HomeGaya hidupSeksKisah Becca Lolos dari Buai Manipulasi Predator Seks
Seks

Kisah Becca Lolos dari Buai Manipulasi Predator Seks

Tamara Anastasia, 11 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Becca pernah hampir menjadi korban predator seks yang belakangan viral di media sosial. Berikut ini ceritanya selamat dari jerat predator seks.

Kisah Becca Lolos dari Buai Manipulasi Predator Seks

Becca, bukan nama sebenarnya, terhenyak ketika membaca sebuah utas di media sosial Twitter beberapa waktu lalu. Pikirannya campur aduk antara lega dan syok. 

Sebuah akun mengungkapkan kebejatan seorang pria yang disebut-sebut predator seks. Unggahan di media sosial itu juga menyertakan modus bagaimana orang tersebut memperdaya perempuan melalui aplikasi pertemanan.

Sang pengunggah juga menyertakan foto terduga pelaku. Bagi Becca, wajah itu tidak asing. Pikirannya seperti ditarik ke kenangan sebelas tahun lalu.

“Dulu dia jauh lebih kurus, dan keliatannya emang ganteng,“ kata wanita berusia 25 tahun ini kepada Klikdokter.

Ia masih ingat jelas ketika seorang pria tak dikenal mengirim permintaan pertemanan ke akun Facebook-nya. Waktu itu, Becca masih duduk di bangku SMP, usianya baru 15 tahun.

Permintaan itu ia setujui begitu saja. Di pikiran polosnya saat itu, semakin banyak lingkaran pertemanan di media sosial bisa menaikkan gengsi.

Tiba-tiba pria itu mengirim pesan. Obrolan pun mengalir, mulai dari seputar sekolah Becca hingga rencana studinya ke depan.

nggak ada sama sekali membahas masalah kegiatan seksual dan sebagainya,” ujar Becca.

Si pria memang sempat mengajak Becca berkomunikasi melalui video call. Becca merasa malu mengiyakan ajakan itu. Akhirnya, mereka hanya berbincang melalui sambungan telepon.

“Lama-lama obrolannya jadi nggak bener. Tapi karena aku juga masih nggak paham, jadi enggak ditanggapi. Dan akhirnya ga pernah lagi kontak aku,” tutur Beca.

Komunikasi mereka terputus selama beberapa tahun. Hingga pada 2013 sebuah pesan dari pria yang sama menyapa Becca di Skype. 

Ia masih ingat persis kalimat pembuka dari pria itu: “Hai, apakabar? Udah lama nggak ngobrol.” Obrolan selanjutnya dipenuhi puja puji si pria terhadap paras Becca.

Artikel lainnya: Kenali Ciri-Ciri Predator Seksual di Sekitar Anda

Becca mengaku sempat terbuai. Apalagi, kata dia, si pria sempat membuatkan lagu untuknya berjudul “Hujan 1st Movement”.

Tapi perasaan itu tidak berlangsung lama. Makin hari, obrolan pria itu kurang ajar. Dia mulai masuk ke topik-topik seks. Ada sebuah momen yang membuat Becca jengah.

”Dia suruh aku bantuin masturbasi dengan cara mendesah sambil nyuruh aku melakukan hal yang sama (masturbasi). Pas saat itu, aku langsung matiin dan aku nggak pernah tanggapi dia lagi,” kata Beca dengan muak.

Pada 2016, pria itu kembali menghubungi Becca. Tapi Becca tidak mau menggubrisnya. Dia mengaku terkejut mengetahui pria yang sama terus beraksi hingga saat ini.

Sebelum ramai unggahan di Twitter soal sepak terjangnya, sebuah akun anonim pernah menghubungi Becca. Dia tahu Becca pernah berkomunikasi dengan pria mesum itu melalui media sosial.

Sang pengguna akun anonim sedang memburu pria predator seks tersebut karena telah ”menyakiti” seorang perempuan hingga mengalami trauma berat. Ketika kasus si pria cabul terkuak di media sosial, Becca bersyukur tidak menjadi korban.

Artikel Lainnya: Cara Kerja dan Efek Kebiri Kimiawi Terhadap Pria

Psikolog Ikhsan Bella Bersada dari KlikDokter mengatakan, biasanya ada kriteria tertentu perempuan yang menjadi korban predator seks. Para korban biasanya perempuan yang lebih muda dan dianggap lemah; perempuan yang kondisi mentalnya tidak stabil alias butuh perhatian lebih dari orang lain; dan perempuan muda yang mudah percaya dengan omongan-omongan manis. 

“Predator ini akan dengan mudah memanipulasi emosi dan pikiran dari si korbannya. Biasanya mereka akan berusaha untuk mendapatkan kepercayaan dulu dari sang korban agar lebih mudah melancarkan tujuannya,” kata Ikhsan.

Ada banyak penyebab mengapa seseorang menjadi predator seks. Tapi, menurut Ikhsan, penyebab utamanya karena kurang kontrol dalam dorongan seksual.

Predator seks umumnya memiliki self esteem (harga diri) yang rendah. Mereka berusaha memoles citranya agar tidak terlihat lemah dengan mendominasi orang lain. Itu sebabnya, kepuasaan memperdaya orang lain dalam kuasanya kerap kali menjadi motif para predator seks.

“Pelaku tentu juga mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri seperti memenuhi hasrat seksualnya,” tambah Ikhsan.

Ciri-ciri Predator Seksual

Ikhsan memberikan ciri-ciri yang perlu diwaspadai agar terhindar dari jerat predator seks. Pertama, predator seksual akan membuat diri Anda terus merasa bersalah sebagai cara memanipulasi. Kedua, predator seks akan terus berusaha mengatur korbannya karena ingin mendominasi.

Ketiga, predator seks cenderung memberikan perhatian yang lebih pada sang korban meski belum akrab. Terakhir, mereka selalu mencari atau membuka topik mengenai kegiatan seksual.

Ikhsan mengingatkan agar setiap perempuan tidak mudah percaya dengan orang yang baru dikenal. Jangan pula terburu buru menceritakan hal pribadi kepada orang lain.

“Waspada dalam berkencan online. Pastikan untuk mengajak teman ketika bertemu dengan orang asing dari dating apps,“ pesan Ikhsan.

Yang jelas, Anda mungkin tidak bisa secara pasti mengidentifikasi predator seksual. Biasanya mereka lihai mengelabui orang di sekitarnya. Bila Anda tertarik mengenai tema ini, cari tahu lebih jauh lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

[JKT/ARM]

FeatureSeks

Konsultasi Dokter Terkait