Kesehatan Umum

Mitos-Mitos Kesehatan yang Tidak Perlu Anda Percaya

dr. Devia Irine Putri, 13 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada banyak mitos keliru soal kesehatan yang tak perlu Anda percaya. Apa saja? Ketahui faktanya di sini.

Mitos-Mitos Kesehatan yang Tidak Perlu Anda Percaya

Mitos dipercaya masyarakat karena disampaikan dari mulut ke mulut berupa berita, nasihat, atau anjuran.

Jika yang tersebar adalah mitos seputar kesehatan, absennya fakta medis bisa menimbulkan salah kaprah dan menyesatkan masyarakat.

Tak hanya satu, biasanya orang mempercayai rentetan mitos. Misalnya, menganggap apel “mujarab” sehingga dengan mengonsumsinya Anda tak lagi memeriksakan diri ke dokter.

Ada pula yang percaya bahwa tidak makan setelah olahraga lebih efektif untuk menurunkan berat badan, dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh lain, ada mitos yang menyalahkan karbohidrat sebagai penyebab obesitas.

Padahal, kebiasaan sehari-hari yang tidak sehat juga bisa menjadi pemicu obesitas. Misalnya saja, jarang berolahraga dan hanya duduk sembari makan camilan. Tentu ini akan membuat berat badan Anda naik, bukan?

Berikut ini adalah beberapa mitos kesehatan yang tak perlu Anda percaya:

1. Mengatasi Mabuk Dengan Segelas Kopi

Ini adalah mitos yang tidak benar! Minum kopi tidak akan membuat kadar alkohol dalam tubuh Anda menurun. Kopi memang mengandung kafein yang bekerja sebagai zat stimulan di otak.

Kafein adalah topeng yang mengelabui otak sesaat bahwa Anda sedang tak mabuk, sehingga Anda tampak segar dan berenergi.

Selain itu, minum kopi setelah konsumsi alkohol bisa saja membuat keluhan lain seperti mual, muntah, nyeri perut, berdebar-debar, hingga perasaan gelisah atau tak nyaman.

2. Makan Wortel Mempertajam Penglihatan

Wortel termasuk sebagai makanan sehat karena mengandung vitamin A yang bermanfaat bagi penglihatan.

Namun, Anda harus makan banyak sekali wortel untuk dapat merasakan manfaat nyatanya. Artinya, memakan wortel dalam jumlah sedikit tidak akan memberikan dampak yang instan.

Selain makan wortel untuk menjaga kesehatan mata, Anda bisa mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dan omega-3, misalnya berbagai jenis sayuran hijau, buah-buahan, telur, ikan, dan daging.

Artikel Lainnya: Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Setelah Berolahraga

3. Langsung Berenang Setelah Makan Sebabkan Kram

Sebetulnya tidak ada bukti yang mendukung mitos ini. Kram memang bisa terjadi saat berenang, tetapi ini bukan disebabkan oleh makanan yang Anda makan.

Selain kram, keluhan lain seperti mual dan muntah mungkin saja muncul apabila Anda berenang setelah makan, apalagi jika terlalu kenyang.

Jika Anda ingin berenang setelah makan, Anda bisa melakukan pemanasan sembari menunggu perut tidak begah. Tujuannya, untuk mengurangi munculnya kram.

4. Pakai Deodoran Picu Kanker Payudara

Pernahkah Anda mendengar penggunaan deodoran atau antiperspirant yang disebut-sebut menyebabkan kanker payudara?

Mungkin mitos kesehatan ini berkembang karena penggunaan deodoran berada di bawah ketiak atau dekat dengan payudara.

Banyak hal yang dapat memicu kanker, misalnya saja genetik hingga pola hidup yang tak sehat.

Sampai saat ini, tidak ada bukti medis atau penelitian yang kuat untuk mendukung terjadinya kanker payudara akibat penggunaan deodoran.

Memang, di dalam deodoran atau antiperspirant terdapat bahan aktif aluminium, yang diduga memiliki sifat seperti hormon estrogen.

Namun, sampai saat ini belum ada bukti kuat untuk menyatakan hubungan kandungan deodoran dan kanker payudara.

