Seks

8 Penyebab Vagina Selalu Basah, Normalkah?

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 11 Jul 2023

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Merasa vagina selalu basah? Kira-kira apa penyebabnya? Apakah berbahaya? Simak berbagai penyebab miss V selalu basah di sini.

8 Penyebab Vagina Selalu Basah, Normalkah?

Vagina adalah organ tubuh wanita yang sangat sensitif. Adanya rangsangan seksual akan membuat vagina terlumasi. Cairan berupa lendir akan keluar dan vagina basah.

Cairan vagina dihasilkan oleh kelenjar bartholin dan serviks (mulut rahim). Kelenjar bartholin membantu menghasilkan cairan pelumas yang keluar saat wanita terangsang atau melakukan aktivitas seksual. 

Sementara, serviks menghasilkan lendir yang berubah-ubah mengikuti siklus haid. 

Jika vagina selalu basah, mungkin ada beberapa kondisi kesehatan yang mendasari. Berikut beberapa penyebab miss V selalu basah:

1. Vaginosis Bakterialis

Vaginosis bakterialis dapat menyebabkan miss V selalu basah dan bau. Infeksi ini disebabkan oleh perubahan kimiawi atau bakteri anaerob yang berkembang biak berlebihan.

Saat mengalami vaginosis bakterialis, gejala yang muncul adalah vagina gatal dan keputihan berwarna kuning hingga keabuan. Infeksi ini juga merupakan penyebab keputihan abnormal yang sering dialami wanita usia subur. 

Tak hanya itu, wanita yang aktif secara seksual dapat mengalami vaginosis bakterialis.

Penanganan kondisi ini bisa dilakukan dengan mengurangi pertumbuhan bakteri berlebih. Oleh karena itu, dokter mungkin akan memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri di vagina.

2. Trikomoniasis

Trikomoniasis atau trichomonas vaginalis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit. Parasit ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria. 

Kendati begitu, pria juga bisa terinfeksi dan menularkan penyakit trikomoniasis ke pasangannya saat berhubungan seksual. 

Pada kasus trikomoniasis, tubuh akan menghasilkan cairan vagina dalam jumlah berlebihan. Akibatnya, vagina basah terus serta keluar cairan kental, kekuningan, berbusa, dan berbau tak sedap.

Saat mengalami infeksi ini, dinding vagina juga tampak kemerahan dan sembap. Trikomoniasis juga dapat menimbulkan rasa gatal dan panas di vagina, serta sakit saat berhubungan seksual. 

Infeksi parasit ini umumnya diatasi dengan obat antibiotik.

3. Klamidia

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan biasanya ditularkan melalui aktivitas seksual. Wanita 25 persen berisiko tertular saat berhubungan intim dengan laki-laki yang terinfeksi klamidia.

Bila terinfeksi, gejala dapat muncul pada minggu pertama setelah kontak pertama kali (hubungan seksual) terjadi. Keluhan yang sering dialami wanita adalah keputihan berlebih, sehingga vagina berair dan berbau. 

Klamidia juga dapat menyebabkan wanita mengalami nyeri di perut yang kadang disertai demam, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri ketika berhubungan seks.

Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan wanita mengalami radang panggul. Radang panggul bisa menyebabkan kerusakan tuba falopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim) dan menyebabkan ketidaksuburan. 

Infeksi bakteri ini umumnya diobati dengan pemberian antibiotik.

Artikel lainnya: Perubahan Bentuk Vagina Sebelum Hamil dan Setelah Melahirkan

4. Radang Panggul

Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi yang terjadi di dalam rongga panggul. Infeksi ini dapat berdampak ke bagian organ reproduktif wanita, seperti uterus, serviks, ovarium, atau tuba falopi. 

Radang panggul dapat menyebabkan perut mengalami nyeri kronis (berlangsung lama).

