Obat Antibiotik

Rifampicin

apt. Evita Fitriani., S. Farm, 24 Mei 2022

Ditinjau Oleh Apt. Maria Dyah Kartika L.S., S.Farm

Rifampicin adalah salah satu obat yang masuk dalam paket terapi Tuberkulosis. Apa manfaat dan bagaimana cara pakai obat ini untuk TBC?

Rifampicin

Rifampicin

Golongan

Obat Keras (Perlu Resep Dokter)

Kategori

Obat Antibiotik

Dikonsumsi oleh

Dewasa dan Anak

Bentuk obat

Kaplet 450 mg dan 600 mg, Kapsul 300 mg dan 450 mg

Rifampicin untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori C: Studi pada hewan percobaan menunjukkan adanya efek samping pada janin.

Peringatan Menyusui: Obat ini diekskresikan dalam ASI. Direkomendasikan untuk wanita menyusui hanya jika jelas diperlukan. Risiko dan manfaat harus didiskusikan dengan dokter sebelum minum obat ini.

Merek Dagang

Kaplet: Merrimac, Rifabiotic, Rifamtibi, Rif, Rimactane, Kalrifam

Kapsul: Megarif, Medirif, Corifam, Decarifam, Lanarif

Pengertian

Rifampicin adalah obat antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati beberapa infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri.

Obat ini berfungsi menghentikan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri.

Rifampicin digunakan untuk pengobatan tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dalam kombinasi dengan obat antituberkulosis lain.

Obat ini juga bisa digunakan untuk pengobatan lepra dalam kombinasi dengan obat antilepra lainnya.

Berikut penjelasan lainnya seputar fungsi obat Rifampicin.

Artikel Lainnya: Alasan Pengidap TBC Lebih Rentan Terkena Virus

Keterangan

1. Rifampicin Kaplet

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: OAINS (obat antiinflamasi nonsteroid)
  • Kandungan: Rifampicin 450 mg; Rifampicin 600 mg
  • Satuan penjualan: strip
  • Kemasan: boks, 10 strip @10 kaplet
  • Farmasi: Sanbe Farma; Indofarma; Kimia Farma; Bernofarm
  • Harga Rifampicin 450 mg: Rp11.000 - Rp45.000/strip
  • Harga Rifampicin 600 mg Rp20.000 - Rp55.000/strip

2. Rifampicin Kapsul

  • Golongan: obat keras:
  • Kelas terapi: OAINS (obat antiinflamasi nonsteroid)
  • Kandungan: Rifampicin 300 mg; Rifampicin 450 mg
  • Satuan penjualan: strip
  • Kemasan: boks, 10 strip @10 kapsul
  • Farmasi: Indofarma
  • Harga: Rp7.000 - Rp25.000/strip

Kegunaan

Indikasi Rifampicin adalah untuk mengobati TBC dan Lepra.

Artikel Lainnya: Mengenal Penyakit TBC Usus dan Gejalanya

Dosis Umum dan Aturan Pakai

Rifampicin masuk ke dalam golongan obat keras. Penggunaan dan pembeliannya harus menggunakan resep dokter.

Dosis penggunaan obat Rifampicin juga harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum digunakan.

Pasalnya, dosis pada masing-masing individu bisa berbeda, tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

Secara umum, berikut aturan penggunaan Rifampicin:

Tujuan: Tuberkulosis

Bentuk: Kaplet/Tablet

  • Dosis dewasa: 8–12 mg/kg BB per hari
  • Dosis maksimal bagi pasien dengan berat badan
  • Dosis anak-anak: 10–20 mg/kg BB per hari
  • Dosis maksimal adalah 600 mg per hari

Tujuan: Infeksi Meningitidis

Bentuk: Kaplet/Tablet

  • Dosis dewasa: 600 mg, 2 kali sehari, selama 2 hari
  • Dosis anak ≤1 bulan: 10 mg/kg BB, tiap 12 jam, selama 2 hari
  • Dosis anak >1 bulan: 20 mg/kg BB, tiap 12 jam, selama 2 hari

Tujuan: Kusta

Bentuk: Kaplet/Tablet

  • Dosis dewasa: 600 mg, sekali sebulan, selama 6–12 bulan
  • Dosis anak 10–14 tahun: 400 mg, 1 kali sebulan, selama 6–12 bulan
  • Dosis anak usia 10 mg/kg BB, 1 kali sebulan, selama 6–12 bulan

Tujuan: Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Influenzae Tipe B (Hib)

Bentuk: Kaplet/Tablet

  • Dosis dewasa: 600 mg per hari, selama 4 hari
  • Dosis anak-anak usia ≤1 bulan: 10 mg/kg BB per hari, selama 4 hari
  • Dosis anak-anak usia >1 bulan: 20 mg/kg BB per hari, selama 4 hari. Dosis maksimal adalah 600 mg/hari

Artikel Lainnya: Mengenal IGRA Test, Pemeriksaan Darah untuk Deteksi TBC

Cara Menggunakan

Ikuti petunjuk atau informasi yang diberikan dokter. Jangan melebihkan atau mengurangi dosis yang dianjurkan. 

Konsumsi Rifampicin saat perut kosong, sekitar 1 jam sebelum makan, ataupun 2 jam setelah makan.