Artikel Lainnya: 5 Mitos dan Fakta Seputar Mata

5. Olahraga Setiap Hari dan Harus lama Agar Semakin Sehat

Olahraga memang menyehatkan. Tapi, jika dilakukan setiap hari dan tidak memberikan waktu istirahat untuk tubuh, tentunya tidak akan bermanfaat bagi kesehatan.

Anda juga perlu memerhatikan waktunya. Semakin lama waktu olahraga bisa jadi tak bermanfaat, lho!

Anda tetap harus memberikan waktu istirahat tubuh untuk pemulihan. Disarankan untuk olahraga selama 150 menit dalam seminggu.

Artinya, olahraga lima kali dalam seminggu selama 30 menit setiap sesinya, atau 3 kali dalam seminggu selama 1 jam setiap sesinya.

Jika Anda melakukan olahraga dengan intensitas berat, disarankan 3 kali seminggu selama 25 menit setiap sesinya.

6. Vaksinasi Menggunakan Zat Berbahaya dan Memberikan Efek Samping

Tentu saja ini hanya mitos belaka! Vaksin mengandung virus, bakteri, atau racun yang sudah dilemahkan atau dimatikan.

Sebelum disuntikkan kepada seseorang, vaksin sudah melewati berbagai tahap uji coba dan evaluasi. Jadi, sudah pasti vaksin itu aman dan tidak berbahaya.

Selain itu, pemberian vaksin umumnya tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) biasanya bersifat ringan, seperti demam ringan, bengkak atau nyeri di bekas suntikan.

7. Orang Dewasa Tidak Perlu Vaksinasi

Mitos tentang kesehatan ini salah, sebab orang dewasa juga membutuhkan vaksinasi layaknya anak-anak.

Vaksin yang dibutuhkan orang dewasa di antaranya, seperti vaksin HPV, vaksin flu, vaksin hepatitis A dan B, vaksin MMR, dan lain-lain.

Vaksinasi tak hanya untuk mencegah Anda tertular dari penyakit tertentu, tetapi dibutuhkan juga untuk memperkuat imunitas yang telah ada (sebagai booster).

 Artikel Lainnya: Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Mental

8. Minum Air Dingin Saat Haid Menyebabkan Kista

Mitos kesehatan berikutnya berhubungan dengan air dingin saat haid dan kista. Konon, minum air dingin saat haid menyebabkan kista. Faktanya, minum air dingin tidak berhubungan dengan terjadinya kista di tubuh wanita.

Kista yang dialami wanita umumnya disebabkan karena faktor hormonal. Namun, bisa juga tidak berhubungan dengan faktor hormonal seperti kondisi kista dermoid. 

9. Mandi Malam Bisa Terkena Penyakit Rematik

Beberapa orang amat yakin bahwa mandi malam bisa menjadi menyebabkan terkena penyakit rematik.

Kini, Anda tak perlu takut untuk mandi di malam hari. Sebab, memang tidak ada hubungan antara penyakit rematik dengan mandi malam!

Penyakit rematik adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan sendi. Hal ini ditandai dengan gejala seperti bengkak di bagian sendi, nyeri sendi, hingga kekakuan sendi.

Kondisi autoimun seperti penyakit rematik tidak serta merta disebabkan oleh kebiasaan mandi malam. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit autoimun, salah satunya faktor genetik.

Hanya saja, bagi Anda yang memiliki rematik, malam dengan air dingin bisa memicu keluhan nyeri. Sebaiknya gunakan air mandi hangat apabila harus mandi di malam hari.

Artikel Lainnya: Kenali Mitos dan Fakta Seputar Minuman Bersoda

10. MSG Menyebabkan Anak Jadi Bodoh

Monosodium glutamate atau dikenal sebagai MSG alias micin merupakan zat yang sering digunakan sebagai penguat rasa di dalam makanan.

Pasti Anda sering mendengar bahwa MSG berbahaya bagi anak-anak karena bisa merusak sel otak dan mengakibatkan kebodohan.

Faktanya, MSG tidak membuat seorang anak bodoh. Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), MSG termasuk dalam kategori “generally recognized as safe” (GRAS) dalam kata lain aman untuk dikonsumsi. Saat ini juga belum ada bukti medis bahwa MSG menyebabkan anak bodoh.

MSG aman untuk dikonsumsi jika jumlahnya tak berlebihan. Efek samping yang bisa muncul apabila mengonsumsi MSG dalam jumlah yang berlebihan adalah mual, muntah, hingga sakit kepala.

