Kesehatan Mental

Ini Alasannya Mengapa Anda Bisa Merasa Panik

Bobby Agung Prasetyo, 15 Feb 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Saat rasa panik datang, tak sedikit dari Anda yang sulit mengontrol diri. Ini yang diduga menjadi biang keladi kepanikan yang Anda alami.

Ini Alasannya Mengapa Anda Bisa Merasa Panik

Rasa panik yang muncul dari dalam diri tak selalu menggambarkan kondisi seseorang yang buruk. Hal ini tampak secara alami sebagai bagian dari insting manusia. Namun, jika kepanikan tersebut tak dapat dikontrol, bisa jadi ada gangguan kesehatan yang sedang terjadi.

Menurut dr. Rio Aditya kepada KlikDokter, rasa panik umumnya terjadi begitu saja tanpa ada pemicu dan sulit diprediksi. Saat terjadi, kepanikan biasanya berhubungan dengan teror, ketakutan yang tak beralasan, dan perasaan gelisah. Kondisi ini bisa membuat diri tak nyaman, stres, bahkan depresi.

“Mereka juga bisa merasa akan mati atau kehilangan kendali terhadap dirinya, atau merasa akan serangan jantung,” kata dr. Rio.

Kondisi Otak saat Panik

Dilansir dari Medical News Today, sebuah studi tengah meneliti peran penting glutamat yang turut menjadi dalang atas datangnya rasa panik. Jika berhasil, maka rasa panik dan hal-hal serupa dapat diatasi dengan lebih mudah.

Glutamat itu sendiri adalah asam amino dan perangsang utama di otak. Selama beberapa tahun terakhir, penelitian telah mengisyaratkan bahwa glutamat berkaitan erat dengan rasa panik dan kecemasan.

Para penulis studi terbaru meneliti peran glutamat secara rinci dengan menerapkan rangkaian percobaan pada monyet. Dari situ tampak bahwa kecemasan berhubungan dengan kadar glutamat lewat hipokampus anterior kanan yang meningkat.

Selanjutnya, para peneliti melihat peningkatan glutamat pada monyet yang gelisah. Namun, saat mereka menemukan bahwa kadar glutamat mencapai tingkat normal, hewan-hewan itu menjadi lebih relaks.

Kondisi serupa diprediksi bisa turut terjadi pada manusia, sehingga mampu membawa para ahli medis untuk lebih dekat dalam memecahkan masalah terkait. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna menyempurnakan studi sebelumnya.

Seluk-beluk di Balik Rasa Panik

Rasa panik begitu erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sejumlah gejala fisik pada mereka yang mengalami kepanikan adalah sebagai berikut:

  • Nyeri dada
  • Rasa melayang
  • Tangan dan kaki dingin atau berkeringat
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar-debar
  • Ketidakmampuan untuk diam dan tenang
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki
  • Mual
  • Otot tegang
  • Pusing

“Ciri khas orang yang pernah mengalami serangan panik adalah, ia akan khawatir untuk mengalami serangan panik ulangan di masa depan. Ini yang diseput dengan gangguan cemas antisipatif (anticipatory anxiety),” jelas dr. Rio.

Mengatasi Rasa Panik

Sesuai rekomendasi dr. Reza Fahlevi dari KlikDokter, rasa panik bisa diatasi dengan cara:

  1. Mengatur Napas

Menarik napas dalam-dalam dan secara perlahan akan membuat oksigen lebih banyak masuk ke tubuh, sehingga denyut jantung Anda juga akan melambat. Hal ini akan secara otomatis mengurangi kepanikan yang Anda alami.

  1. Batasi Rangsangan

Batasi rangsangan, semisal dengan menjauhkan diri ke tempat yang lebih tenang, atau berjalan ke luar ruangan. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan memikirkan hal lain untuk mengalihkan fokus.

  1. Relaksasi Otot

Relaksasi otot merupakan salah satu cara ampuh untuk meredakan serangan panik. Tindakan ini juga membantu melepaskan ketegangan otot, sehingga membuat tubuh menghasilkan hormon endorfin yang memicu rasa senang.

  1. Hindari Kafein

Minum kopi dapat menyebabkan jantung berdegup kencang, sehingga dapat mencetuskan rasa panik. Tidak hanya kopi, teh dan cokelat juga mengandung kafein, sehingga harus Anda dihindari supaya tidak mudah panik.

Serangan panik memang sering hadir tanpa disadari. Anda wajib mengatisipasi dan mengetahui bagaimana cara mengatasi kondisi ini. Anda tak ingin mengalami gangguan aktivitas gara-gara kepanikan yang datang secara tiba-tiba, bukan?

(NB/ RVS)

kafeinStrespanikOtakkepanikan.Gelisahasam aminokesehatan mentalglutamat

Konsultasi Dokter Terkait