Kesehatan Umum

Bahaya Suntik Vaksin Sendiri Tanpa Pengawasan Nakes

Tri Yuniwati Lestari, 27 Agu 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Seorang ibu menyuntikkan vaksin COVID-19 pada anaknya tanpa pengawasan tenaga kesehatan. Apa dampak buruk suntik vaksin sendiri? Ini kata dokter.

Bahaya Suntik Vaksin Sendiri Tanpa Pengawasan Nakes

Baru-baru ini ada sebuah berita yang cukup menghebohkan masyarakat. Seorang ibu mencoba menyelak antrean vaksin dan menyuntikkan sendiri pada anaknya. Kabarnya ibu tersebut mengaku sebagai perawat meski belum dipastikan.

Apa efek buruk suntik vaksin sendiri bagi tubuh?

1 dari 2

Bahaya Suntik Vaksin Sendiri

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, menyuntikkan vaksin sendiri memiliki risiko yang cukup berbahaya, apalagi jika penyuntik bukanlah seorang profesional yang bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Artikel Lainnya: Mengenal Efektivitas Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson

 

Dalam video yang viral, sang ibu mengaku sebagai tenaga kesehatan. Namun, saat itu ia tidak memiliki wewenang dalam kegiatan vaksinasi COVID-19.

Terlebih, ia juga tidak menggunakan APD maupun sarung tangan saat menyuntikkan vaksin.

Menurut dr. Devia hal ini bisa berbahaya. Pasalnya, tenaga kesehatan yang ditunjuk sebagai vaksinator perlu melakukan pelatihan dari Kementerian Kesehatan. Tidak semua tenaga kesehatan dapat menjadi vaksinator vaksin virus corona.

Dalam bertugas pun, vaksinator perlu melaksanakan petunjuk klinis yang sudah ditetapkan Kemenkes. Penggunaan APD, sarung tangan, face shield, dan masker medis merupakan beberapa contohnya.

“Isi vaksin bisa rusak karena tidak tahu cara penyimpanan atau pengambilannya, serta tidak tahu cara penyuntikan dan lokasi yang tepat. Hal ini bisa membuat vaksin tidak tepat masuk ke tubuh dan risiko infeksi, terlebih jika penyuntikan tidak steril,” jelas dr. Devia.

2 dari 2

Apa Tugas Vaksinator COVID-19?

Melansir laman resmi CDC, vaksinator berperan penting dalam penyimpanan, penanganan, persiapan, dan pemberian vaksin. Ia juga harus siap menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran penerima vaksin.

Artikel Lainnya: Efektivitas Masker Air Purifier untuk Cegah COVID-19

Penting bagi para tenaga kesehatan tersebut untuk menerima pelatihan yang memadai. Pelatihan pun harus terus dilakukan selama vaksinasi COVID-19 berjalan. Hal ini meliputi jenis vaksin baru dan perkembangan lainnya. 

Vaksinator juga wajib melaporkan jumlah dosis vaksin harian, baik yang masih tersedia maupun yang telah diberikan. Ini penting untuk pendataan dan persiapan pemberian vaksin selanjutnya.

Selain itu, vaksinator wajib melaporkan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) ataupun masalah lainnya yang ditemukan.

Petugas medis dalam vaksinasi juga harus siap dihubungi bila penerima vaksin mengalami gejala yang tidak muncul selama proses observasi di lokasi vaksin.

Tidak perlu takut melakukan vaksinasi COVID-19. Vaksin yang diberikan telah memiliki izin dan teruji klinis, serta tenaga kesehatan yang bertugas telah terlatih.

Segera daftarkan diri untuk mendapatkan vaksinasi. Selama di lokasi vaksin, tetap gunakan masker, menjaga jarak, dan hindari kerumunan.

Bila ingin tanya lebih lanjut seputar vaksin COVID-19, konsultasi lebih mudah lewat LiveChat dokter.

(FR/AYU)

virus corona
efek samping vaksin
vaksin virus corona