11. Memberikan Kopi ke Anak untuk Cegah Terjadinya Kejang

Beberapa orang tua yakin, memberikan kopi ke anak bisa mencegah terjadinya kejang. Faktanya, kopi tidak ada hubungannya dengan pencegahan kejang.

Kejang yang dialami anak bisa disebabkan oleh kejang demam, epilepsi, infeksi di otak, maupun karena cedera di kepala. 

Anak tidak perlu kopi untuk mencegah terjadinya kejang. Justru kopi menjadi minuman yang tidak diperlukan karena mengandung kafein yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh, salah satunya adalah zat besi.

Artikel Lainnya: Mitos dan Fakta Seputar Vaksinasi

12. Oleskan Pasta Gigi Saat Mengalami Luka Bakar

Saat mengalami luka bakar, misalnya terkena wajan panas, apa yang Anda lakukan?

Tak sedikit orang yang mengoleskan pasta gigi sebagai pertolongan pertama untuk luka bakar.

Sayangnya, tindakan tersebut salah. Mengoleskan pasta gigi ke luka bakar justru membuat iritasi atau membuat luka semakin parah.

Pertolongan pertama untuk luka bakar adalah mendinginkan bagian yang terluka dengan mengalirkan air bersih kurang lebih selama 15-20 menit.

Jika luka bakar Anda membentuk lepuhan, sebaiknya hindari untuk memecahkannya karena meningkatkan risiko masuknya infeksi. Cukup tutup dengan kain kasa lembap atau dressing luka antimikroba.

13. Makan Telur Bikin Bisulan

Kalimat seperti, “Awas, jangan makan telur banyak-banyak, nanti bisulan!” merupakan mitos tentang kesehatan yang tak perlu dipercaya.

Pada dasarnya telur merupakan makanan bergizi yang mengandung protein, omega-3, vitamin, hingga antioksidan.

Faktanya, telur tidak menyebabkan bisul. Bisul atau dalam medis dikenal sebagai furunkel merupakan infeksi folikel rambut yang disebabkan oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus.

Artikel Lainnya: 17 Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

14. Cacingan Hanya Dialami Oleh Anak-Anak

Penyakit cacingan memang banyak dialami oleh anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa tidak bisa mengalami kondisi ini. Hanyalah mitos belaka apabila penyakit cacingan hanya diderita anak-anak saja.

Justru, banyak juga orang dewasa yang menderita cacingan. Penyakit cacingan yang dialami orang dewasa bisa disebabkan karena mengonsumsi makanan yang tak matang dan terkontaminasi oleh telur cacing.

Selain itu, cacingan bisa terjadi akibat Anda berjalan tanpa mengenakan alas kaki. Cacingan yang dialami orang dewasa menyebabkan gejala seperti diare, kehilangan nafsu makan, sakit perut, mual, muntah, hingga anemia. 

15. Biji Cabai Sebabkan Usus Buntu

Banyak orang percaya bahwa usus buntu terjadi akibat banyak menelan biji cabai maupun biji jambu. Tentunya ini sekedar mitos belaka. Usus buntu atau apendisitis merupakan peradangan yang terjadi di organ apendiks.

Belum diketahui pasti apa penyebab usus buntu. Namun, adanya sumbatan (karena tinja, cacing, tumor), penebalan jaringan di usus, akibat trauma atau cedera di perut, bisa menyebabkan peradangan apendiks.

Sampai saat ini tidak ada penelitian atau bukti ilmiah yang menyatakan biji cabai maupun biji jambu menjadi penyebab utama usus buntu.

Dari daftar mitos di atas, Anda tak perlu lagi percaya, ya. Pasalnya, belum ada fakta atau penelitian medis yang membuktikan mitos-mitos di atas.

Jika bicara tentang kesehatan, jangan gampang percaya mitos atau anjuran yang Anda. Jangan pula mudah percaya apa yang Anda baca di internet. Jangan malas untuk mencari fakta medis dari berita yang Anda dengar.

Mau tahu mitos dan fakta kesehatan lainnya? Baca terus artikel di aplikasi Klikdokter. Untuk konsultasi dengan dokter, gunakan fitur LiveChat 24 Jam.

(OVI/AYU)

Mitos dan Fakta

Konsultasi Dokter Terkait