Kesehatan Umum

Muncul Benjolan di Kepala Belakang? Ini 10 Penyebabnya!

Aprinda, 29 Mar 2023

Ditinjau Oleh dr. Theresia Yunita

angan panik dulu jika ada benjolan di kepala belakang. Cari tahu penyebabnya dan kapan harus ke dokter lewat ulasan berikut ini!

Muncul Benjolan di Kepala Belakang? Ini 10 Penyebabnya!

Saat menyentuh bagian belakang kepala, kamu merasakan adanya benjolan? Wah, apa penyebabnya, ya?

Jangan dulu panik, berikut adalah berbagai penyebab benjol di kepala belakang yang perlu kamu tahu:

1. Rambut yang Gagal Tumbuh

Disampaikan oleh dr. Theresia Rina Yunita, “Rambut yang gagal tumbuh atau tumbuh ke dalam bisa menyebabkan benjolan di kepala.”

Kalau kamu sentuh, benjolannya mirip seperti jerawat dan kadang terasa nyeri.

2. Trauma Kepala

Kondisi ini bisa menimbulkan benjol yang terasa sakit di kepala belakang. Pada kasus trauma kepala ringan, benjolan dapat sembuh dengan sendirinya.

Sementara untuk kasus trauma kepala berat, cedera juga bisa menyebabkan perdarahan di otak.

3. Folikulitis

Peradangan atau infeksi oleh bakteri atau jamur pada folikel rambut disebut dengan folikulitis. Kondisi ini menimbulkan benjolan di kepala belakang mirip jerawat yang kemerahan dengan puncak keputihan. 

Benjolannya ini terasa gatal dan nyeri. Bila tidak kamu obati, infeksi bisa berubah menjadi luka terbuka.

4. Keratosis Seboroik

Pertumbuhan kulit non-kanker yang mirip kutil ini bisa muncul di kepala atau leher. Umumnya, keratosis seboroik terjadi pada lansia.

Benjolan ini tidak berbahaya, tapi bisa diangkat lewat operasi jika dikhawatirkan berpotensi kanker.

5. Kista Pilar

“Kista ini bisa terjadi di kulit kepala akibat penumpukan keratin pada folikel rambut”, jelas dr. Theresia.

Benjolan di kepala belakang ini memiliki ukuran yang bervariasi, permukaannya halus, dan menyerupai warna kulit. Bila disentuh, kista tidak menimbulkan rasa nyeri.

6. Kista Epidermoid

Penumpukan keratin di bawah kulit bisa menimbulkan kista epidermoid. Benjolan di belakang kepala ini berukuran kecil dan terasa keras.

Kadang, benjolan dapat hilang dengan sendirinya. Tidak ada perawatan khusus, kecuali jika benjolan terinfeksi atau menimbulkan nyeri.

7. Lipoma

Lipoma merupakan kumpulan jaringan lemak yang terletak di bawah kulit. Biasanya muncul di leher atau bahu, tapi bisa juga di kepala meskipun jarang.

Benjolan yang muncul ini terasa kenyal dan sedikit bergerak saat disentuh, tapi tidak berbahaya maupun menimbulkan rasa nyeri. Operasi mungkin dilakukan jika lipoma membesar.

8. Pilomatricoma 

Pilomatricoma adalah tumor folikel rambut yang berkembang ketika sel-sel folikel tumbuh terlalu banyak. Umumnya, hanya satu benjolan yang terbentuk, dan tumbuh perlahan seiring waktu.

Ada kemungkinan kecil benjolan di kepala belakang ini bisa berubah menjadi kanker. Jika terjadi infeksi atau berpotensi kanker, benjolan akan dioperasi.

9. Kanker Kulit

Beberapa jenis kanker kulit dapat berkembang di kulit yang terkena sinar matahari langsung, misalnya pada kulit kepala yang botak.

Benjolan yang terbentuk di belakang kepala ini berukuran kecil dan menimbulkan luka. Sebagian besar kanker kulit di kepala biasanya tidak menyebar. Akan tetapi, kondisinya perlu mendapatkan penanganan serius.

10. Eksostosis

Eksostosis merupakan pertumbuhan tulang di atas tulang yang ada. Pertumbuhan tulang ini sering kali muncul pertama kali pada masa kanak-kanak dan paling sering di kepala.

Rontgen dapat memastikan benjolan di belakang kepala ini terkait dengan eksostosis atau Perawatan disesuaikan gejala yang dirasakan. Dalam kasus yang serius, pembedahan perlu dilakukan.

Beberapa benjolan di kepala tidak membutuhkan perawatan khusus dan dapat membaik dengan sendirinya. 

Namun dr. Theresia menekan, “Kalau benjolan semakin membesar, nyeri hebat, menimbulkan luka yang tidak kunjung membaik, atau mengganggu secara estetik, boleh langsung periksa ke dokter.”

Jika kamu punya keluhan benjolan di kepala, jangan ragu periksa ke dokter. Lebih mudah, bisa gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

Dapatkan juga berbagai informasi kesehatan tepercaya di aplikasi KlikDokter untuk bantu #JagaSehatmu!

(NM)

Konsultasi Dokter Terkait