Covid-19

Jenis-Jenis Vaksin COVID-19 yang Beredar di Indonesia 2024

Christovel Ramot, 20 Jan 2024

Ditinjau Oleh dr. Dyah Novita

Jenis vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia di antaranya adalah Sinovac (CoronaVac), AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna, Sinopharm, dan Novavax. Kenali KIPI dan efikasi setiap vaksin.

Jenis-Jenis Vaksin COVID-19 yang Beredar di Indonesia 2024

Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar dalam kehidupan kita. Salah satu upaya penting dalam mengendalikan pandemi ini adalah penggunaan vaksin. Indonesia telah menggunakan beberapa jenis vaksin COVID-19 dengan karakteristik dan efikasi yang berbeda. 

Bersama dr. Dyah Novita Anggraini dan tim redaksi KlikDokter, melalui artikel ini akan dibahas secara lengkap tentang jenis-jenis vaksin COVID-19 yang tersedia di Indonesia pada 2024, efikasinya, syarat kesehatan untuk mendapatkannya, efek samping yang mungkin timbul, serta cara mendapatkan vaksin tersebut.

Daftar Vaksin Corona di Indonesia

Setiap jenis vaksin yang beredar di Indonesia memiliki tingkat efikasi vaksin dan efek samping yang berbeda-beda. Efikasi vaksin mengacu pada kemampuannya mencegah COVID-19 dalam kondisi uji klinis.

Efikasi ini bisa bervariasi berdasarkan populasi dan kondisi penyebaran virus. Setiap jenis vaksin juga memiliki potensi efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang biasanya ringan hingga sedang. Oleh sebab itu, aturan pemberian setiap vaksin juga berbeda, direkomendasikan berdasarkan kondisi kesehatan individu.

Berikut adalah berbagai jenis vaksin virus Corona yang dipakai di Indonesia:

1. Sinovac (CoronaVac)

Sinovac adalah vaksin inaktif yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech, China. Vaksin ini menggunakan virus SARS-CoV-2 yang telah dimatikan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi masih dapat memicu respons imun.

Efikasi Sinovac berkisar antara 50% hingga 84%, tergantung pada populasi yang diteliti. Vakin Sinovac disarankan untuk orang berusia 18-59 tahun dan tidak direkomendasikan untuk individu dengan alergi berat atau penyakit akut.

Efek samping vaksin Sinovac yang umumnya muncul adalah ringan, seperti nyeri di lokasi suntikan, demam, atau kelelahan.

2. AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin ini menggunakan teknologi vektor virus adenovirus yang membawa materi genetik dari virus SARS-CoV-2. AstraZeneca.

Efikasi AstraZeneca diperkirakan sekitar 70% dalam mencegah COVID-19. Pemberian vaksin AstraZeneca umumnya untuk usia 18 tahun ke atas. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin adalah perlu hati-hati bagi mereka dengan riwayat pembekuan darah.

Untuk efek samping, vaksin AstraZeneca memiliki dampak yang cukup intens. Penggunaan vaksin ini bisa menyebabkan samping umum meliputi sakit kepala, demam, dan nyeri otot. Kasus langka pembekuan darah juga dilaporkan.

3. Pfizer-BioNTech

Vaksin Pfizer-BioNTech menggunakan teknologi mRNA untuk memicu respons imun. mRNA dalam vaksin memberikan instruksi untuk sel-sel tubuh membuat protein yang mirip dengan protein spike virus SARS-CoV-2. 

Vaksin Pfizer-BioNTech menunjukkan efikasi lebih dari 90% dalam studi awalnya. Pfizer-BioNTech hanya disarankan untuk individu usia 12 tahun ke atas. Pemberian vaksin ini harus dihindari oleh individu dengan riwayat reaksi alergi berat terhadap komponen vaksin.

Pfizer-BioNTech memiliki efek samping yang cukup umum, seperti nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, sakit kepala, dan demam.

4. Moderna

Moderna adalah vaksin yang diproduksi oleh Moderna TX, USA. Efektivitasnya dalam mencegah COVID-19 juga sangat tinggi. Moderna menunjukkan efikasi lebih dari 90% dalam studi awalnya. 

Sama seperti vaksin Pfizer-BioNTech, pemberian vaksin Moderna hanya disarankan untuk usia 12 tahun ke atas. Vakin ini juga harus dihindari oleh individu dengan riwayat reaksi alergi berat terhadap komponen vaksin.

Sama seperti pemberian Pfizer-BioNTech, efek samping vaksin Moderna juga bisa menimbulkan gejala berupa nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, sakit kepala, dan demam.

5. Sinopharm

Vaksin Sinopharm adalah vaksin inaktif yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group. Mirip dengan Sinovac, Sinopharm menggunakan virus yang telah dimatikan. Sinopharm menunjukkan efikasi sekitar 79% dalam mencegah infeksi simptomatik. 

Sinopharm Cocok untuk usia 18-59 tahun dan tidak direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi kesehatan tertentu yang serius. Serupa dengan Sinovac, efek samping Sinopharm biasanya ringan, meliputi nyeri di lokasi suntikan, demam, atau kelelahan.

6. Novavax

Novavax adalah jenis vaksin yang diproduksi oleh Novavax inc, USA. Vaksin ini mengandung versi sintetis dari protein spike SARS-CoV-2. Vaksin Novavax memiliki efikasi sekitar 89% dalam mencegah COVID-19. Novavax Direkomendasikan untuk usia dewasa, dengan pertimbangan khusus bagi mereka yang memiliki alergi.

Efek samping vaksin Novavax yang dilaporkan termasuk sakit kepala, kelelahan, dan nyeri di lokasi suntikan.

Cara Mendapatkan Vaksin COVID-19 di 2024

Vaksinasi COVID-19 diatur oleh pemerintah. Masyarakat dapat mendaftar melalui aplikasi atau website resmi pemerintah.

Pendaftaran juga bisa dilakukan di fasilitas kesehatan atau lokasi vaksinasi terdekat. Vaksinasi biasanya gratis atau dengan biaya yang sangat terjangkau. Namun per tahun 2024,beberapa vaksin sudah mulai dikenakan biaya. 

Jika kamu ingin pesan layanan vaksin COVID-19 di klinik terdekat, coba layanan booking janji klinik di KlikDokter. Kamu juga bisa chat dokter secara online untuk berkonsultasi seputar masalah COVID-19

Jika mengalami gejala virus Corona, seperti pilek, batuk, demam, hingga sakit tenggorokan, segera berkonsultasi pada dokter. Pesan layanan Swab Antigen di KlikDokter juga lebih mudah dan cepat. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga untuk #JagaSehatmu dan keluarga. 

Konsultasi Dokter Terkait