Waspada, 13 Orang Meninggal Tiap Jam Akibat TBC, Ini Fakta Terbarunya!
Krisna Octavianus Dwiputra, 26 Mar 2020
Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter
Jangan sepelekan TBC! Dampak TBC ternyata bikin 13 orang meninggal per jam di Indonesia! Di Hari Tuberkulosis Sedunia ini, yuk, cek fakta terbarunya.
:strip_icc():format(webp)/article/fRDI9vWV0QLm5Po-bIgE6/original/040448100_1585212941-Waspada-13-Orang-Meninggal-Tiap-Jam-Akibat-TBC-Ini-Fakta-Terbarunya-shutterstock_596978171.jpg)
Tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Hari tersebut dipilih karena di tanggal yang sama pada 1882, dr. Robert Koch, mengumumkan temuannya, Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab tuberkulosis (TBC). Hingga kini, dampak TBC pun semakin dirasa mengancam bagi manusia.
Seperti dijelaskan dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc., Hons., meski umumnya menyerang organ paru, bakteri penyebab TBC juga dapat menginfeksi hampir semua organ tubuh, seperti kulit, usus, dan tulang.
Penularan penyakit ini sering kali terjadi melalui udara dan saat seseorang dengan tuberkulosis batuk atau bersin yang akhirnya mencemari udara. Di lain sisi, orang dengan sistem daya tahan tubuh menurun seperti malnutrisi, diabetes, atau infeksi HIV, rentan tertular TBC.
“Gejala TBC meliputi batuk berdahak lebih dari tiga minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, berat badan turun, nafsu makan turun, keringat dingin pada malam hari, demam yang tidak terlalu tinggi, dan mudah lelah,” dr. Alberta menjelaskan.
Artikel lainnya Tulang Sering Nyeri, Tanda TBC Tulang?
Jumlah Penderita TBC di Indonesia Terus Meningkat
Untuk mengampanyekan kepedulian warga dunia pada TBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memilih tema “It’s TIME” di Hari Tuberkulosis Sedunia tahun ini. Tema itu dipilih untuk mengingatkan masyarakat bahwa saat ini waktunya untuk fokus menekan angka TBC di dunia.
Hal ini tak mengherankan. Faktanya, seperti diungkap WHO, pada 2018, tercatat 10 juta orang diketahui sakit tuberkulosis pada 2018. Dari jumlah itu, sebanyak 1,5 juta orang meninggal dunia karena TBC pada 2018.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Di Negeri Khatulistiwa ini, jumlah penderita TBC diketahui setiap tahunnya naik.
Menurut WHO, pada 2018, sebanyak 845 ribu penduduk Indonesia diketahui menderita TBC. Artinya, terdapat 13 orang meninggal akibat TBC setiap jamnya. Tak cukup di sana, Indonesia juga masih berada di 10 besar negara dengan penderita TBC terbanyak.
Artikel lainnya Apa Akibatnya Jika Ibu Hamil Kena TBC?
Banyak Infeksi Laten TBC yang Tersembunyi
Salah satu yang dampak TBC yang berbahaya adalah ketika seseorang mengalami infeksi laten TBC. Jika Anda sampai mengalami ini, Anda terkena sakit TBC tapi tersembunyi alias tidak sadar bahwa telah kena penyakit ini.
Menurut dr. Fiona Amelia, MPH, seseorang yang mengalami infeksi TBC laten tidak merasa sakit dan tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Mereka terinfeksi oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis), tapi tidak memiliki gejala. Satu-satunya tanda orang tersebut terinfeksi TBC adalah hasil positif pada uji tuberkulin,” dia menjelaskan.
Orang yang mengalami infeksi TBC laten tidak infeksius dan tidak menularkan infeksi TBC kepada orang lain, termasuk melalui hubungan intim.
Artikel lainnya Cara Penularan TBC yang Perlu Diwaspadai
Berikut ciri-ciri lain dari orang yang terinfeksi TB laten:
- Uji tuberkulin atau darah positif terhadap infeksi TB
- Rontgen dada normal
- Hasil pemeriksaan dahak/ sputum BTA negatif
- Memiliki kuman TB hidup di dalam tubuhnya, tetapi tidak aktif
- Tidak merasa sakit
- Tidak menularkan infeksi TB kepada orang lain
- Tetap memerlukan pengobatan TB agar penyakit TB tidak berkembang
Tetapi, ini justru yang berbahaya. Penyakit yang datang tanpa gejala justru kerap luput dari pengawasan. Akhirnya, karena tidak diobati, kondisi ini akhirnya justru mematikan.
Artikel lainnya Ini yang Harus Anda Lakukan Saat Kena TBC
Pengobatan TBC Rekomendasi WHO
Pengobatan TBC atau biasa disebut dengan TB Prevention Treatment (TPT) secara luas dibagi dalam dua kategori. Pertama, monoterapi isoniazid selama 6-12 bulan, dan yang kedua adalah rifampicin berdasarkan pengobatan pencegahan yang lebih pendek.
Pengobatan pencegahan isoniazid atau biasa disebut IPT dilakukan selama enam bulan telah menjadi rejimen yang paling banyak digunakan dalam kondisi terprogram.
Pengobatan jenis ini juga telah muncul sebagai standar untuk TPT bagi orang dewasa dan anak-anak, HIV-positif dan HIV-negatif, dan di negara dengan kejadian TB tinggi dan rendah. Beberapa kajian sudah secara konsisten menunjukkan kemanjuran IPT dalam mencegah TB.
Terkait pengobatan TBC, WHO merekomendasikan jika tanpa memandang status HIV: isoniazid harian 6 atau 9 bulan. Bisa juga rejimen mingguan rifapentine mingguan plus isoniazid.
Selain itu, pengobatan lainnya adalah rejimen 3 bulan harian isoniazid plus rifamycin. Regimen 1 bulan rifapentine harian plus isoniazid atau 4 bulan rifampisin harian saja juga dapat ditawarkan sebagai alternatif.
Memeringati Hari Tuberkulosis Sedunia, kiranya Anda bisa lebih mewaspadai penyakit ini. Ingat, dampak TBC mematikan dan sangat mudah ditularkan. Mulailah menjaga kebersihan lingkungan serta perkuat imunitas tubuh. Intip tips kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter.
[HNS/ RH]
Konsultasi Dokter Terkait
Artikel Terkait