma kepala berat. Oleh karena itu, bila gejala-gejala tersebut dirasakan semakin berat, atau disertai dengan kondisi lain seperti kejang, gangguan pendengaran, atau muntah-muntah, maka penderita perlu segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Hal ini diperlukan karena ada kemungkinan trauma kepala yang dialami menjadi cukup berat.

Gejala trauma kepala ringan biasanya muncul sesaat setelah cedera terjadi. Meski demikian, pada beberapa kasus, tanda-tanda trauma baru muncul beberapa jam atau beberapa hari kemudian.

Pengobatan

Trauma kepala ringan umumnya tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit. Namun setelah cedera tersebut, penderita dianjurkan untuk beristirahat minimal selama 24 jam, untuk mempercepat pemulihan. Bila terdapat keluhan sakit kepala ringan, obat pereda nyeri seperti parasetamol dapat dikonsumsi.

Selain itu, penderita sebaiknya menghindari aktivitas fisik selama proses pemulihan. Begitu juga dengan aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh (seperti bekerja menggunakan laptop).

Meski pun tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, harus ada orang yang mengawasi penderita trauma kepala ringan selama 24 jam setelah cedera terjadi. Bila keluhan semakin berat –seperti terlihat terus mengantuk, sulit dibangunkan, atau kejang– sebaiknya penderita segera bawa ke rumah sakit terdekat.

Pencegahan

Untuk mengurangi risiko trauma kepala, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain adalah:

• Menggunakan pelindung kepala saat naik sepeda, motor, atau saat bermain dengan permainan yang membuat anak banyak meluncur di permukaan keras. Misalnya roller-blade.
• Mengurangi barang-barang yang dapat menimbulkan cedera pada anak di rumah. Misalnya tempat tidur yang terlalu tinggi.
• Mengikuti peraturan keselamatan lalu lintas saat melakukan perjalanan.