HomeInfo SehatBerita KesehatanIni Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi
Berita Kesehatan

Ini Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi

dr. Alvin Nursalim, 27 Des 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Hipertensi dan hipotensi adalah dua penyakit berbeda. Apa perbedaan gejala darah tinggi dan darah rendah? Yuk, simak lengkapnya di sini.

Ini Perbedaan Hipertensi dan Hipotensi

Tekanan darah atau tensi adalah salah satu tanda vital yang harus rutin dipantau. Ada dua jenis gangguan tekanan darah, yaitu hipertensi dan hipotensi. Sejauh mana kamu tahu perbedaan hipertensi dan hipotensi?

Singkatnya, hipertensi adalah tekanan darah tinggi, sedangkan hipotensi adalah tekanan darah rendah. Keduanya dapat diketahui lewat pemeriksaan tekanan darah. 

Ada hasil nilai pengukuran tertentu yang mengindikasikan seseorang dikatakan punya tekanan darah rendah atau tekanan darah tinggi. Mari pahami lebih lanjut beda darah rendah dan darah tinggi berikut ini.

Perbedaan Gejala Darah Tinggi dan Darah Rendah

Tekanan darah tinggi adalah kekuatan aliran darah yang keluar terhadap dinding pembuluh darah. Tinggi atau rendahnya tekanan darah bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa kuat jantung memompa darah.

Hipertensi dan hipotensi sering tidak menimbulkan gejala apa pun, terlebih bila penderita sudah mengalaminya dalam jangka waktu lama.

Artikel lainnya: Tanda-Tanda Anda Punya Bakat Hipertensi

Meskipun demikian, penderita hipertensi dapat mengalami gejala berikut:

  • Nyeri kepala hebat
  • Lelah
  • Pandangan kabur
  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Jantung berdebar

Sementara, hipotensi adalah kondisi penurunan tekanan darah di bawah normal. Berbagai gejala hipotensi antara lain:

  • Pusing berputar
  • Kepala terasa ringan
  • Pingsan
  • Mual muntah
  • Haus terus-menerus
  • Kurang konsentrasi
  • Kulit dingin dan pucat
  • Pandangan kabur
  • Mudah lelah

Gejala-gejala yang disebutkan di atas bisa berbeda-beda pada setiap orang. Tingkat keparahan gejala bisa diawali dari rasa tidak nyaman saja, hingga bisa sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Artikel lainnya: 10 Buah yang Baik untuk Penderita Darah Rendah

Penyebab Hipertensi dan Hipotensi

Penyebab hipertensi ada dua, yaitu primer dan sekunder. Penyebab primer disebabkan faktor genetik, sedangkan penyebab sekunder bisa diakibatkan gangguan ginjal, pembuluh darah, dan sistem endokrin.

Rata-rata hipertensi disebabkan oleh penyebab primer. Selain itu, hipertensi juga bisa timbul akibat konsumsi obat-obatan tertentu, seperti kokain, siklosporin, alkohol, nikotin, hingga obat-obatan herbal.

Bedanya dengan hipotensi, tekanan darah bisa drop pada suatu waktu karena berbagai kondisi dan tidak menimbulkan gejala apa pun. 

Pada kondisi tertentu bisa, hipotensi perlu penanganan cepat dan segera. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah komplikasi masalah kesehatan yang lebih serius. Kondisi tersebut antara lain:

  • Kehamilan
  • Perdarahan hebat
  • Gangguan sirkulasi, seperti pada serangan jantung dan penyakit katup jantung
  • Syok yang sering disertai dehidrasi
  • Syok anafilaktik (reaksi alergi hebat)
  • Infeksi pada darah
  • Gangguan endokrin, seperti diabetes, insufisiensi adrenal, dan penyakit tiroid

Beberapa jenis obat-obatan juga bisa menurunkan tekanan darah, seperti beta blocker dan nitrogliserin yang sering diberikan kepada pasien penyakit jantung. Obat diuretik, antidepresan, dan obat disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan hipotensi.

Meski begitu, pada sebagain orang tekanan darah rendah sering tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini disebut hipotensi asimtomatis kronis.

Artikel lainnya: Daftar Komplikasi Hipertensi yang Mesti Diwaspadai

Mana yang Lebih Berbahaya?

Apa Kata Dokter Spesialis Anak tentang Stunting dan Anak Dataran Tinggi?

Darah tinggi dan darah rendah dapat menyebabkan keluhan dan komplikasi yang mengancam nyawa. Karena itu, keduanya perlu mendapat penanganan tepat untuk menurunkan risiko komplikasi.

Penanganan hipertensi bergantung pada penyebabnya. Selain obat-obatan antihipertensi, American Heart Association menganjurkan penderita untuk membatasi konsumsi garam maksimal 1.500 mg per hari. 

Pengurangan konsumsi garam tersebut dapat menurunkan tekanan darah hingga 2-8 mmHg. 

Bagi penderita hipotensi, penyebabnya juga perlu diketahui dan hindari faktor pencetusnya. Bila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang bisa menyebabkan tekanan darah rendah, sebaiknya ikuti anjuran dokter dan jangan menentukan dosis obat sendiri.

Mengenali perbedaan darah rendah dan darah tinggi bisa menjadi langkah awal pencegahan yang baik. Jangan lupa juga cek tekanan darah secara berkala, ya. 

Untuk konsultasi seputar hipertensi dan hipotensi, klik fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. #JagaSehatmu agar tidak terjadi gangguan tekanan darah!

(FR/JKT)

HipertensiHipotensi

Konsultasi Dokter Terkait