Terkadang, infeksi panggul bisa menyebabkan hidrosalping, yaitu pembengkakan saluran telur. Penyebab radang panggul bisa jadi akibat komplikasi dari klamidia, gonore, atau tindakan pemasangan KB spiral yang tidak higienis. 

Radang panggul kerap tidak menimbulkan gejala. Namun, bila didapati adanya gejala, keluhan yang muncul bisa berupa nyeri di area panggul, perdarahan di antara siklus haid, atau vagina basah yang disertai bau tak sedap. 

Untuk mengobati radang panggul, dibutuhkan terapi antibiotik.

5. Rangsangan Seksual

5 Penyebab Nyeri pada Vagina

Vagina selalu basah dapat disebabkan oleh rangsangan seksual di area bibir, leher, payudara, paha, atau vagina. Setelah terangsang, dapat timbul respons berupa keluarnya cairan lubrikan yang berfungsi sebagai pelumas vagina. 

Rangsangan dan keluarnya lubrikan vagina merupakan persiapan sebelum melakukan hubungan seks. Kondisi vagina basah saat terangsang ini sifatnya penting. 

Vagina basah akan membuat wanita merasa nyaman dan tidak timbul nyeri saat berhubungan seks.

Setelah wanita tidak merasa terangsang, umumnya kelenjar bartholin di dalam vagina akan berhenti memproduksi cairan pelumas. Biasanya, vagina masih terasa basah 1-2 jam setelah berhubungan seks dan akan kembali seperti semula dengan sendirinya.

Artikel lainnya: Penyebab Rasa Terbakar pada Vagina

6. Ovulasi

Ovulasi adalah masa subur wanita yang terjadi ketika sel telur dikeluarkan dari indung telur dan siap dibuahi. Saat ovulasi, serviks akan memproduksi lebih banyak lendir untuk membantu pergerakan sel sperma menuju sel telur. 

Dampaknya, vagina selalu basah saat masa subur. Kondisi ini wajar dan normal, serta akan menghilang sendiri saat masa subur sudah lewat. 

Namun, kondisi vagina basah terus karena masa subur juga akan berulang setiap bulannya. 

7. Terapi Hormonal

Terapi hormonal dapat menjadi penyebab vagina berair. Kadar hormon estrogen yang tinggi dapat memicu kelenjar bartholin untuk menghasilkan lebih banyak cairan dan mengakibatkan vagina basah.

Keluhan vagina selalu basah karena menjalani terapi hormonal adalah hal normal. Akan tetapi, jika sangat mengganggu atau membuat tidak nyaman, coba diskusikan kembali terapi ini dengan dokter, ya.

Artikel lainnya: Cara Membersihkan Vagina yang Benar dan Sehat

8. Berkeringat

Vagina normal dan sehat pada dasarnya sedikit lembap, menyerupai kulit yang sedang berkeringat. Rata-rata wanita sehat menghasilkan 1-4 mililiter (ml) cairan vagina dalam sehari. 

Menurut ahli kandungan dan kebidanan, cairan vagina normal bisa sangat kental, mengandung sekitar 1 ml.

Jumlah cairan yang dikeluarkan oleh wanita sehat dapat berubah dari hari ke hari. Kelenjar bartholin dan serviks pun menghasilkan berbagai cairan yang dapat berubah seiring waktu. 

Saat ovulasi mendekat, mungkin vagina lebih basah karena serviks meningkatkan produksi cairan.

Artikel lainnya: Penyebab Vagina Bengkak yang Mesti Diwaspadai Wanita

Miss V selalu basah memang kerap bikin khawatir. Namun, vagina basah tanpa gejala lain adalah normal dan sehat, mendukung kesuburan, membuat aktivitas seksual lebih nyaman, serta mencegah nyeri vagina.

Jika vagina selalu basah disertai keluhan lainnya, segera periksakan diri ke dokter. Gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi awal lebih cepat.

(FR/JKT)

VaginaVaginosis BakterialisTrikomoniasis

Konsultasi Dokter Terkait