Covid-19

Ini Manfaat dan Bahaya Makan Daging Kelelawar

Krisna Octavianus Dwiputra, 24 Jan 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa orang percaya Daging kelelawar mempunyai manfaat, Namun menurut sebuah studi juga berbahaya bagi kesehatan. Simak ulasan lengkapnya dibawah ini.

Ini Manfaat dan Bahaya Makan Daging Kelelawar

Beberapa daerah di Indonesia, makan daging kelelawar adalah hal yang biasa. Di Sulawesi Utara, misalnya, daging kelelawar sering dijadikan olahan bernama paniki. Namun, sebaiknya sementara ini Anda berhenti dulu menyantap daging hewan nokturnal itu karena berhubungan dengan virus corona yang sedang mewabah.

Manfaat Makan Daging Kelelawar

Tak cuma di Sulawesi Utara, sebenarnya. Ada banyak komunitas dan masyarakat di Asia Tenggara yang mengonsumsi daging kelelawar.

Di Thailand misalnya, ada yang menyantap daging kelelawar dengan menggorengnya bersama bawang putih, cabai, dan atau kemangi. Ada pula yang mendidihkan kelelawar dalam kuah kari setelah membuang usus dan sayapnya.

Beberapa orang juga memfermentasi daging kelelawar seperti daging babi, lalu menyajikannya bersama dengan nasi. Selain memasak kelelawar, praktik meminum darah kelelawar juga dilakukan. Mereka percaya, darah kelelawar berguna sebagai suplemen kesehatan.

Lantas, adakah khasiat daging kelelawar bagi kesehatan? Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, sebagian percaya makan daging kelelawar punya banyak manfaat untuk tubuh. Beberapa di antaranya adalah:

Mengatasi Alergi

Makan daging kelelawar dipercaya mengatasi alergi atau gatal di kulit. Jika Anda mengonsumsinya secara teratur, alergi dan gatal dapat sembuh secara alami dan aman.

Meningkatkan Kecerdasan

Daging kelelawar ternyata mengandung omega-3. Kandungan ini membuatnya dapat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan.

Artikel lainnya: Hati-hati Virus Corona, Ini Pertolongan Pertama untuk Mengatasinya

Cegah Asma

Daging kelelawar juga dapat bermanfaat bagi penderita asma atau yang bermasalah dengan sistem pernapasan. Karena mengandung kitofetin, daging kelelawar diyakini dapat membuat sistem pernapasan Anda lebih lancar.

Meningkatkan Gairah Seks

Bagi pasangan yang sudah menikah—terutama pria—banyak yang percaya mengikuti saran untuk mengonsumsi daging kelelawar. Pasalnya, daging ini diyakini bisa meningkatkan gairah seksual. Energi Anda dipercaya akan bertambah usai mengonsumsi daging kelelawar secara teratur.

Cegah Penuaan Dini

Ada banyak masalah terkait penuaan dini, seperti keriput. Nah, hal ini rupanya sudah dipercaya dapat dicegah dengan mengonsumsi daging kelelawar. Kandungan daging hewan pemakan buah ini akan dapat mencegah bintik hitam, garis halus di wajah, dan juga kerutan secara alami dan aman.

Sembuhkan Iritasi kulit

Wanita mungkin sering mengeluhkan tentang iritasi kulit karena salah memilih kosmetik. Kandungan omega-3 dan omega-9 dalam daging kelelawar rupanya dapat sebagai pengobatan alternatif untuk mencegah dan menyembuhkan masalah iritasi kulit.

Meskipun begitu, sederet manfaat daging kelelawar di atas masih perlu dilakukan penelitian ilmiah lebih mendalam. Pasalnya, lebih banyak penelitian yang menganggap makan daging kelelawar justru berbahaya.

Ini Bahayanya Konsumsi Daging Kelelawar

Menurut sebuah studi, kelelawar menjadi salah satu binatang yang kerap membawa virus berbahaya. Kelelawar dianggap “rumah” bagi lebih dari 60 virus yang dapat menginfeksi manusia, lebih banyak dibandingkan hewan pengerat seperti tikus.

Studi itu berdasarkan data yang diambil dari tahun 1940-2004. Para ahli mengatakan, sekitar 75 persen dari penyakit menular yang baru berasal dari hewan. Binatang yang hobi menggantung terbalik ini telah disalahkan karena sebagai pembawa virus ebola, nipah, dan hendra.

Dokter Jon Epstein, dokter hewan di EcoHealth Alliance, juga mencatat bahwa para peneliti menemukan bukti garis keturunan kuno influenza pada kelelawar. Selain itu, kelelawar juga sebagai pembawa virus corona, yang saat ini sedang ramai dibicarakan.

Hewan ini sering kali membawa virus hingga terbukti mematikan bagi spesies lain, termasuk manusia.

Ahli juga mengatakan bahwa limpahan virus biasanya terjadi di negara-negara berkembang. Di lokasi tersebut, satwa liar semakin meningkat kontaknya dengan populasi manusia yang terus bertambah.

Artikel lainnya: Darurat Wabah Virus Corona Belum Ditentukan oleh WHO

Hubungan Daging Kelelawar dengan Virus Corona

Satu lagi alasan mengapa makan daging kelelawar berbahaya adalah karena mamalia ini sering disangkutpautkan dengan virus corona. Seperti Anda tahu, penyebaran virus tersebut meresahkan banyak negara. Sebut saja Tiongkok, Jepang, Thailand, Singapura, termasuk Indonesia.

Sebagai informasi, menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, virus corona yang sedang mewabah ini sebenarnya masih satu keluarga dengan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

"Coronavirus ini menyerang ke pernapasan. Jadi penyakit ini seperti flu tapi versi yang parahnya kalau bisa dibilang. Virus corona itu dapat ditularkan dari binatang lalu ke orang," ujar dr. Devia.

Terkait gejalanya, virus corona menyerupai flu biasa, seperti demam dan batuk. Hanya saja, virus ini biasanya menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas alias sangat susah bernapas. Pada tahap yang parah, seseorang yang terinfeksi bisa mengalami pneumonia, yakni infeksi di paru-paru.

Melansir laman CNN, para peneliti menggunakan analisis kode protein yang disukai oleh virus corona baru. Mereka membandingkannya dengan kode protein dari virus corona yang ditemukan di hewan berbeda, seperti burung, ular, marmut, landak, manis, kelelawar, dan manusia. 

Secara mengejutkan, peneliti menemukan bahwa kode protein virus corona baru ini (2019-nCoV atau novel coronavirus) paling mirip dengan yang ada pada ular. Lantas, bagaimana hubungannya dengan kelelawar?

Nah, ular diketahui sering berburu kelelawar di alam liar. Laporan menunjukkan bahwa ular dijual di pasar makanan laut lokal di Wuhan—tempat pertama munculnya virus corona. 

Ini meningkatkan kemungkinan bahwa virus corona mungkin telah “melompat” dari spesies inang, yakni dari kelelawar ke ular, lalu menginfeksi manusia. Namun, bagaimana virus dapat beradaptasi dengan inang berdarah dingin dan berdarah panas masih menjadi misteri.

Itulah sebabnya, makan daging kelelawar sebaiknya dihindari karena berpotensi membawa virus berbahaya bagi kesehatan. Salah satunya adalah potensi penyebaran virus corona. Ikuti terus perkembangan terkait virus corona hanya di KlikDokter.

[HNS/RPA]

virus coronaKelelawar

Konsultasi Dokter Terkait