Kesehatan Mental

Hati-hati, Pakai Parfum Berlebihan Bisa Jadi Tanda Depresi

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 26 Apr 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Siapa sangka di balik semerbak parfum tersembunyi perasaan tertekan. Ya, pakai parfum secara berlebihan bisa jadi tanda depresi.

Hati-hati, Pakai Parfum Berlebihan Bisa Jadi Tanda Depresi

Untuk aktivitas sehari-hari, parfum atau jenis wewangian lainnya diandalkan untuk menambah keharuman tubuh. Namun, jika pemakaian parfum tersebut berlebihan, siapa sangka di balik semerbaknya terdapat tanda perasaan tertekan atau depresi di sana.

Faktanya, parfum tak hanya digunakan sebagai pengharum tubuh, tetapi mungkin juga aroma identitas pemakainya, baik pria maupun wanita. Nah, menurut sebuah penelitian, orang yang menyemprotkan parfum di tubuhnya terlalu berlebihan, ada kemungkinan ia tak sadar bahwa dirinya tengah dilanda depresi.

Kaitan antara pemakaian parfum dan depresi

Pertama-tama, ketahuilah bahwa depresi merupakan suatu gangguan mental yang sering disepelekan. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, depresi bisa berujung pada menyakiti diri, hingga percobaan bunuh diri. Cara paling efektif untuk mengatasi depresi adalah diagnosis tahap awal, sehingga penderita bisa mendapat terapi yang tepat agar tak berujung pada bunuh diri.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Tel Aviv, Israel, menunjukkan adanya hubungan antara depresi dan kelenjar penciuman. Penelitian yang diterbitkan di jurnal “Arthritis and Rheumatism” ini memperlihatkan penurunan fungsi indra pencium pada wanita, sehingga membuat mereka menyemprotkan parfum lebih banyak.

Wanita yang depresi juga mengalami penurunan berat badan. Ketika indra pencium mengalami penurunan fungsi, mereka juga akan mengalami penurunan nafsu makan.

Depresi juga dipercaya memiliki akar biologis dan mungkin merupakan respons sistem kekebalan tubuh akan isyarat fisiologi tertentu. Banyak pasien dengan penyakit autoimun seperti lupus juga mengalami depresi. Depresi di sini bukan hanya karena perasaan emosional akibat memiliki penyakit, tetapi juga disebabkan oleh penyebab biologis.

Depresi bisa berakar dari kondisi biologis

Pada penderita penyakit autoimun seperti lupus, artritis, dan reumatik, terdapat sebuah partikel yang disebut sebagai autoantibodi yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Partikel tersebut muncul pada tubuh sebagai reaksi yang menyimpang pada penyakit autoimun. Ketika partikel autoantibodi dihasilkan, indra pencium akan melemah dan dapat menyebabkan depresi.

Penderita depresi memberikan respons yang baik terhadap aromaterapi. Aroma tertentu akan membantu mereka mengatasi efek faktor biologis. Hal ini menunjukkan bahwa depresi mungkin memiliki penyebab biologis.

Penggunaan aromaterapi untuk mengobati penyakit organik sudah digunakan sejak zaman Mesir dahulu. Tes bau atau smell test dapat dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis depresi ataupun penyakit autoimun.

Penelitian lain mempertanyakan apakah depresi adalah hasil dari berkurangnya kemampuan indra penciuman, bukan sebaliknya. Ini karena depresi ini juga terkait dengan penurunan berat badan akibat hilangnya nafsu makan.

Para ilmuwan juga menggunakan elektroda untuk memastikan bahwa otak seseorang yang depresi memang menurun responsnya terhadap bau. Mereka juga menggunakan aroma dengan konsentrasi lebih kuat untuk mengetes penderita depresi.

Cara mengenali depresi

Hanya karena terlihat murung misalnya saat sampai di kantor, Anda tak bisa langsung menganggap orang tersebut menderita depresi. Untuk memastikannya, butuh pemeriksaan dokter. Nantinya, dokter akan melakukan analisis sesuai dengan panduan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, apakah ada gejala depresi yang harus terjadi minimal selama dua minggu.

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Depresi biasanya akan memengaruhi cara berpikir dan berperilaku penderita, serta dapat memicu berbagai masalah fisik maupun emosional. Bahkan, depresi tidak jarang menyebabkan kematian karena penderita menganggap hidup sudah tidak ada gunanya lagi.

Gejala depresi yang perlu Anda ketahui antara lain:

  • Perasaan murung atau tertekan hampir sepanjang hari, terutama pada pagi hari
  • Rasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari
  • Perasaan tidak berguna atau bersalah hampir setiap hari
  • Gangguan konsentrasi serta merasakan ketidakyakinan
  • Mengalami susah tidur atau bahkan tidur berlebihan
  • Berkurangnya minat dan ketertarikan pada semua aktivitas atau hal-hal yang disuka
  • Pikiran akan kematian atau keinginan bunuh diri yang muncul berulang kali
  • Rasa gelisah atau menjadi lamban
  • Penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan

Depresi dapat bertambah buruk jika tidak diobati. Komplikasinya termasuk gangguan kecemasan, gangguan panik, dan fobia sosial. Penderita juga tidak segan-segan untuk menyakiti diri sendiri seperti melukai atau memotong tubuh sendiri.

Jika mengetahui ada orang-orang di sekitar Anda sering pakai parfum secara berlebihan dan sudah berlangsung selama beberapa waktu, coba dekati dan perhatikan apakah terdapat tanda depresi seperti yang disebutkan di atas. Jika ya, sebisa mungkin ajak ia bicara tanpa menghakimi. Jika mungkinkan, tawarkan diri Anda untuk menemaninya menemui tenaga ahli medis seperti psikolog atau psikiater.

(RN/ RVS)

ReumatikGangguan MentalParfumGejala depresiGangguan KecemasanArtritisDepresiLupuspenyakit autoimun

Konsultasi Dokter Terkait