Jika mengalami kesulitan dalam mengonsumsi Rifampicin kapsul, Anda boleh membuka kapsul tersebut dan taburkan di sendok kemudian minum bersama air.

Untuk menghindari lupa mengonsumsi obat, sebaiknya Rifampicin dikonsumsi di jam yang sama setiap harinya.

Jika Anda melupakan satu dosis, segera minum jika jeda dengan waktu minum selanjutnya masih lama.

Namun, jika jeda dengan waktu minum berikutnya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis di waktu bersamaan.

Jangan menghentikan pengobatan tanpa terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter dapat membuat bakteri terus tumbuh dan mengakibatkan infeksi kambuh kembali.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu antara 15-30 derajat Celsius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi saat minum Rifampicin adalah:

  • kemerahan pada wajah dan gatal
  • ruam
  • mual dan muntah
  • diare
  • flu
  • perubahan warna (kuning, jingga, merah, atau coklat) pada gigi, urin, sputum keringat, air mata
  • superinfeksi
  • gangguan penglihatan
  • udema (terjadinya pembengkakkan yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian tubuh tertentu)

Artikel Lainnya: Menilik Pola Hidup Sehat Ibu Hamil yang TBC

Kontraindikasi

Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap Rifampicin
  • penyakit kuning
  • hindari penggunaan bersamaan dengan kombinasi saquinavir/ritonavir; atazanavir, darunavir, fosamprenavir, saquinavir, dan tipranavir

Interaksi Obat Rifampicin

Hindari penggunaan Rifampicin secara bersamaan dengan obat-obat berikut:

  • Isoniazid
  • Praziquantel
  • Cefazolin dan sefalosporin lain yang mengandung rantai samping N-methylthiotetrazole
  • Antiaritmia (misalnya disopyramide, quinidine)
  • Antiepilepsi (misalnya fenitoin)
  • Barbiturat
  • Antagonis hormon (misalnya tamoxifen, toremifene)
  • Antipsikotik (misalnya haloperidol, aripiprazole)
  • Antikoagulan (misalnya warfarin)
  • Antijamur (misalnya flukonazol, ketokonazol)
  • Antiretroviral lain (misalnya zidovudine, indinavir, efavirenz)
  • Obat antivirus hepatitis C (misalnya daclatasvir)
  • Beta-blocker (misalnya bisoprolol)
  • Ca channel blocker (misalnya diltiazem)
  • Anxiolitik dan hipnotik (misalnya diazepam)
  • Antibakteri tertentu (misalnya kloramfenikol, klaritromisin)
  • Kortikosteroid
  • Glikosida jantung
  • Kontrasepsi hormonal (misalnya estrogen, progestogen)
  • Agen antidiabetes (misalnya glipizide, rosiglitazone)
  • Imunosupresan (misalnya siklosporin, tacrolimus)
  • Hormon tiroid (misalnya levotiroksin)
  • Analgesik (misalnya metadon, morfin)
  • Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko hepatotoksisitas berat dengan kombinasi saquinavir/ritonavir. Dapat secara substansial menurunkan konsentrasi plasma dan kemanjuran atazanavir, darunavir, fosamprenavir, saquinavir, tipranavir yang dapat menyebabkan perkembangan resistensi virus.

Artikel Lainnya: Penyebab Tuberkulosis Kelenjar, Penyakit yang Sering Sembunyi

Peringatan dan Perhatian

Hindari minum obat Rifampicin jika Anda memiliki riwayat:

  • alergi terhadap Rifampicin
  • diabetes
  • kecanduan alkohol
  • HIV/AIDS
  • porfiria
  • gangguan hati
  • hepatitis
  • penyakit kuning

Hindari mengonsumsi alkohol selama menggunakan Rifampicin, karena dapat meningkatkan risiko penyakit liver.

Rifampicin dapat mengubah warna urine, tinja, air liur, dahak, dan keringat menjadi oranye atau cokelat kemerahan.

Flek ini akan hilang setelah Anda berhenti mengonsumsi Rifampicin.

Untuk pengguna lensa kontak, hati-hati dalam mengonsumsi Rifampicin. Pasalnya, lensa kontak Anda dapat berubah warna selama minum obat ini.

Informasikan dokter jika Anda akan menjalani vaksinasi. Pasalnya, Rifampicin bisa menurunkan efektivitas vaksin yang menggunakan bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.

Informasikan dokter jika Anda sedang dalam program penundaan kehamilan karena Rifampicin akan memengaruhi efektivitas pil KB.

Selama menggunakan obat ini, disarankan untuk menggunakan kontrasepsi jenis lain.

Artikel Lainnya: Kenali Gejala Tuberkulosis Kelenjar yang Mematikan

Kategori Kehamilan

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Rifampicin ke dalam Kategori C.

Artinya, studi pada hewan percobaan menunjukan adanya efek samping pada janin.

Namun, belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat dapat diberikan apabila efek terapinya lebih besar dari resiko pada janin.

Peringatan Kehamilan

Ibu hamil wajib berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.

Peringatan Menyusui

Obat ini dapat diekskresikan ke dalam ASI. Risiko dan manfaat harus didiskusikan dengan dokter sebelum minum obat ini.

Penyakit Terkait 

Rekomendasi Obat Sejenis

Dapatkan informasi lain seputar kesehatan dengan men-download aplikasi KlikDokter.

(HNS/AYU)